Siswa SDIT Nurul Huda di Pengadilan
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(10/10/2013)- Pagi tadi (Sabtu,10/10/2013) suasana ruang sidang utama di Pengadilan Negeri (PN) Purbalingga berbeda dari hari biasanya. Terlihat puluhan siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga berada di dalamnya. Namun keberadaan puluhan siswa level VI SDIT Nurul Huda tersebut bukan karena tersangkut kasus perkara perdata maupun pidana. Namun mereka sedang melaksanakan kunjungan belajar. Mereka sedang belajar secara langsung berkaitan dengan lembaga hukum Indonesia di PN Kabupaten Purbalingga.
Dalam kunjungan belajar tersebut rombongan para siswa level VI yang dipimpin oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan diterima dengan baik di ruang sidang utama oleh petugas Panitera PN Purbalingga Bapak Thomas, SH, MH.
Selanjutnya para siswa mendapatkan penjelasan berkenaan dengan proses pengurusan perkara di pengadilan oleh petugas Panitera PN Purbalingga Bapak M Thomas Kepomo Sugiharto, SH. Menurutnya, perkara hukum pada umumnya di bagi menjadi dua yaitu perkara perdata dan pidana.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(10/10/2013)- Pagi tadi (Sabtu,10/10/2013) suasana ruang sidang utama di Pengadilan Negeri (PN) Purbalingga berbeda dari hari biasanya. Terlihat puluhan siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga berada di dalamnya. Namun keberadaan puluhan siswa level VI SDIT Nurul Huda tersebut bukan karena tersangkut kasus perkara perdata maupun pidana. Namun mereka sedang melaksanakan kunjungan belajar. Mereka sedang belajar secara langsung berkaitan dengan lembaga hukum Indonesia di PN Kabupaten Purbalingga.
Dalam kunjungan belajar tersebut rombongan para siswa level VI yang dipimpin oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan diterima dengan baik di ruang sidang utama oleh petugas Panitera PN Purbalingga Bapak Thomas, SH, MH.
Selanjutnya para siswa mendapatkan penjelasan berkenaan dengan proses pengurusan perkara di pengadilan oleh petugas Panitera PN Purbalingga Bapak M Thomas Kepomo Sugiharto, SH. Menurutnya, perkara hukum pada umumnya di bagi menjadi dua yaitu perkara perdata dan pidana.
"Hukum pada umumnya dibagi dua
yaitu hukum perdata dan hukum pidana," jelas Thomas dihadapan para siswa
yang mendengarkan dengan konsentrasi.
Untuk yang berkaitan dengan perkara perdata, proses peradilan dapat langsung dilaksanakan di tingkat pengadilan tanpa harus melalui penyidik terlebih dahulu. Namun untuk perkara yang bersifat pidana maka harus melalui tahapan di tingkat penyidik yaitu Kepolosian, Kejaksaan, baru kemudian di tingkat Pengadilan.
Para siswa juga mendapatkan penjelasan tentang tugas hakim, jaksa, penyidik, pengacara, petugas panitera.
Setelah mendapatkan penjelasan berkenaan proses peradilan, selanjutnya para siswa level VI tersebut menyambangi berbagai ruang yang ada di PN Purbalingga. Dengan dipandu oleh Bapak Thomas para siswa menyambangi ruang perkara perdata, perkara pidana, ruang panitera, ruang penyimpanan barang bukti, ruang tahanan, dan beberapa ruang lain.
Selain itu, para siswa juga menyempatkan melihat secara langsung proses persiapan persidangan di salah satu ruang sidang. Para siswa terlihat cukup antusias ketika melihat para hakim, jaksa, panitera, pengacara, tersangka, dan saksi tengah bersiap untuk melaksanakan proses persidangan.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan mengatakan, kunjungan belajar ini sebagai bentuk pembelajaran secara langsung pada mata pelajaran IPS dan PKn tentang lembaga-lembaga peradilan di Indonesia.
"Ini adalah bentuk pembelajaran siswa secara langsung barkaitan dengan lembaga peradilan di Indonesia pada mata pelajaran IPS dan PKn," tutur Ust Hari Setiawan.
Kunjungan belajar yang dimulai pukul 08.00 WIB akhirnya berakhir pada pukul 10.30 WIB.
Untuk yang berkaitan dengan perkara perdata, proses peradilan dapat langsung dilaksanakan di tingkat pengadilan tanpa harus melalui penyidik terlebih dahulu. Namun untuk perkara yang bersifat pidana maka harus melalui tahapan di tingkat penyidik yaitu Kepolosian, Kejaksaan, baru kemudian di tingkat Pengadilan.
Para siswa juga mendapatkan penjelasan tentang tugas hakim, jaksa, penyidik, pengacara, petugas panitera.
Setelah mendapatkan penjelasan berkenaan proses peradilan, selanjutnya para siswa level VI tersebut menyambangi berbagai ruang yang ada di PN Purbalingga. Dengan dipandu oleh Bapak Thomas para siswa menyambangi ruang perkara perdata, perkara pidana, ruang panitera, ruang penyimpanan barang bukti, ruang tahanan, dan beberapa ruang lain.
Selain itu, para siswa juga menyempatkan melihat secara langsung proses persiapan persidangan di salah satu ruang sidang. Para siswa terlihat cukup antusias ketika melihat para hakim, jaksa, panitera, pengacara, tersangka, dan saksi tengah bersiap untuk melaksanakan proses persidangan.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan mengatakan, kunjungan belajar ini sebagai bentuk pembelajaran secara langsung pada mata pelajaran IPS dan PKn tentang lembaga-lembaga peradilan di Indonesia.
"Ini adalah bentuk pembelajaran siswa secara langsung barkaitan dengan lembaga peradilan di Indonesia pada mata pelajaran IPS dan PKn," tutur Ust Hari Setiawan.
Kunjungan belajar yang dimulai pukul 08.00 WIB akhirnya berakhir pada pukul 10.30 WIB.
PENGUMUMAN!
Insya Alloh akan dilaksanakan REUNI ALUMNI SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA angkatan pertama sampai terakhir. Reuni akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Oktober 2013 mulai pukul 08.00 WIB-selesai, bertempat di TAMAN AQUARIUM PANCURAN MAS PURBASARI PURBAYASA. Kontribusi peserta Rp.20.000,-.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi Ust Mukhsin. Terimakasih.
Insya Alloh akan dilaksanakan REUNI ALUMNI SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA angkatan pertama sampai terakhir. Reuni akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Oktober 2013 mulai pukul 08.00 WIB-selesai, bertempat di TAMAN AQUARIUM PANCURAN MAS PURBASARI PURBAYASA. Kontribusi peserta Rp.20.000,-.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi Ust Mukhsin. Terimakasih.
SDIT Nurul HUda "Banjir Debu"
SDIT Nurul Huda Purbalingga, Sabtu(28/9/2013)- Salah satu kewajiban sekolah yang seharusnya direalisasikan adalah memfasilitasi siswa dalam beraktifitas belajar dan bermain dengan menyediakan lahan bermain yang representatif. Dengan fasilitas lahan bermain yang representatif maka segala potensi dan kompetensi yang dimiliki siswa sangat mungkin untuk dikembangkan dengan baik dan maksimal. Sebaliknya, apabila fasilitas belajar dan bermain yang representatif tidak dapat diralisasikan maka potensi dan kompetensi yang dimiliki siswa pun akan kurang dapat berkembang dengan baik dan maksimal.
Hal inilah yang saat ini sedang dihadapi SDIT Nurul Huda Purbalingga. Ketersediaan lahan bermain siswa yang representatif nampaknya masih cukup sulit direalisasikan oleh sekolah yang mengembangkan pembelajaran Outdoor Study tersebut. Area bermain siswa yang berupa halaman yang dimiliki meskipun sudah cukup luas, namun masih jauh dari representatif.
SDIT Nurul Huda Purbalingga, Sabtu(28/9/2013)- Salah satu kewajiban sekolah yang seharusnya direalisasikan adalah memfasilitasi siswa dalam beraktifitas belajar dan bermain dengan menyediakan lahan bermain yang representatif. Dengan fasilitas lahan bermain yang representatif maka segala potensi dan kompetensi yang dimiliki siswa sangat mungkin untuk dikembangkan dengan baik dan maksimal. Sebaliknya, apabila fasilitas belajar dan bermain yang representatif tidak dapat diralisasikan maka potensi dan kompetensi yang dimiliki siswa pun akan kurang dapat berkembang dengan baik dan maksimal.
Hal inilah yang saat ini sedang dihadapi SDIT Nurul Huda Purbalingga. Ketersediaan lahan bermain siswa yang representatif nampaknya masih cukup sulit direalisasikan oleh sekolah yang mengembangkan pembelajaran Outdoor Study tersebut. Area bermain siswa yang berupa halaman yang dimiliki meskipun sudah cukup luas, namun masih jauh dari representatif.
Halaman sekolah seluas sekitar 25 X
20 meter tersebut masih berupa tanah liat. Apabila saat musim kemarau
maka sangat berdebu. Sedangkan ketika musim hujan maka halaman menjadi
sangat becek. Tentu saja hal ini sangat mengganggu proses kegiatan
siswa, baik belajar maupun bermainnya.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan mengatakan, pihak sekolah sebenarnya sudah mengupayakan untuk meningkatkan kualitas halaman agar lebih representatif. Namun karena ketersediaan anggaran yang minim maka upaya tersebut belum dapat terlihat efektifitasnya.
Sampai saat ini upaya yang dilakukan oleh sekolah adalah membuat saluran draenase agar apabila musim hujan tiba, air hujan tidak tergenang dan dapat dengan lancar masuk ke sungai. Sehingga akan mengurangi tingkat kebecekan halaman.
Sementara itu di saat musim kemarau, untuk mengurangi debu yang beterbangan pihak sekolah mengupayakan halaman disiram dengan air.
"Ya baru itu yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah," tutur Ust Hari Setiawan tadi pagi (Sabtu,28/9/2013).
Sementara itu secara terpisah Ketua Yayasan Islam Nurul Huda Purbalingga Ust. Ali Mubarok, S.Pd.I menjelaskan, sebenarnya yayasan sedang mengupayakan halaman untuk di paving. Namun upaya yayasan masih terganjal dengan anggaran yang belum mencukupi.
"Anggaran yang ada belum mencukupi, sehingga masih tertunda," jelas Ust Ali beberapa waktu yang lalu.
Ust Ali menambahkan, Yayasan Islam Nurul Huda Purbalingga juga membuka bagi masyarakat yang peduli dengan pendidikan untuk membantu memfasilitasi siswa dengan membantu dalam merealisasikan fasilitas bermain yang representatif.
"Kami sangat berterimaksih apabila ada masyarakat yang terpanggil untuk membantu kami dalam memfasilitasi siswa dalam belajar dengan meng-infaq-kan sebagian rizkinya kepada kami," tambahnya.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan mengatakan, pihak sekolah sebenarnya sudah mengupayakan untuk meningkatkan kualitas halaman agar lebih representatif. Namun karena ketersediaan anggaran yang minim maka upaya tersebut belum dapat terlihat efektifitasnya.
Sampai saat ini upaya yang dilakukan oleh sekolah adalah membuat saluran draenase agar apabila musim hujan tiba, air hujan tidak tergenang dan dapat dengan lancar masuk ke sungai. Sehingga akan mengurangi tingkat kebecekan halaman.
Sementara itu di saat musim kemarau, untuk mengurangi debu yang beterbangan pihak sekolah mengupayakan halaman disiram dengan air.
"Ya baru itu yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah," tutur Ust Hari Setiawan tadi pagi (Sabtu,28/9/2013).
Sementara itu secara terpisah Ketua Yayasan Islam Nurul Huda Purbalingga Ust. Ali Mubarok, S.Pd.I menjelaskan, sebenarnya yayasan sedang mengupayakan halaman untuk di paving. Namun upaya yayasan masih terganjal dengan anggaran yang belum mencukupi.
"Anggaran yang ada belum mencukupi, sehingga masih tertunda," jelas Ust Ali beberapa waktu yang lalu.
Ust Ali menambahkan, Yayasan Islam Nurul Huda Purbalingga juga membuka bagi masyarakat yang peduli dengan pendidikan untuk membantu memfasilitasi siswa dengan membantu dalam merealisasikan fasilitas bermain yang representatif.
"Kami sangat berterimaksih apabila ada masyarakat yang terpanggil untuk membantu kami dalam memfasilitasi siswa dalam belajar dengan meng-infaq-kan sebagian rizkinya kepada kami," tambahnya.
SDIT Nurul Huda Kekurangan Peralatan Kebersihan
SDIT Nurul Huda Purbalingga, Selasa(24/9/2013)- Salah satu tradisi orang Indonesia yang sangat sulit dirubah adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan. Hal ini sangat terlihat apabila di suatu tempat ada keramaian. Hampir bisa dipastikan salah satu yang tersisa adalah sampah yang berserakan di mana-mana. Padahal ketersediaan tempat sampah sangat mencukupi.
Inilah satu tradisi buruk masyarakat yang harus diperbaiki. Memang tidak mudah untuk memperbaiki tradisi buruk yang sudah turun-temurun diwariskan oleh bangsa ini. Diperlukan pola pendidikan dan pembiasaan yang secara terus-menerus dan berkesinambungan. Tentu saja pendidikan dan pembiasaan tersebut harus dimulai oleh seseorang dari sejak masih kecil. Tanpa pendidikan dan pembiasan sejak masih usia kanak-kanak maka kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan akan terus menjadi tradisi yang tetap dilestarikan oleh bangsa ini.
Oleh karena itulah SDIT Nurul Huda Purbalingga berupaya menjadikan perilaku membuang sampah pada tempatnya menjadi kebiasaan, tradisi, dan budaya bagi para siswanya. Hal ini disampaikan oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hari Setiawan siang tadi (Selasa,24/9/2013). Menurutnya kebiasaan buruk membuang sampah tidak di tempatnya tidak boleh dibiarkan. Kebiasaan buruk itu harus dirubah secara bertahap dan terus-menerus.
SDIT Nurul Huda Purbalingga, Selasa(24/9/2013)- Salah satu tradisi orang Indonesia yang sangat sulit dirubah adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan. Hal ini sangat terlihat apabila di suatu tempat ada keramaian. Hampir bisa dipastikan salah satu yang tersisa adalah sampah yang berserakan di mana-mana. Padahal ketersediaan tempat sampah sangat mencukupi.
Inilah satu tradisi buruk masyarakat yang harus diperbaiki. Memang tidak mudah untuk memperbaiki tradisi buruk yang sudah turun-temurun diwariskan oleh bangsa ini. Diperlukan pola pendidikan dan pembiasaan yang secara terus-menerus dan berkesinambungan. Tentu saja pendidikan dan pembiasaan tersebut harus dimulai oleh seseorang dari sejak masih kecil. Tanpa pendidikan dan pembiasan sejak masih usia kanak-kanak maka kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan akan terus menjadi tradisi yang tetap dilestarikan oleh bangsa ini.
Oleh karena itulah SDIT Nurul Huda Purbalingga berupaya menjadikan perilaku membuang sampah pada tempatnya menjadi kebiasaan, tradisi, dan budaya bagi para siswanya. Hal ini disampaikan oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hari Setiawan siang tadi (Selasa,24/9/2013). Menurutnya kebiasaan buruk membuang sampah tidak di tempatnya tidak boleh dibiarkan. Kebiasaan buruk itu harus dirubah secara bertahap dan terus-menerus.
"Kebiasaan buruk membuang sampah bukan di tempatnya harus dirubah, tidak boleh dibiarkan saja," tutur Ust Hari Setiawan.
Menurut Ust Hari, berbagai cara telah dan terus diupayakan oleh sekolah agar kebiasaan membuang sampah di tempat sampah dapat menjadi tradisi dan budaya para siswanya. Berbagai upaya tersebut antara lain dengan melaksanakan pembinaan pentingnya membuang sampah di tempat sampah kepada seluruh siswa. Selain itu, juga dilaksanakan program pembiasaan membuang sampah di tempatnya.
Untuk mendukung pembiasaan tersebut, pihak sekolah juga secara berkala berupaya memfasilitasi kebiasaan tersebut dengan pengadaan peralatan kebersihan. Salah satunya adalah penyediaan tempat atau tong sampah dengan ukuran besar untuk menampung sampah.
"Sekolah telah menyediakan tempat atau tong sampah dalam ukuran besar. Meskipun jumlahnya belum memadai," kata Ust Hari.
Ust Hari menjelaskan, sebenarnya SDIT Nurul Huda Purbalingga membutuhkan 4 unit tempat sampah dengan ukuran besar. Namun karena terbatasnya anggaran, baru bisa direalisasikan 2 unit. Artinya kebutuhan akan tempat sampah dengan ukuran besar masih kurang 2 unit lagi.
"Kami masih kekurangan 2 unit tempat sampah ukuran besar," jelasnya.
Menurut Ust Hari, berbagai cara telah dan terus diupayakan oleh sekolah agar kebiasaan membuang sampah di tempat sampah dapat menjadi tradisi dan budaya para siswanya. Berbagai upaya tersebut antara lain dengan melaksanakan pembinaan pentingnya membuang sampah di tempat sampah kepada seluruh siswa. Selain itu, juga dilaksanakan program pembiasaan membuang sampah di tempatnya.
Untuk mendukung pembiasaan tersebut, pihak sekolah juga secara berkala berupaya memfasilitasi kebiasaan tersebut dengan pengadaan peralatan kebersihan. Salah satunya adalah penyediaan tempat atau tong sampah dengan ukuran besar untuk menampung sampah.
"Sekolah telah menyediakan tempat atau tong sampah dalam ukuran besar. Meskipun jumlahnya belum memadai," kata Ust Hari.
Ust Hari menjelaskan, sebenarnya SDIT Nurul Huda Purbalingga membutuhkan 4 unit tempat sampah dengan ukuran besar. Namun karena terbatasnya anggaran, baru bisa direalisasikan 2 unit. Artinya kebutuhan akan tempat sampah dengan ukuran besar masih kurang 2 unit lagi.
"Kami masih kekurangan 2 unit tempat sampah ukuran besar," jelasnya.
Siswa Level III Ikuti Training Hangatnya Kebersamaan
SDIT Nurul Huda Purbalingga, Sabtu(21/9/2013)- Puluhan siswa level III SDIT Nurul Huda Purbalingga mulai sore ini Sabtu(21/9/2013) sampai Ahad(22/9/2013) mengikuti training Bina Belajar dan Taqwa yang bertajug "Hangatnya Kebersamaan". Training Bina Iman dan Taqwa tersebut diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga dan diikuti oleh puluhan siswa level III. Rencananya dalam acara yang diselenggarakan di Kampus SDIT Nurul Huda tersebut para siswa akan mendapatkan berbagai pelatihan dan motifasi dari para trainer yang disiapkan oleh sekolah.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan mengatakan, para peserta yang kesemuanya merupakan siswa level III akan mengikuti berbagai rangkaian materi dari para trainer. Materi tersebut antara lain Motifasi Belajar, Kisah Teladan, BTA Tartili, Tikror Tahfidz, dan games.
"Mereka akan mendapatkan beberapa materi dari para trainer, yaitu Motifasi Belajar, Kisah Teladan, BTA Tartili, Tikror Tahfidz, dan lain-lain," kata Ust Hari Setiawan.
Training ini diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga bukan yang pertama kalinya. Dalam beberapa tahun terakhir ini sekolah yang terkenal dengan program pendidikan murah dan berkualitas itu telah menyelenggarakannya. Hal ini dilakukan oleh sekolah dengan maksud untuk menyiapkan para siswa level III agar siap mengikuti proses pembelajaran yang berbeda dari tahun sebelumnya saat mereka masih duduk di level I dan II.
Menurut Ust Hari Setiawan, proses pembelajaran di level III sangat berbeda dengan level I dan II. Sehingga para siswa perlu diberikan pemahaman bahwa proses pembelajaran yang mereka laksanakan sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Training ini adalah salah satu upaya untuk memahamkan para siswa tentang perbedaan pembelajaran tersebut. Salah satu perbedaannya adalah pembelajaran di level III mulai menuntut adanya kemandirian siswa.
Ust. Hari menambahkan, dengan dilaksanakannya training ini diharapkan para siswa level III akan memahami dan mulai bersikap lebih mandiri. Harapannya, mereka akan lebih berprestasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang diikutinya.
"Harapannya, prestasi mereka akan lebih maksimal," tambanya. (Har/14)
SDIT Nurul Huda Purbalingga, Sabtu(21/9/2013)- Puluhan siswa level III SDIT Nurul Huda Purbalingga mulai sore ini Sabtu(21/9/2013) sampai Ahad(22/9/2013) mengikuti training Bina Belajar dan Taqwa yang bertajug "Hangatnya Kebersamaan". Training Bina Iman dan Taqwa tersebut diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga dan diikuti oleh puluhan siswa level III. Rencananya dalam acara yang diselenggarakan di Kampus SDIT Nurul Huda tersebut para siswa akan mendapatkan berbagai pelatihan dan motifasi dari para trainer yang disiapkan oleh sekolah.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan mengatakan, para peserta yang kesemuanya merupakan siswa level III akan mengikuti berbagai rangkaian materi dari para trainer. Materi tersebut antara lain Motifasi Belajar, Kisah Teladan, BTA Tartili, Tikror Tahfidz, dan games.
"Mereka akan mendapatkan beberapa materi dari para trainer, yaitu Motifasi Belajar, Kisah Teladan, BTA Tartili, Tikror Tahfidz, dan lain-lain," kata Ust Hari Setiawan.
Training ini diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga bukan yang pertama kalinya. Dalam beberapa tahun terakhir ini sekolah yang terkenal dengan program pendidikan murah dan berkualitas itu telah menyelenggarakannya. Hal ini dilakukan oleh sekolah dengan maksud untuk menyiapkan para siswa level III agar siap mengikuti proses pembelajaran yang berbeda dari tahun sebelumnya saat mereka masih duduk di level I dan II.
Menurut Ust Hari Setiawan, proses pembelajaran di level III sangat berbeda dengan level I dan II. Sehingga para siswa perlu diberikan pemahaman bahwa proses pembelajaran yang mereka laksanakan sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Training ini adalah salah satu upaya untuk memahamkan para siswa tentang perbedaan pembelajaran tersebut. Salah satu perbedaannya adalah pembelajaran di level III mulai menuntut adanya kemandirian siswa.
Ust. Hari menambahkan, dengan dilaksanakannya training ini diharapkan para siswa level III akan memahami dan mulai bersikap lebih mandiri. Harapannya, mereka akan lebih berprestasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang diikutinya.
"Harapannya, prestasi mereka akan lebih maksimal," tambanya. (Har/14)
Tempat PKP Disesuaikan
SDIT Nurul Huda Purbalingga, Sabtu(31/8/2013)- Proses Kegiatan Pembelajaran (PKP) di SDIT Nurul Huda Purbalingga pada hari ini, Sabtu (31/8/2013) disi dengan ODS yang diwarnai dengan berbagai tema dan pokok bahasan pembelajaran. Masing-masing level dari level I, II, III, IV, V, dan level VI melaksanakan proses kegiatan pembelajaran dalam bentuk ODS dengan tema dan pokok bahasan yang berbeda-beda.
Karena tema dan pokok bahasan pembelajaran yang berbeda maka proses kegiatan pembelajarannya pun dilaksanakan di tempat yang berbeda-beda pula. Untuk siswa level I dilaksanakan di kamar mandi dan WC Masjid Nurul Huda, level II di halaman Masjid Nurul Huda, level III di halaman depan SDIT Nurul Huda, level IV di sawah milik salah seorang warga, level V di kebun milik warga, sementara untuk siswa level VI mengambil tempat di Sungai Ponggawa.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan menjelaskan, tempat proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh para siswa berbeda-beda. Dikarenakan berbedanya tema dan pokok bahasan proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, maka tempatnya juga berbeda.
SDIT Nurul Huda Purbalingga, Sabtu(31/8/2013)- Proses Kegiatan Pembelajaran (PKP) di SDIT Nurul Huda Purbalingga pada hari ini, Sabtu (31/8/2013) disi dengan ODS yang diwarnai dengan berbagai tema dan pokok bahasan pembelajaran. Masing-masing level dari level I, II, III, IV, V, dan level VI melaksanakan proses kegiatan pembelajaran dalam bentuk ODS dengan tema dan pokok bahasan yang berbeda-beda.
Karena tema dan pokok bahasan pembelajaran yang berbeda maka proses kegiatan pembelajarannya pun dilaksanakan di tempat yang berbeda-beda pula. Untuk siswa level I dilaksanakan di kamar mandi dan WC Masjid Nurul Huda, level II di halaman Masjid Nurul Huda, level III di halaman depan SDIT Nurul Huda, level IV di sawah milik salah seorang warga, level V di kebun milik warga, sementara untuk siswa level VI mengambil tempat di Sungai Ponggawa.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari Setiawan menjelaskan, tempat proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh para siswa berbeda-beda. Dikarenakan berbedanya tema dan pokok bahasan proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, maka tempatnya juga berbeda.
"Tempat proses keiatan
pembelajaran menyesuaikan tema dan pokok bahasan proses kegiatan
pembelajarannya," jelas Ust Hari Setiawan.
Menurut Ust Hari, berbedanya tempat proses kegiatan pembelajaran pada masing-masing level selain mengacu pada perbedaan tema dan pokok bahasan juga karena mempertimbangkan efektifitas proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Walau bagaimanapun proses kegiatan pembelajaran akan lebih efektif apabila guru dapat mengambil tempat yang sesuai dengan tema dan pokok bahasannya.
"Pemilihan tempat akan berpengaruh pada efektifitas proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan," kata Ust Hari.
Lebih lanjut Ust Hari mengatakan, dengan efektifnya proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan maka akan berpengaruh kepada tingkat keberhasilan dari proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Semakin efektif maka proses tersebut akan semakin meningkat keberhasilannya.
"Prosesnya efektif maka tingkat keberhasilannya akan semakin tinggi," lanjut Ust Hari Setiawan.
Menurut Ust Hari, berbedanya tempat proses kegiatan pembelajaran pada masing-masing level selain mengacu pada perbedaan tema dan pokok bahasan juga karena mempertimbangkan efektifitas proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Walau bagaimanapun proses kegiatan pembelajaran akan lebih efektif apabila guru dapat mengambil tempat yang sesuai dengan tema dan pokok bahasannya.
"Pemilihan tempat akan berpengaruh pada efektifitas proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan," kata Ust Hari.
Lebih lanjut Ust Hari mengatakan, dengan efektifnya proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan maka akan berpengaruh kepada tingkat keberhasilan dari proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Semakin efektif maka proses tersebut akan semakin meningkat keberhasilannya.
"Prosesnya efektif maka tingkat keberhasilannya akan semakin tinggi," lanjut Ust Hari Setiawan.
0 comments:
Post a Comment