Friday, November 29, 2013

My Activitiy

0

Kontes Bahasa Jawa Ala SDIT Nurul Huda

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Ahad(10/11/2013)- Saat ini keberadaan Bahasa Jawa nampaknya mulai semakin terpinggirkan. Hal ini terindikasikan dengan semakin tidak tertariknya masyarakat untuk menggunakan Bahasa Jawa sebagai dialog keseharian mereka. Terutama kalangan anak-anak dan remaja zaman sekarang. Mereka lebih senang dan enjoi menggunakan bahasa lain dengan alasan lebih enjoi dan gaul. Bahkan tidak jarang ditemui, anak-anak dan remaja sekarang tidak mengerti dan memahami Tata Bahasa Jawa. Sungguh sebuah hal yang sangat ironi dan menyedihkan.
Disadari ataupun tidak, hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan Bahasa Jawa yang diterima oleh mereka. Pendidikan tersebut dapat berarti di sekolah, di rumah, ataupun di masyarakat.
Dalam kurikulum pendidikan, Bahasa Jawa pun tidak memperoleh porsi waktu yang cukup. Rata-rata sekolah hanya menerapkan pembelajaran Bahasa Jawa 2 jam pelajaran per pekan. Bahkan di tingkat SLTA, pembelajaran Bahasa Jawa tidak diajarkan. Tak ayal lagi, akibatnya adalah anak-anak dan remaja sekarang kurang dapat mengenal dan memahami tata Bahasa Jawa dengan baik.



 Sebagai upaya untuk mengenalkan tata Bahasa Jawa kepada anak-anak, SDIT Nurul Huda Purbalingga menggelar kontes pidato Bahasa Jawa bagi siswa level V. Kontes pidato Bahasa Jawa tersebut dilaksanakan kemarin (Sabtu,9/11/2013) pukul 08.00-10.30 WIB.
Kontes pidato untuk pertama kali digelar oleh SDIT Nurul Huda itu dilaksanakan di loby ruang prestasi level V lantai 2. Acara tersebut diikuti oleh puluhan siswa level V. Didaulat sebagai juri tunggal adalah Ust Hanif Hamdani dari Solo.
Satu demi satu para siswa level V menampilkan kebolehannya dalam berpidato menggunakan Bahasa Jawa. Ada yang menggunakan Bahasa Jawa kromo, kromo inggil, dan ada pula yang menggunakan Bahasa Jawa ngapak khas Banyumasan yang mengundang tawa para penonton. Diantara mereka pun ada yang melakukan pidato dengan membaca teks dan adapula yang tanpa membaca teks.
Guru Bahasa Jawa SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hasan Sidiq mengatakan, kontes pidato Bahasa Jawa ini merupakan bagian dari penerapan pembelajaran Bahasa Jawa di level V. Menurutnya, dengan cara penerapan langsung pembelajaran akan lebih mudah untuk diterima dan dipahami oleh anak-anak.
"Penerapan ini akan lebih berkesan dan mudah diterima oleh anak," ujar Ust Hasan Sidiq.
Sementara itu Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hari Setiawan mengatakan, kontes pidato Bahasa Jawa ini diselenggarakan oleh sekolah sebagai bentuk pembelajaran yang bersifat mengembangkan bakat dan potensi anak. Selain itu juga kontes ini dilaksanakan sebagai bagian dari melestarikan budaya Jawa yaitu mengenalkan Bahasa Jawa kepada anak-anak.
"Kontes ini sebagai bagian dari melestarikan Bahasa Jawa dengan mengenalkan kepada anak-anak khususnya siswa kami," kata Ust Hari Setiawan.

 SDIT Nurul Huda Gelar MT

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(5/11/2013)- Meskipun pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SD Tahun Pelajaran 2013/2014 masih beberapa bulan lagi, namun persiapan yang dilakukan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga mulai dilakukan. Salah satunya adalah mempersiapkan mental dan phsikologis para siswa level VI yang dalam beberapa bulan ke depan akan mengikuti UN tersebut.
Seperti yang dilaksanakan pada sore (Senin,4/11/2013) hingga pagi hari ini (Selasa,5/11/2013), para siswa level VI mengikuti Motivating Training (MT) yang diselenggarakan oleh sekolah.
MT yang sengaja digelar oleh SDIT Nurul Huda tersebut diikuti oleh para siswa level VI yang dimulai pada hari Senin(4/11) pukul 17.30 WIB. Acara tersebut dilaksanakan bertempat di Kampus SDIT Nurul Huda Purbalingga yang beralamat di Desa Karangreja RT 16 RW VIII Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.


 Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melaluli Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari setiawan menuturkan, Motivating Training tersebut digelar sebagai bagian dari persiapan menuju sukses UN Tahun Pelajaran 2013/2014.
"MT ini merupakan salah satu persiapan menuju UN yang akan diikuti oleh para siswa level VI," tutur Ust Hari Setiawan.
Dalam MT tersebut para siswa mendapatkan materi berkaitan dengan phsikologis agar siap menyongsong pelaksanaan UN. Mereka diberikan motivasi agar siap mengikuti UN oleh para trainer.
"Anak-anak mendapatkan materi motivasi diri agar siap UN dari para trainer," kata Ust Hari.
Lebih lanjut Ust Hari mengatakan, MT ini digelar dengan harapan para siswa akan merasa lebih termotivasi untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam menyongsong Ujian Nasional (UN) tingkat SD Tahun Pelajaran 2013/2014.
"Kita harapkan akan tumbuh motivasi dalam diri siswa untuk menyiapkan UN dengan baik dan bersungguh-sungguh," harap Ust Hari Setiawan.


Terimakasih untuk air minum isi ulang "Tirta Sari" atas dukungan dan suportnya terhadap SDIT Nurul Huda Purbalingga. Semoga kebersamaan ini terus berlanjut di waktu mendatang. — bersama Mukhlasin Masduki.



 "SDIT Nurul Huda Komitmen Kembangkan Pendidikan"

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(29/10/2013)- Membahas masalah pendidikan di Indonesia memang tidak ada habis-habisnya. Bagaimana tidak, di negeri yang memiliki penduduk lebih dari 200 juta jiwa ini namun dalam hal pendidikan ternyata masih tertinggal dengan beberapa negara lain. Pendidikan di negeri ini nampaknya masih jalan di tempat bahkan cenderung mengalami kemunduran.
Ketika kita menelaah sejarah pendidikan di negeri kita ini dalam beberapa dasawarsa yang lalu, banyak pelajar dan mahasiswa dari luar negeri yang belajar di lembaga pendidikan negeri kita. Namun kini sebaliknya, banyak pelajar dan mahasiswa kita yang justru belajar di luar negeri. Bukan sesuatu yang jelek memang. Tetapi ada hal yang ironi, dimana pendidikan di negeri kita justru tidak lagi menjadi kiblatnya dunia pendidikan. Dengan kata lain hal itu dapat pula menunjukan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami disdinamisasi.
Sungguh masalah besar yang harus dicari solusinya. Solusi yang tepat untuk mengatasi ketertinggalan tersebut.
Disadari ataupun tidak, salah satu faktor yang mempengaruhi keterpurukan pendidkan di negeri kita adalah beralihnya orientasi dari para pengelolanya. Ya, beralihnya orientasi para pengelola pendidkan sangat berpengaruh pada maju atau mundurnya kualitas pendidikan di negeri kita Indonesia.


 Oleh karena itulah, keberadaan SDIT Nurul Huda Purbalingga tetap terus berkomitmen menyelenggarakan pendidikan dengan orientasi pendidikan yang murah dan berkualitas. Hal ini disampaikan oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hari Setiawan kemarin (Senin,28/10/2013). Menurutnya, sekolah yang berkualitas tidak harus mahal, sebab kualitas pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh mahalnya biaya yang dikeluarkan. Tetapi yang utama adalah mentalitas dan orientasi pengelolanya terutama para gurunya.
"Mentalitas dan orientasi pengelola akan sangat berpengaruh kepada kualitas pendidikan yang dikelolanya," kata Ust Hari Setiawan.
Ketika mentalitas dan orientasi pengelolanya bagus dan pas maka akan berimbas pada proses pengelolaannya yang akan menghasilkan pendidikan yang bagus. Sebaliknya, kalau mentalitas dan orientasi pengelolanya tidak bagus maka hasilnya pun akan kurang bagus pula.
"Kalau mentalitas dan orientasi pengelolanya sudah tidak bagus maka hasilnya pun akan menyesuaikan dengan mentalitas dan orientasi pengelolanya," ujar Ust Hari Setiawan.



 Siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga sedang belajar bersama Majelis Hakim, Jaksa Penuntut Umum, petugas Panitera, dan Pengacara di ruang sidang PN Purbalingga sesaat sebelum sidang dimulai pada beberapa waktu yang lalu. Para siswa tampak begitu konsentrasi mendengarkan penjelasan Pak Hakim yang akan bertugas mengadili perkara.





 Siswa SDIT Nurul Huda Masuk Rutan

SDIT NURUL HUDA Purbalingga, Jum'at(11/10/2013)- Kamis (10/10) pukul 10.30 WIB kunjungan belajar siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga di Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Purbalingga berakhir. Para siswa level VI tersebut kemudian melanjutkan kunjungan belajar ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kabupaten Purbalingga.
Di Rutan Kabupaten Purbalingga, rombongan para siswa level VI tersebut diterima oleh Kasi Pelayanan dan Humas Bapak Helmi, A.Md,SH,MH di dalam ruang tunggu pembesuk.
Selenjutnya para siswa mendapatkan penjelasan seputar keberadaan Rutan Purbalingga dari Bapak Helmi. Menurutnya, Rutan Purbalingga memiliki berbagai ruang tahanan. Ruang tahanan tersebut antara lain ruang tahanan dewasa, ruang tahanan perempuan, dan ruang tahanan anak-anak. Di dalamnya juga terdapat pemeriksaan kesehatan dan ruang administrasi yang digunakan oleh para staf dan karyawan Rutan. Selain itu Rutan Purbalingga juga memiliki area yang digunakan untuk pembinaan penghuni warga binaan.
Menurut Bapak Helmi, normalnya Rutan Purbalingga mampu menampung tahanan sebanyak 78 orang. Namun saat ini rutan diisi 168 tahanan.
"Rutan mengalami over kapasitas, yang seharusnya diisi hanya 78 namun saat ini diisi 168 orang," jelas Helmi dihadapan para siswa.
Setelah mendapatkan penjelasan seputar keberadaan rutan, para siswa kemudian berkesempatan menyambangi berbagai ruang yang ada. Ruangan yang sempat disambangi antara lain ruang administrasi, ruang pemeriksaan kesehatan, ruang pembesuk, dan area pembinaan.
Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hari Setiawan menuturkan, kunjungan belajar tersebut dilaksanakan dengan maksud agar para siswa mengerti dan memahami akibat dari perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh seseorang. Dengan harapan, mereka dapat mengambil pelajaran dan tidak akan melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
"Harapannya para siswa bisa memperoleh pelajaran dari mereka yang melanggar hukum, sehingga tidak ikut-ikutan melakukan pelanggaran hukum," tutur Ust Hari Setiawan.

Learning in Schools

0

Siswa SDIT Nurul Huda di Pengadilan

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(10/10/2013)- Pagi tadi (Sabtu,10/10/2013) suasana ruang sidang utama di Pengadilan Negeri (PN) Purbalingga berbeda dari hari biasanya. Terlihat puluhan siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga berada di dalamnya. Namun keberadaan puluhan siswa level VI SDIT Nurul Huda tersebut bukan karena tersangkut kasus perkara perdata maupun pidana. Namun mereka sedang melaksanakan kunjungan belajar. Mereka sedang belajar secara langsung berkaitan dengan lembaga hukum Indonesia di PN Kabupaten Purbalingga.
Dalam kunjungan belajar tersebut rombongan para siswa level VI yang dipimpin oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan diterima dengan baik di ruang sidang utama oleh petugas Panitera PN Purbalingga Bapak Thomas, SH, MH.
Selanjutnya para siswa mendapatkan penjelasan berkenaan dengan proses pengurusan perkara di pengadilan oleh petugas Panitera PN Purbalingga Bapak M Thomas Kepomo Sugiharto, SH. Menurutnya, perkara hukum pada umumnya di bagi menjadi dua yaitu perkara perdata dan pidana.



 "Hukum pada umumnya dibagi dua yaitu hukum perdata dan hukum pidana," jelas Thomas dihadapan para siswa yang mendengarkan dengan konsentrasi.
Untuk yang berkaitan dengan perkara perdata, proses peradilan dapat langsung dilaksanakan di tingkat pengadilan tanpa harus melalui penyidik terlebih dahulu. Namun untuk perkara yang bersifat pidana maka harus melalui tahapan di tingkat penyidik yaitu Kepolosian, Kejaksaan, baru kemudian di tingkat Pengadilan.
Para siswa juga mendapatkan penjelasan tentang tugas hakim, jaksa, penyidik, pengacara, petugas panitera.
Setelah mendapatkan penjelasan berkenaan proses peradilan, selanjutnya para siswa level VI tersebut menyambangi berbagai ruang yang ada di PN Purbalingga. Dengan dipandu oleh Bapak Thomas para siswa menyambangi ruang perkara perdata, perkara pidana, ruang panitera, ruang penyimpanan barang bukti, ruang tahanan, dan beberapa ruang lain.
Selain itu, para siswa juga menyempatkan melihat secara langsung proses persiapan persidangan di salah satu ruang sidang. Para siswa terlihat cukup antusias ketika melihat para hakim, jaksa, panitera, pengacara, tersangka, dan saksi tengah bersiap untuk melaksanakan proses persidangan.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan mengatakan, kunjungan belajar ini sebagai bentuk pembelajaran secara langsung pada mata pelajaran IPS dan PKn tentang lembaga-lembaga peradilan di Indonesia.
"Ini adalah bentuk pembelajaran siswa secara langsung barkaitan dengan lembaga peradilan di Indonesia pada mata pelajaran IPS dan PKn," tutur Ust Hari Setiawan.
Kunjungan belajar yang dimulai pukul 08.00 WIB akhirnya berakhir pada pukul 10.30 WIB.


 PENGUMUMAN!

Insya Alloh akan dilaksanakan REUNI ALUMNI SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA angkatan pertama sampai terakhir. Reuni akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Oktober 2013 mulai pukul 08.00 WIB-selesai, bertempat di TAMAN AQUARIUM PANCURAN MAS PURBASARI PURBAYASA. Kontribusi peserta Rp.20.000,-.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi Ust Mukhsin. Terimakasih.

 SDIT Nurul HUda "Banjir Debu"

SDIT Nurul Huda Purbalingga, Sabtu(28/9/2013)- Salah satu kewajiban sekolah yang seharusnya direalisasikan adalah memfasilitasi siswa dalam beraktifitas belajar dan bermain dengan menyediakan lahan bermain yang representatif. Dengan fasilitas lahan bermain yang representatif maka segala potensi dan kompetensi yang dimiliki siswa sangat mungkin untuk dikembangkan dengan baik dan maksimal. Sebaliknya, apabila fasilitas belajar dan bermain yang representatif tidak dapat diralisasikan maka potensi dan kompetensi yang dimiliki siswa pun akan kurang dapat berkembang dengan baik dan maksimal.

Hal inilah yang saat ini sedang dihadapi SDIT Nurul Huda Purbalingga. Ketersediaan lahan bermain siswa yang representatif nampaknya masih cukup sulit direalisasikan oleh sekolah yang mengembangkan pembelajaran Outdoor Study tersebut. Area bermain siswa yang berupa halaman yang dimiliki meskipun sudah cukup luas, namun masih jauh dari representatif.



 Halaman sekolah seluas sekitar 25 X 20 meter tersebut masih berupa tanah liat. Apabila saat musim kemarau maka sangat berdebu. Sedangkan ketika musim hujan maka halaman menjadi sangat becek. Tentu saja hal ini sangat mengganggu proses kegiatan siswa, baik belajar maupun bermainnya.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan mengatakan, pihak sekolah sebenarnya sudah mengupayakan untuk meningkatkan kualitas halaman agar lebih representatif. Namun karena ketersediaan anggaran yang minim maka upaya tersebut belum dapat terlihat efektifitasnya.
Sampai saat ini upaya yang dilakukan oleh sekolah adalah membuat saluran draenase agar apabila musim hujan tiba, air hujan tidak tergenang dan dapat dengan lancar masuk ke sungai. Sehingga akan mengurangi tingkat kebecekan halaman.
Sementara itu di saat musim kemarau, untuk mengurangi debu yang beterbangan pihak sekolah mengupayakan halaman disiram dengan air.
"Ya baru itu yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah," tutur Ust Hari Setiawan tadi pagi (Sabtu,28/9/2013).
Sementara itu secara terpisah Ketua Yayasan Islam Nurul Huda Purbalingga Ust. Ali Mubarok, S.Pd.I menjelaskan, sebenarnya yayasan sedang mengupayakan halaman untuk di paving. Namun upaya yayasan masih terganjal dengan anggaran yang belum mencukupi.
"Anggaran yang ada belum mencukupi, sehingga masih tertunda," jelas Ust Ali beberapa waktu yang lalu.
Ust Ali menambahkan, Yayasan Islam Nurul Huda Purbalingga juga membuka bagi masyarakat yang peduli dengan pendidikan untuk membantu memfasilitasi siswa dengan membantu dalam merealisasikan fasilitas bermain yang representatif.
"Kami sangat berterimaksih apabila ada masyarakat yang terpanggil untuk membantu kami dalam memfasilitasi siswa dalam belajar dengan meng-infaq-kan sebagian rizkinya kepada kami," tambahnya.
 

 SDIT Nurul Huda Kekurangan Peralatan Kebersihan
SDIT Nurul Huda Purbalingga, Selasa(24/9/2013)-
Salah satu tradisi orang Indonesia yang sangat sulit dirubah adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan. Hal ini sangat terlihat apabila di suatu tempat ada keramaian. Hampir bisa dipastikan salah satu yang tersisa adalah sampah yang berserakan di mana-mana. Padahal ketersediaan tempat sampah sangat mencukupi.
Inilah satu tradisi buruk masyarakat yang harus diperbaiki. Memang tidak mudah untuk memperbaiki tradisi buruk yang sudah turun-temurun diwariskan oleh bangsa ini. Diperlukan pola pendidikan dan pembiasaan yang secara terus-menerus dan berkesinambungan. Tentu saja pendidikan dan pembiasaan tersebut harus dimulai oleh seseorang dari sejak masih kecil. Tanpa pendidikan dan pembiasan sejak masih usia kanak-kanak maka kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan akan terus menjadi tradisi yang tetap dilestarikan oleh bangsa ini.
Oleh karena itulah SDIT Nurul Huda Purbalingga berupaya menjadikan perilaku membuang sampah pada tempatnya menjadi kebiasaan, tradisi, dan budaya bagi para siswanya. Hal ini disampaikan oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hari Setiawan siang tadi (Selasa,24/9/2013). Menurutnya kebiasaan buruk membuang sampah tidak di tempatnya tidak boleh dibiarkan. Kebiasaan buruk itu harus dirubah secara bertahap dan terus-menerus.


 "Kebiasaan buruk membuang sampah bukan di tempatnya harus dirubah, tidak boleh dibiarkan saja," tutur Ust Hari Setiawan.
Menurut Ust Hari, berbagai cara telah dan terus diupayakan oleh sekolah agar kebiasaan membuang sampah di tempat sampah dapat menjadi tradisi dan budaya para siswanya. Berbagai upaya tersebut antara lain dengan melaksanakan pembinaan pentingnya membuang sampah di tempat sampah kepada seluruh siswa. Selain itu, juga dilaksanakan program pembiasaan membuang sampah di tempatnya.
Untuk mendukung pembiasaan tersebut, pihak sekolah juga secara berkala berupaya memfasilitasi kebiasaan tersebut dengan pengadaan peralatan kebersihan. Salah satunya adalah penyediaan tempat atau tong sampah dengan ukuran besar untuk menampung sampah.
"Sekolah telah menyediakan tempat atau tong sampah dalam ukuran besar. Meskipun jumlahnya belum memadai," kata Ust Hari.
Ust Hari menjelaskan, sebenarnya SDIT Nurul Huda Purbalingga membutuhkan 4 unit tempat sampah dengan ukuran besar. Namun karena terbatasnya anggaran, baru bisa direalisasikan 2 unit. Artinya kebutuhan akan tempat sampah dengan ukuran besar masih kurang 2 unit lagi.
"Kami masih kekurangan 2 unit tempat sampah ukuran besar," jelasnya.


 Siswa Level III Ikuti Training Hangatnya Kebersamaan

SDIT Nurul Huda Purbalingga, Sabtu(21/9/2013)- Puluhan siswa level III SDIT Nurul Huda Purbalingga mulai sore ini Sabtu(21/9/2013) sampai Ahad(22/9/2013) mengikuti training Bina Belajar dan Taqwa yang bertajug "Hangatnya Kebersamaan". Training Bina Iman dan Taqwa tersebut diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga dan diikuti oleh puluhan siswa level III. Rencananya dalam acara yang diselenggarakan di Kampus SDIT Nurul Huda tersebut para siswa akan mendapatkan berbagai pelatihan dan motifasi dari para trainer yang disiapkan oleh sekolah.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan mengatakan, para peserta yang kesemuanya merupakan siswa level III akan mengikuti berbagai rangkaian materi dari para trainer. Materi tersebut antara lain Motifasi Belajar, Kisah Teladan, BTA Tartili, Tikror Tahfidz, dan games.
"Mereka akan mendapatkan beberapa materi dari para trainer, yaitu Motifasi Belajar, Kisah Teladan, BTA Tartili, Tikror Tahfidz, dan lain-lain," kata Ust Hari Setiawan.
Training ini diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga bukan yang pertama kalinya. Dalam beberapa tahun terakhir ini sekolah yang terkenal dengan program pendidikan murah dan berkualitas itu telah menyelenggarakannya. Hal ini dilakukan oleh sekolah dengan maksud untuk menyiapkan para siswa level III agar siap mengikuti proses pembelajaran yang berbeda dari tahun sebelumnya saat mereka masih duduk di level I dan II.
Menurut Ust Hari Setiawan, proses pembelajaran di level III sangat berbeda dengan level I dan II. Sehingga para siswa perlu diberikan pemahaman bahwa proses pembelajaran yang mereka laksanakan sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Training ini adalah salah satu upaya untuk memahamkan para siswa tentang perbedaan pembelajaran tersebut. Salah satu perbedaannya adalah pembelajaran di level III mulai menuntut adanya kemandirian siswa.
Ust. Hari menambahkan, dengan dilaksanakannya training ini diharapkan para siswa level III akan memahami dan mulai bersikap lebih mandiri. Harapannya, mereka akan lebih berprestasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang diikutinya.
"Harapannya, prestasi mereka akan lebih maksimal," tambanya. (Har/14)



 Tempat PKP Disesuaikan

SDIT Nurul Huda Purbalingga, Sabtu(31/8/2013)- Proses Kegiatan Pembelajaran (PKP) di SDIT Nurul Huda Purbalingga pada hari ini, Sabtu (31/8/2013) disi dengan ODS yang diwarnai dengan berbagai tema dan pokok bahasan pembelajaran. Masing-masing level dari level I, II, III, IV, V, dan level VI melaksanakan proses kegiatan pembelajaran dalam bentuk ODS dengan tema dan pokok bahasan yang berbeda-beda.
Karena tema dan pokok bahasan pembelajaran yang berbeda maka proses kegiatan pembelajarannya pun dilaksanakan di tempat yang berbeda-beda pula. Untuk siswa level I dilaksanakan di kamar mandi dan WC Masjid Nurul Huda, level II di halaman Masjid Nurul Huda, level III di halaman depan SDIT Nurul Huda, level IV di sawah milik salah seorang warga, level V di kebun milik warga, sementara untuk siswa level VI mengambil tempat di Sungai Ponggawa.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan menjelaskan, tempat proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh para siswa berbeda-beda. Dikarenakan berbedanya tema dan pokok bahasan proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, maka tempatnya juga berbeda.




 "Tempat proses keiatan pembelajaran menyesuaikan tema dan pokok bahasan proses kegiatan pembelajarannya," jelas Ust Hari Setiawan.

Menurut Ust Hari, berbedanya tempat proses kegiatan pembelajaran pada masing-masing level selain mengacu pada perbedaan tema dan pokok bahasan juga karena mempertimbangkan efektifitas proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Walau bagaimanapun proses kegiatan pembelajaran akan lebih efektif apabila guru dapat mengambil tempat yang sesuai dengan tema dan pokok bahasannya.
"Pemilihan tempat akan berpengaruh pada efektifitas proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan," kata Ust Hari.
Lebih lanjut Ust Hari mengatakan, dengan efektifnya proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan maka akan berpengaruh kepada tingkat keberhasilan dari proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Semakin efektif maka proses tersebut akan semakin meningkat keberhasilannya.
"Prosesnya efektif maka tingkat keberhasilannya akan semakin tinggi," lanjut Ust Hari Setiawan.

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut