Bukan melukis biasa.....
Guru Nurul Huda Ikuti Study Visit di SD I Al Irsyad
SDIT NURUL HUDA Purbalingga, Selasa (28/10/2014)-Sebagai lembaga pendidikan dasar yang mengusung slogan "Pendidikan
Murah dan Berkualitas" SDIT Nurul Huda Purbalingga tertuntut selalu
meningkatkan kualitas proses kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakannya. Tanpa adanya upaya untuk selalu meningkatkan
kualitas pembelajarannya, tak ayal lagi slogan tersebut akan sulit
terealisasikan.
Satu
diantara yang sangat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran yang
diselenggarakan adalah ketersediaan SDM yang berkompeten di bidangnya.
Oleh karena itulah, SDIT Nurul Huda Purbalingga melaksanakan Study Visit
di SD Islam Al Irsyad 1 Purwokerto hari ini, Selasa (28/10/2014).
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan menuturkan, study visit
yang diikuti para guru SDIT Nurul Huda tersebut difokuskan pada metode
pelaksanaan pembelajaran Tartili. Menurutnya, sejak tahun 2008 SDIT
Nurul Huda menerapakan kurikulum Tartili yang dikembangkan oleh LPP Al
Irsyad Al Islamiyah Purwokerto. Namun dalam proses penerapannya terdapat
beberapa permasalahan yang diperlukan solusinya.
"Study visit
ini sebagai upaya memperoleh solusi atas permaslahan yang terjadi dalam
penerapan kurikulum Tartili tersebut," tutur Ust Dirsan.
Dalam study visit tersebut, para guru SDIT Nurul Huda Purbalingga
mendapatkan penjelasan tentang metode palaksanaan pembelajaran Tartili
dari Ust Rahmat, SP yang merupakan Waka Level III SD Islam Al Irsyad 1
Purwokerto.
Menurut Ust Rahmat, dalam pembelajaran Tartili
diperlukan beberapa instrumen yang harus disiapkan oleh guru. Instrumen
tersebut antara lain buku, administrasi, media, dan metode.
"Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru Tartili harus menyiapkan buku, administrasi, dan metode yang tepat," jelas Ust Rahmat.
Sementara itu Kepala SD Islam Al Irsyad 1 Purwokerto Ust Alek Nanang,
S.Fil.I mengatakan, diperlukan keseragaman visi guru dalam pembelajaran
tartili dalam hal ini terkait dengan bacaannya. Tanpa keseragaman visi
bacaan, maka proses pembelajaran tartili akan terkendala
keberhasilannya.
"Guru tartili harus memiliki keseragaman visi bacaan," ungkap Ust Alek.
Selain itu dalam kesempatan tersebut, para guru SDIT Nurul Huda
berkesempatan untuk bertanya jawab dan bertukar informasi dengan para
guru SD Islam Al Irsyad 1 Purwokerto tentang pelaksanaan pembelajaran
Tartili. Mereka juga berkesempatan mengobservasi langsung pelaksanaan
pembelajaran Tartili di SDI Al Irsyad 1 Purwokerto.
SDIT Nurul Huda Gelar Seminar Tahfidz
SDIT NURUL HUDA Purbalingga, Ahad (21/9/2014)- Peranan wali murid dalam keberhasilan proses kegiatan pembelajaran siswa mutlak
diperlukan. Betapapun bagusnya program pembelajaran yang
diselenggarakan oleh sekolah, namun tidak adanya dukungan dari wali
murid maka sangat mungkin program pembelajaran tersebut akan mengalami
kekurang berhasilan.
Hal
ini nampaknya disadari oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga. Sebagai sekolah
yang bercirikan Tahfidzul Qur'an, dukungan dan peranan dari wali murid
mutlak diperlukan. Bukan hanya dukungan dalam bentuk material, namun
juga non material. Apalagi dengan capaian target kurikulum Tahfidzul
Qur'an 10 juz untuk siswa level spesial dan 3 juz untuk siswa level
reguler. Pihak sekolah dan wali murid selayaknya memiliki visi yang
selaras.
Dengan dasar itulah, SDIT Nurul Huda Purbalingga
menggelar seminar regional dengan tema "Bimbingan Tahfidz Metode
Dzikroni" kemarin (Sabtu,20/9/2014). Seminar yang di gelar di Aula
Yayasan Islam Nurul Huda Purbalingga tersebut diikuti oleh wali murid
SDIT Nurul Huda dan berbagai elemen masyarakat.
Seminar yang
dimoderatori oleh Ust Hari Setiawan itu menghadirkan pembicara tunggal
Ust Syahid Muryanto, SPd.I yang merupakan penyusun buku Murothal Metode
Dzikroni.
Dalam paparannya Ust Syahid mengatakan, pada dasarnya pembelajaran
Tahfidz itu mudah. Namun demikian metode yang tepat sangat diperlukan,
apalagi untuk anak-anak usia sekolah dasar. Nada yang bagus dan mudah
diingat sangat diperlukan agar anak cepat menghafal. Dengan nada yang
bagus dan mudah akan memunculkan ketertarikan anak untuk lebih cepat
menghafal.
"Untuk anak-anak perlu nada yang bagus, menarik, dan mudah dihafal" papar Ust Syahid Muryanto di hadapan peserta seminar.
Menurutnya, metode Dzikroni ini sangat bagus dipraktikan kepada
anak-anak. Sebab penggunaan nada dalam metode ini akan menumbuhkan
ketertarikan dan rasa senang pada anak.
Pada seminar tersebut, para peserta juga diberi kesempatan untuk mencoba menghafal dengan menggunakan metode Dzikroni.
Sementara itu dalam sambutannya, Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust
Dirsan mengatakan, seminar tersebut diselenggarakan dengan maksud agar
terciptanya keselarasan antara pihak sekolah dengan wali murid.
Harapannya, program tahfidzul Qur'an yang dilaksanakan oleh sekolah
berjalan dengan baik sehingga target yang telah dicanangkan tercapai.
Kreatif itu terkadang sederhana. Seperti yang dilakukan oleh guru SDIT
Nurul Huda Purbalingga ini. Dalam foto ini, siswa SDIT Nurul Huda
Purbalingga sedang melaksanakan kegiatan proses pembelajaran dengan
panduan seorang guru. Kesederhanaan sebagai bentuk kekreatifan sangat
tampak.
Siswa Nurul Huda Praktekan Internet
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu (13/9/2014)- Sebagaimana telah makfum, globalisasi menyebabkan sesuatu yang sulit menjadi
mudah. Terlebih lagi dengan perkembangan teknologi yang semakin
canggih, informasipun menjadi mudah di akses. Cukup dengan duduk di
kamar atau sambil beraktifitas di rumah, informasi dari belahan dunia
manapun dapat diperoleh dengan cepat.
Dinamisnya perkembangan teknologi haruslah diimbangi dengan sumber daya
manusia yang cakap dan berwawasan luas serta memiliki pondasi berupa
akhlaq dan karakter yang baik. Sebab, tanpa adanya SDM yang mumpuni dan
berakhlaq baik maka teknologi tersebut akan digunakan untuk hal yang
tidak bermanfaat, bahkan merugikan orang lain.
Menyadari betapa
pentingnya SDM yang berkualitas, maka SDIT Nurul Huda Purbalingga
mengembangkan pembelajaran yang terintegrasikan dengan perkembangan
globalisasi.
Seperti yang dilaksankan pada pagi tadi (Sabtu,13/9), sejumlah siswa
level VI mengikuti pembelajaran penggunaan teknologi informasi (TI).
Pembelajaran yang diikuti oleh para siswa meliputi pemanfaatan media
internet sebagai komunikasi dengan mempraktekan penggunaan email. Hal
tersebut disampaikan Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda
Purbalingga Ust Hari Setiawan pagi tadi.
Menurut Ust Hari Setiawan, para siswa mendapatkan pelatihan
penggunaan email, meliputi pembuatan, pengiriman surat, dan membuka
surat via email.
"Pelatihan yang didapatkan siswa meliputi penggunaan email sebagai media surat-menyurat," tutur Ust Hari.
Sementara itu dari pantauan redaktur, para siswa level VI tampak sangat
antusias dan serius mengikuti pembelajaran tersebut. Salah satu siswa
level VI Azizah Nur Hidayah menuturkan, dirinya sangat senang diberi
kesempatan menggunakan media internet khususnya email untuk
berkomunikasi. Dalam kesempatan itu ia dapat mempraktekan penggunaan
email yang meliputi pembuatan. pengetikan, pengiriman, dan membuka surat
via email.
"Saya senang dapat mempraktekan penggunaan email, sehingga ilmu saya bertambah," tuturnya.
Kampus II SDIT Nurul Huda Ditempati
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa (9/9/2014)- Keceriaan ratusan siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga terlihat lebih saat mereka
menempati ruang baru di kampus II yang lebih representatif. Pasalnya
hampir dua bulan mereka belajar di tempat yang kurang representatif.
Selam hampir dua bulan lalu, mereka mengikuti proses kegiatan
pembelajaran di berbagai tempat. Loby Masjid Nurul Huda, ruang
perpustakaan, halaman sekolah, teras ruang level, sampai kebun milik
warga sekitar menjadi alternatif tempat proses pembelajaran siswa. Hal
tersebut disebabkan dalam dua bulan kampus II SDIT Nurul Huda mengalami
renovasi.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Dirsan
menuturkan, pada awal bulan ini proses renovasi kampus II telah sampai
pada taraf finising. Hingga hari ini, Selasa (9/9) tinggal pintu dan
jendela yang belum dipasang.
"Mengingat efektifitas pembelajaran,
mulai Senin (8/9) kampus II ini mulai digunakan untuk proses kegiatan
pemebelajaran siswa," tutur Ust Dirsan tadi pagi.
Kampus II tersebut awalnya merupakan bekas gedung masjid Nurul Huda
yang sejak 4,5 tahun lalu tidak diberdayakan untuk aktifitas ibadah oleh
masyarakat. Hal tersebut dikarenakan dibangunya gedung baru Masjid
Nurul Huda sebagai pengganti oleh Yayasan Islam Nurul Huda Purbalingga.
Oleh Yayasan Islam Nurul Huda, bekas gedung masjid Nurul Huda tersebut
direnofasi dan penggunaanya diserahkan kepada SDIT Nurul Huda
Purbalingga.
Mulai pekan ini, gedung bekas Masjid Nurul Huda ini
digunakan untuk proses kegiatan pembelajaran siswa level III A, III B,
IV A, IV B, V, dan kantor guru SDIT Nurul Huda Purbalingga.