SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA,
Selasa(13/11)-Satu dari sekian banyak hal yang mempengaruhi antusiasme
siswa dalam mengikuti setiap proses pembelajaran di dalam ruang yang
diselenggarakan oleh sekolah adalah formasi atau posisi tempat duduk anak.
Apabila seorang guru tidak jeli dalam mengatur formasi tempat duduk
siswa maka akibatnya dapat menjadikan siswa kurang bergairah, tidak
semangat, loyo, lemas, dan kurang bersungguh-sungguh di dalam mengikuti
setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan. Oleh karena itu
hendaknya guru memiliki daya kratif dan jeli dalam mengatur formasi
tempat duduk siswa.
Begitupun dengan SDIT NURUL HUDA Purbalingga,
dalam setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan, setiap guru
diharuskan mampunyai daya kreatif dan jeli dalam mengatur formasi tempat
duduk siswa. Kepala SDIT NURUL HUDA Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum
dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa setiap guru SDIT NURUL
HUDA diberi kebebasan untuk mengatur formasi tempat duduk siswa pada
setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan di setiap level. "Guru
dibebaskan mengatur formasi tempat duduk sesuai dengan proses
pembelajaran yang dilaksanakan." Kata Ust. Hari Setiawan tadi pagi.
Dengan demikian dapat dipahami formasi tempat
duduk di tiap-tiap level berbeda-beda dan dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan, kondisi, situasi,mata pelajaran, tema dan metode pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Hal tersebut dilaksanakan oleh SDIT NURUL
HUDA dengan harapan setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan agar
lebih maksimal dan dapat meningkatkan prestasi belajar para siswa.
"Mudah-mudahan pembelajaran akan lebih maksimal dan prestasi para siswa
akan lebih meningkat." tambah Ust. Hari Setiawan.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Rabu(14/11)- Buku
merupakan alat dan media pembelajaran yang wajib bagi keberlangsungan
sebuah proses pembelajaran di sekolah. Kurang lengkap rasanya ketika
proses pembelajaran yang diselenggarakan tanpa ketersediaan
buku yang menunjang terhadap proses pembelajaran tersebut. Tentu kita
sepakat kalau buku merupakan salah satu sumber dalam setiap proses
pembelajaran anak yang diselenggarakan oleh sekolah. Ketersediaan buku
yang relevan tentu sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Dengan demikian ketersediaan buku yang relevan juga akan
sangat berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran yang diselenggarakan
atau dilaksanakan.
Oleh karena buku merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran yang diselenggarakan,
maka SDIT NURUL HUDA Purbalingga berupaya mengupayakan ketersediaan
buku-buku penunjang yang relevan dengan proses pembelajaran yang
diselenggarakan oleh sekolah. Kepala SDIT NURUL HUDA Purbalingga Ust.
Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan
mengatakan bahwa dengan segala keterbatasan anggaran yang ada, sekolah
tetap berupaya menambah buku-buku yang dapat menunjang proses
pembelajaran yang diselenggarakan. "Sekolah akan terus berusaha untuk
menambah buku-buku pembelajaran, meskipun dengan keterbatasan anggaran."
kata Ust. Hari tadi siang. Selain itu Ust. Hari juga menambahkan bahwa
buku-buku yang terus diupayakan untuk dimiliki sekolah tidak hanya buku
mata pelajaran, namun juga buku-buku lain yang menunjang proses
pembelajaran. "Buku-buku yang kami upayakan tidak hanya buku mata
pelajaran saja namun juga buku-buku pengetahuan lain." tambah Ust. Hari.
Sementara itu salah seorang guru SDIT NURUL
HUDA Ust. Sa'dul Amin mengatakan bahwa buku penunjang yang ada memang
masih sangat terbatas, sehingga dirinya harus memutar otak untuk
memaksimalkan proses pembelajaran yang dilaksanakan. "Dengan
keterbatasan buku, saya harus berfikir keras dalam memaksimalkan proses
pembelajaran." kata Ust. Sa'dul Amin. Selain itu ia juga berharap agar
management sekolah terus menambah koleksi buku pembelajaran. "Saya
berharap buku-buku terus diupayakan untuk ditambah." tambahnya. (har)
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(17/11)-Di
zaman globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan anak menjadi sesuatu
yang harus diprioritaskan. Sebab apabila orang tua tidak memprioritaskan
pendidikan dengan memberikan pendidikan yang terbaik
bagi anaknya, maka yang mungkin saja terjadi adalah anak tidak memiliki
bekal yang cukup untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Padahal
kehidupan di masa yang akan datang boleh jadi akan jauh lebih berat
dibanding saat ini. Oleh karena itu hendaknya para orang tua menyadari
betapa memberikan bekal kepada anak dengan memilih pendidikan yang
terbaik amatlah penting. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Sebab
biasanya penyesalan itu tidak ada gunanya.
Begitupun dengan lembaga yang telah diberi
amanah untuk mendidik anak dalam hal ini adalah sekolah, hendaknya
berusaha mengemban amanah yang diberikan oleh para orangtua/wali murid
dengan baik. Sehingga harapan orangtua akan pendidikan yang terbaik
dapat terealisasikan. Dengan demikian pendidikan sebagai bekal bagi
anak-anaknya dapat dimiliki oleh setiap anak yang merupakan generasi
harapan bangsa, umat, dan agama.
Adalah SDIT NURUL HUDA Purbalingga, sebagai
bagian dari elemen bangsa, berusaha menyelenggarakan pendidikan yang
terbaik bagi setiap siswa-siswinya. SDIT NURUL HUDA berusaha untuk tidak
pernah bosan dalam mengemban amanah dari setiap wali murid dengan
melaksanakan proses pembelajaran yang selalu inofatif, kreatif, dinamis,
dan menyenangkan dalam setiap prosesnya.
Pada hari ini Sabtu(17/11) misalnya, para siswa level VI mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan "Pengawet Tanpa Bahan Kimia" dengan sangat antusias. Para siswa dengan dibimbing oleh guru pembimbing mata pelajaran IPA Ust. Dirsan, melaksanakan proses pembelajaran di halaman depan ruang prestasi level VI. Mereka mempraktekan cara mengawetkan makanan tanpa bahan kimia dengan media telur yang diasinkan.
Pada hari ini Sabtu(17/11) misalnya, para siswa level VI mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan "Pengawet Tanpa Bahan Kimia" dengan sangat antusias. Para siswa dengan dibimbing oleh guru pembimbing mata pelajaran IPA Ust. Dirsan, melaksanakan proses pembelajaran di halaman depan ruang prestasi level VI. Mereka mempraktekan cara mengawetkan makanan tanpa bahan kimia dengan media telur yang diasinkan.
Ust. Dirsan guru mata pelajaran IPA mengatakan
bahwa, pembelajaran ini merupakan bagian dari pokok bahasan dalam mata
pelajaran IPA di level VI. "Mengawetkan makanan tanpa bahan kimia
merupakan satu pokok bahasan yang harus dipelajari siswa." katanya tadi
siang. Dalam kesempatan itu Ust. Dirsan juga menambahkan bahwa dalam
proses pembelajaran yang dilaksanakan para siswa level VI mempraktekan
cara mengawetkan tanpa bahan pengawet pada media telur yang diasinkan
dengan baik. "Mereka tampak semangat dan antusias mempraktekannya."
tambah Ust. Dirsan.
0 comments:
Post a Comment