oleh : Hari Setiawan
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis (20/12)- Di hari Selasa (18/12) yang lalu saya mendapatkan sebuah hal yang sangat luar biasa. Sebuah hal yang menggugah semangat saya untuk selalu berupaya mengemban amanah yang diamanahkan oleh wali murid akan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Sebuah hal yang membuat saya merasa sangat berdosa apabila menyia-nyiakan amanah dengan tidak berupaya memberikan pendidikan yang terbaik dan berkwalitas bagi setiap siswa di mana saya berperan sebagai seorang guru. Begini ceritanya.
Sebagai satu upaya dalam meningkatkan prestasi siswa, pada hari Selasa (18/12) yang lalu saya berkesempatan untuk bersilaturahim ke rumah Bapak Kiswoyo, orangtua dari Amri Lukman Syukri salah satu siswa level VI. Bersilaturahim ke rumah orangtua siswa menjadi satu hal yang memang selalu diupayakan oleh guru SDIT NURUL HUDA Purbalingga, sebagai bagian dari komunikasi yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada wali murid dan memberikan motifasi langsung kepada siswa di rumah. Begitu juga yang saya lakukan pada hari Selasa lalu.
Pukul 18.30 WIB, berbekal alamat yang saya tulis di secarik kertas, saya bersama Ust. Hanif dengan mengendarai sebuah sepeda motor berangkat menuju rumah Bapak Kiswoyo wali dari Amri Lukman Syukri. Petang itu kami menyusuri jalan beraspal yang sudah mulai rusak, dalam remang-remang lampu sepeda motor kami, tampak beberapa lubang di beberapa sisi jalan apalagi hujan turun cukup lebat menambah licinnya jalan yang kami lalui.
Kurang lebih 4 km sudah jalan yang kami lalui, namun belum terlihat tanda-tanda akan segera sampai ke alamat yang dimaksud. Hingga kemudian kami harus melalui jalan tanah berbatu yang belum tertata dengan apik, apalagi hujan belumlah reda yang menjadikan jalan sangat terasa licinnya sehingga membuat kami harus ekstra hati-hati agar tidak terpeleset. Bahkan dengan terpaksa Ust. Hanif harus turun dari sepeda motor dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya kami pun sampai di dusun Karangpandan. Sebuah dusun yang masuk dalam wilayah Desa Candinata Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga. Perkampungan dimana Amri Lukman Syukri tinggal bersama orangtuanya. Belumlah hilang capainya kami harus menghela nafas dalam-dalam disebabkan warga di dusun tersebut belum dapat menikmati jaringan listrik dengan baik. Jaringan listrik yang ada merupakan jaringan listrik yang dialirkan (nyalur) dari rumah warga dari dusun lain yang jaraknya hampir 1 km. Itupun hanya bisa dinikmati pada malam hari saja.
Akhirnya kami pun sampai di rumah Bapak Kiswoyo, wali dari Amri Lukman Syukri. Kami disambut dengan baik oleh Bapak Kiswoyo dan istrinya Miswati dengan dipersilakan masuk ke rumah semi permanen yang berukuran +-6 X 7 M. Dalam suasana yang agak gelap dan dingin karena hujan belum reda, kamipun berbincang-bincang berkenaan dengan perkembangan Amri Lukman Syukri dalam belajar.
Akhirnya kami pun sampai di rumah Bapak Kiswoyo, wali dari Amri Lukman Syukri. Kami disambut dengan baik oleh Bapak Kiswoyo dan istrinya Miswati dengan dipersilakan masuk ke rumah semi permanen yang berukuran +-6 X 7 M. Dalam suasana yang agak gelap dan dingin karena hujan belum reda, kamipun berbincang-bincang berkenaan dengan perkembangan Amri Lukman Syukri dalam belajar.
Dalam kesempatan itu, Bapak Kiswoyo menuturkan latar belakang dirinya menyekolahkan putranya Amri Lukman Syukri di SDIT Nurul HUda. Ia menyekolahkan putranya Amri Lukman Syukri di SDIT Nurul Huda karena mempunyai harapan besar akan putranya untuk memperoleh sebuah pendidikan yang terbaik dan berkuwalitas. Meskipun konsekuwensi dari itu ia harus melakukan antar-jemput putranya setiap pagi dan sore untuk bersekolah melewati jalan yang cukup sulit, apalagi ketika turun hujan. Tapi hal tersebut tidak membuatnya patah semangat dan berputus asa untuk mengupayakan pendidikan yang terbaik bagi putranya Amri Lukman Syukri. Yang penting baginya, Amri mendapatkan pendidikan yang terbaik dan berkuwalitas sebagai bekal baginya. "bekal agar kelak menjadi orang yang berbakti kepada orangtuanya, berguna bagi nusa, bangsa, dan lingkungan dimana Amri tinggal." tutur Pak Kiswoyo.
Setelah dirasa cukup, pukul 20.30.WIB kamipun berpamitan untuk kembali. Sungguh sebuah hal yang membuat saya akan sangat merasa berdosa ketika tidak mengemban amanah ini dengan baik. Mengemban amanah dengan cara mengupayakan proses pembelajaran yang terbaik dan berkuwalitas untuk semua siswa SDIT NURUL HUDA Purbalingga. (h/14)
Setelah dirasa cukup, pukul 20.30.WIB kamipun berpamitan untuk kembali. Sungguh sebuah hal yang membuat saya akan sangat merasa berdosa ketika tidak mengemban amanah ini dengan baik. Mengemban amanah dengan cara mengupayakan proses pembelajaran yang terbaik dan berkuwalitas untuk semua siswa SDIT NURUL HUDA Purbalingga. (h/14)
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(17/12)- Berbagai upaya terus dilakukan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga dalam menyiapkan siswa level VI untuk mengikuti kegiatan akhir di tahun pelajaran 2012/2013. Salah satu dari upaya yang dilakukan pihak sekolah adalah dengan melaksanakan bimbingan khusus kepada para siswa level VI. Bimbingan khusus bagi siswa level VI ini dilaksanakan dalam beberapa tahap. Bimbingan khusus tahap pertama telah dilaksanakan pada pekan ke-dua bulan Oktober, sementara tahap ke-dua dilaksanakan 1 pekan mulai hari ini Senin(17/12) sampai hari Sabtu(22/12).
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa bimbingan khusus ini degelar sebagai bagian dari upaya pihak sekolah untuk menyiapkan para siswa khususnya level VI agar siap mengikuti kegiatan akhir sekolah di tahun pelajaran 2012/2013. Kegiatan akhir tersebut antara lain Ulangan Akhir semester 2, Ujian Sekolah, Ujian Sekolah Berstandar Nasional, dan Ujian Nasional.
Adapun materi bimbingan yang diikuti oleh para siswa level VI antara lain pembahasan kisi-kisi Ujian, Metode Belajar Efektif, Phsikologi Siswa, Hemat Belajar, dan lain-lain. "Materi yang kami sampaikan antara lain pembahasan kisi-kisi ujian, Metode Belajar Efektif, Phsikologi Siswa, Hemat Belajar, dan lain-lain." jelas Ust. Hari tadi pagi (Senin,17/12).
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa bimbingan khusus ini degelar sebagai bagian dari upaya pihak sekolah untuk menyiapkan para siswa khususnya level VI agar siap mengikuti kegiatan akhir sekolah di tahun pelajaran 2012/2013. Kegiatan akhir tersebut antara lain Ulangan Akhir semester 2, Ujian Sekolah, Ujian Sekolah Berstandar Nasional, dan Ujian Nasional.
Adapun materi bimbingan yang diikuti oleh para siswa level VI antara lain pembahasan kisi-kisi Ujian, Metode Belajar Efektif, Phsikologi Siswa, Hemat Belajar, dan lain-lain. "Materi yang kami sampaikan antara lain pembahasan kisi-kisi ujian, Metode Belajar Efektif, Phsikologi Siswa, Hemat Belajar, dan lain-lain." jelas Ust. Hari tadi pagi (Senin,17/12).
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(15/12)-Setelah menyelenggarakan proses pembelajaran selama satu semester di tahun pelajaran 2012/2013, hari ini SDIT Nurul Huda Purbalingga serahkan buku laporan hasil belajar siswa kepada wali siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga. Penyerahan buku laporan hasil belajar siswa dilaksanakan tadi pagi (Sabtu,15/12) mulai pukul 08.00.WIB oleh wali level masing-masing.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan mengatakan bahwa penyerahan buku laporan hasil belajar siswa kepada wali siswa merupakan bentuk tanggungjawab SDIT Nurul Huda kepada wali siswa atas amanah yang diberikan oleh wali siswa untuk membimbing, mendidik, dan mengarahkan putra-putrinya. "Setelah melaksanakan proses membimbing, mendidik, dan mengarahkan selama satu semester di semester 1 tahun pelajaran 2012/2013, hari ini kami memberikan laporan atas proses tersebut kepada wali siswa." tutur Ust. Dirsan tadi pagi.
Sementara itu Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa setelah proses pembelajaran di semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 berakhir, para siswa level I-V diberi kesempatan untuk libur dari aktifitas di sekolah selama dua pekan mulai tanggal 17-31 Desember 2012. Sementara untuk level VI baru akan libur mulai tanggal 24-31 Desember 2012. Selanjutnya para siswa dari level I-VI akan kembali beraktifitas belajar di sekolah mulai tanggal 2 Januari 2013.
Ust. Hari juga menambahkan bahwa khusus untuk level VI mulai libur tanggal 24 Desember 2012 dikarenakan selama satu pekan kedepan akan ada program bimbingan khusus menghadapi kegiatan akhir sekolah. Bimbingan khusus kepada siswa level VI untuk menghadapi kegiatan akhir sekolah akan dilaksanakan mulai hari Senin(17/12)-Sabtu(22/12). "Oleh karena itu diharapkan kepada wali murid untuk memakluminya." tambah Ust. Hari.
Ust. Hari juga menambahkan bahwa khusus untuk level VI mulai libur tanggal 24 Desember 2012 dikarenakan selama satu pekan kedepan akan ada program bimbingan khusus menghadapi kegiatan akhir sekolah. Bimbingan khusus kepada siswa level VI untuk menghadapi kegiatan akhir sekolah akan dilaksanakan mulai hari Senin(17/12)-Sabtu(22/12). "Oleh karena itu diharapkan kepada wali murid untuk memakluminya." tambah Ust. Hari.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(10/12)-Berdasarkan data yang diperoleh dari media Radar online Jakarta tanggal 23 Januari 2012 bahwa angka kecelakaan lalulintas di Indonesia merupakan angka kecelakaan lalu-lintas terbanyak di dunia. Di tahun 2011 angka kecelakaan lalu-lintas mencapai 106.129 kejadian dengan jumlah korban jiwa mencapai 30.629 orang, luka berat sebanyak 35.787 orang, luka ringan 107.281 orang dengan kerugian mencapai Rp.278.432.383.189,00. Sungguh, sebuah angka yang fantastik, sekaligus menyedihkan.
Dari data di atas, pertanyaan yang timbul adalah apa sebenarnya yang menyebabkan angka kecelakaan lalu-lintas di Indonesia sedemikian banyak? Kalau kita mau instrospeksi, salah satu penyebab banyaknya angka kecelakaan lalu-lintas di Indonesia adalah faktor kurangnya kesadaran berdisiplin dalam berlalu-lintas. Kita cermati saja pada masyarakat di sekitar kita. Betapa kurangnya buday disiplin dalam berlalu-lintas, bahkan yang lebih ironi lagi adalah kebanyakan dari masyarakat kita merasa bangga ketika dalam berlalu-lintas bersikap tidak disiplin dan tidak mentaati rambu-rambu lalu-lintas yang ada.
Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi pada masyarakat kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu masing-masing orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Tetapi menurut hemat kami, faktor utama tumbuhnya budaya tidak didiplin adalah kurangnya pendidikan kedisiplinan pada pendidikan di negeri kita, Indonesia.
Dari data di atas, pertanyaan yang timbul adalah apa sebenarnya yang menyebabkan angka kecelakaan lalu-lintas di Indonesia sedemikian banyak? Kalau kita mau instrospeksi, salah satu penyebab banyaknya angka kecelakaan lalu-lintas di Indonesia adalah faktor kurangnya kesadaran berdisiplin dalam berlalu-lintas. Kita cermati saja pada masyarakat di sekitar kita. Betapa kurangnya buday disiplin dalam berlalu-lintas, bahkan yang lebih ironi lagi adalah kebanyakan dari masyarakat kita merasa bangga ketika dalam berlalu-lintas bersikap tidak disiplin dan tidak mentaati rambu-rambu lalu-lintas yang ada.
Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi pada masyarakat kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu masing-masing orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Tetapi menurut hemat kami, faktor utama tumbuhnya budaya tidak didiplin adalah kurangnya pendidikan kedisiplinan pada pendidikan di negeri kita, Indonesia.
Oleh sebab itu, SDIT NURUL HUDA Purbalingga muncul di tengah-tengah runyamnya pendidikan karakter di Indonesia dengan menawarkan pola pendidikan yang mengedepankan kedisiplinan dalam setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan. Mungkin diantara masyarakat ada yang mengkhawatirkan pola pendidikan disiplin yang dikembangkan oleh sekolah. Mereka beranggapan bahwa disiplin itu identik dengan militer, kekerasan, tindakan yang tidak paedagogik, dan sederet alasan lain. Namun kekhawatiran tersebut tidak berlaku di SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA. Karena kedisiplinan yang dikembangkan oleh SDIT NURUL HUDA Purbalingga merupakan kedisiplinan berkarakter pendidikan yang pada pelaksanaannya telah melalui proses kesepakatan antara pihak sekolah dalam hal ini guru dengan siswa dan wali murid. Dengan demikian harapannya budaya disiplin akan menjadi karakter dari setiap anak bangsa, sehingga bangsa ini akan memperoleh kejayaan yang diidam-idamkan oleh kita. Insya Alloh. (Har/14)
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(13/12)- Setelah hampir dua pekan melaksanakan Ulangan Akhir Semester 1 (UAS) yang dilaksanakan mulai tanggal 29 November - 8 Desember 2012, para siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga mengikuti acara "Refresh Day". Acara "Refresh Day" ini diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga pada hari Rabu (12/12) sampai hari Jum'at (14/12) mulai pukul 07.30-11.00 WIB.
Ratusan siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga dari level I-VI tumpah ruah di halaman sekolah dan kompleks Masjid Nurul Huda Karangreja mengikuti rangkaian acara "Refresh Day" ini. Mereka tampak sangat bersemangat dan antusias mengikuti acara yang digelar secara khusus ini. Terlihat diantara mereka saling memberikan suport kepada temannya masing-masing untuk mengikuti rangkaian acara dengan baik.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Bagian Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa acara "Refresh Day" ini diisi dengan berbagai games dan permainan menarik. Games dan permainan itu antara lain tarik tambang, sprint kelereng, jalan sahabat, karung estafet, hand of the power, dan lain-lain. Acara ini digelar selama tiga hari, mulai tanggal 12 -14 Desember 2012 dan diikuti oleh 166 siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga dari level I-VI.
Sementara itu dari pantauan tim redaksi di hari ke-dua pagi tadi, para siswa tampak sangat bersemangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok untuk saling berlomba agar dapat memenangkan games yang dilaksanakan. Sorak-sorai para siswa dan penonton terdengar membahana di seantero kompleks sekolah dan halaman Masjid Nurul Huda Karangreja. "Meskipun capai, tapi saya sangat senang mengikuti acara ini." tutur Amar Mubarok, salah satu siswa level V. (h/14)
Ratusan siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga dari level I-VI tumpah ruah di halaman sekolah dan kompleks Masjid Nurul Huda Karangreja mengikuti rangkaian acara "Refresh Day" ini. Mereka tampak sangat bersemangat dan antusias mengikuti acara yang digelar secara khusus ini. Terlihat diantara mereka saling memberikan suport kepada temannya masing-masing untuk mengikuti rangkaian acara dengan baik.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Bagian Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa acara "Refresh Day" ini diisi dengan berbagai games dan permainan menarik. Games dan permainan itu antara lain tarik tambang, sprint kelereng, jalan sahabat, karung estafet, hand of the power, dan lain-lain. Acara ini digelar selama tiga hari, mulai tanggal 12 -14 Desember 2012 dan diikuti oleh 166 siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga dari level I-VI.
Sementara itu dari pantauan tim redaksi di hari ke-dua pagi tadi, para siswa tampak sangat bersemangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok untuk saling berlomba agar dapat memenangkan games yang dilaksanakan. Sorak-sorai para siswa dan penonton terdengar membahana di seantero kompleks sekolah dan halaman Masjid Nurul Huda Karangreja. "Meskipun capai, tapi saya sangat senang mengikuti acara ini." tutur Amar Mubarok, salah satu siswa level V. (h/14)
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(8/12)- Pada umumnya pembelajaran Olah Raga, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan itu dilaksanakan di tanah lapang baik itu di lapangan ataupun di halaman. Namun apa jadinya kalau pembelajaran Olah Raga Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dilaksanakan di pasar? Mungkin kita tidak percaya kalau pembelajaran Olah Raga Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dilaksanakan di pasar. Percaya atau tidak, hal inilah yang dilakukan oleh para siswa level VI SDIT NURUL HUDA Purbalingga pada hari ini Sabtu(8/12). Mereka mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran Olah Raga Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di dalam pasar. Lebih tepatnya di dalam Pasar Tobong Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga.
Tepat pukul O7.30.WIB para siswa level VI yang berjumlah 20 anak mulai berangkat ke Pasar Tobong yang jaraknya +-2 km dengan berjalan kaki dan sesekali berlari-lari kecil menyusuri jalan setapak yang merupakan jalur alternatif dari sekolah menuju Pasar Tobong. Dengan semangat yang terus berkobar, akhirnya mereka sampai di Pasar Tobong pada pukul 08.15.WIB.
Setelah sampai di Pasar Tobong, dengan tidak menghiraukan keringat yang mulai bercucuran, para siswa level VI baik siswa laki-laki maupun perempuan segera masuk ke dalam pasar dan melaksanakan instruksi yang disampaikan oleh pembimbing mata pelajaran Olah Raga Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Ust. Hari Setiawan untuk melaksanakan observasi keadaan pasar ditinjau dari aspek kesehatan. Mereka dengan begitu bersemangat mulai menyusuri lorong-lorong dan bagian demi bagian dalam pasar. Sudut demi sudut tidak ada satupun yang luput dari pengamatan mereka. Merekapun mencatat kejadian apa saja yang terjadi di dalam pasar untuk kemudian dihubungkan dengan aspek kesehatan.
Waka Bagian Kurikulum dan Kesiswaan yang juga guru pembimbing mata pelajaran Olah raga Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa proses pembelajaran ini kami laksanakan sebagai bagian dari aplikasi langsung atas teori kesehatan masyarakat. Dengan mengobservasi langsung ke pasar, para siswa jadi tahu bahwa apakah masyarakat telah memiliki kesadaran untuk berpola hidup sehat ataukah belum. "Para siswa jadi tau tentang budaya perilaku hidup sehat sebagian masyarakat kita." tutur Ust. Hari.
Akhirnya proses pembelajaran selasai pukul 11.00.WIB, para siswapun kembali ke sekolah lagi dengan penuh semangat. (h/14)
Tepat pukul O7.30.WIB para siswa level VI yang berjumlah 20 anak mulai berangkat ke Pasar Tobong yang jaraknya +-2 km dengan berjalan kaki dan sesekali berlari-lari kecil menyusuri jalan setapak yang merupakan jalur alternatif dari sekolah menuju Pasar Tobong. Dengan semangat yang terus berkobar, akhirnya mereka sampai di Pasar Tobong pada pukul 08.15.WIB.
Setelah sampai di Pasar Tobong, dengan tidak menghiraukan keringat yang mulai bercucuran, para siswa level VI baik siswa laki-laki maupun perempuan segera masuk ke dalam pasar dan melaksanakan instruksi yang disampaikan oleh pembimbing mata pelajaran Olah Raga Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Ust. Hari Setiawan untuk melaksanakan observasi keadaan pasar ditinjau dari aspek kesehatan. Mereka dengan begitu bersemangat mulai menyusuri lorong-lorong dan bagian demi bagian dalam pasar. Sudut demi sudut tidak ada satupun yang luput dari pengamatan mereka. Merekapun mencatat kejadian apa saja yang terjadi di dalam pasar untuk kemudian dihubungkan dengan aspek kesehatan.
Waka Bagian Kurikulum dan Kesiswaan yang juga guru pembimbing mata pelajaran Olah raga Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa proses pembelajaran ini kami laksanakan sebagai bagian dari aplikasi langsung atas teori kesehatan masyarakat. Dengan mengobservasi langsung ke pasar, para siswa jadi tahu bahwa apakah masyarakat telah memiliki kesadaran untuk berpola hidup sehat ataukah belum. "Para siswa jadi tau tentang budaya perilaku hidup sehat sebagian masyarakat kita." tutur Ust. Hari.
Akhirnya proses pembelajaran selasai pukul 11.00.WIB, para siswapun kembali ke sekolah lagi dengan penuh semangat. (h/14)
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(7/12)- Hari ini adalah hari ke-8 Ulangan Akhir Semester I (UAS I). Di hari yang ke-8 ini para siswa SDIT NURUL HUDA Purbalingga melaksanakan UAS I dengan materi pelajaran Ke-Islaman dan umum. Untuk siswa level IV-VI mengerjakan mata pelajaran Aqidah, Akhlaq, dan Fiqih. Sementara untuk siswa level I-III mengerjakan mata pelajaran SBK dan Fiqih (praktik).
Kepala SDIT NURUL HUDA Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa Ulangan Akhir Semester I (UAS I) pada hari ini merupakan hari yang ke-8. Di hari yang ke-8 para siswa mengerjakan semua soal yang diajukan pada mata pelajaran Aqidah, Akhlaq, Fiqih, dan SBK dalam bentuk menjawab pertanyaan dan mempraktikkan perintah. "Para siswa mengikuti UAS I pada hari ini dengan menjawab pertanyaan yang diajukan dalam bentuk teori dan praktik." tutur Ust. Hari Setiawan tadi siang (Jum'at,7/12).
Dari pantauan redaksi, ada yang menarik dari pelaksanaan UAS I praktik di level I. Para siswa level I melaksanakan UAS I praktik pada mata pelajaran Fiqih. Para siswa satu per satu mempraktikan tata cara berwudlu di "midhooatun" yang berada di kompleks sekolah dengan antusias. Mereka tidak hanya mempraktikan cara berwudlu saja namun juga disibukan dengan bermain air. "Maklum anak-anak senangnya bermain air." kata Ust. Aan Nuryanto penguji praktik Fiqih siswa level I yang juga ikut basah terkena air yang dimainkan para siswa level I.
Kepala SDIT NURUL HUDA Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa Ulangan Akhir Semester I (UAS I) pada hari ini merupakan hari yang ke-8. Di hari yang ke-8 para siswa mengerjakan semua soal yang diajukan pada mata pelajaran Aqidah, Akhlaq, Fiqih, dan SBK dalam bentuk menjawab pertanyaan dan mempraktikkan perintah. "Para siswa mengikuti UAS I pada hari ini dengan menjawab pertanyaan yang diajukan dalam bentuk teori dan praktik." tutur Ust. Hari Setiawan tadi siang (Jum'at,7/12).
Dari pantauan redaksi, ada yang menarik dari pelaksanaan UAS I praktik di level I. Para siswa level I melaksanakan UAS I praktik pada mata pelajaran Fiqih. Para siswa satu per satu mempraktikan tata cara berwudlu di "midhooatun" yang berada di kompleks sekolah dengan antusias. Mereka tidak hanya mempraktikan cara berwudlu saja namun juga disibukan dengan bermain air. "Maklum anak-anak senangnya bermain air." kata Ust. Aan Nuryanto penguji praktik Fiqih siswa level I yang juga ikut basah terkena air yang dimainkan para siswa level I.
Sepenggal Cerita Home Visite
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Rabu(5/12)-Selain menggiatkan pertemuan wali murid secara rutin setiap bulan, SDIT NURUL HUDA Purbalingga juga giatkan home visit. Hom visit ini digiatkan oleh sekolah sabagai bagian dari komunikasi yang dilakukan kepada wali murid tentang program dan pelaksanaan pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah.
Kepala SDIT NURUL HUDA Purbalingga Ust. Dirsan mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini sekolah memang menggiatkan home visit. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari mengkomunikasikan setiap program yang dilaksanakan oleh SDIT NURUL HUDA. Dengan terkomunikasikan kepada wali murid maka harapannya program yang dijalankan akan mendapatkan dukungan yang maksimal oleh wali murid. dengan demikian setiap program yang dijalankan akan berjalan dengan baik. "Dengan mengkomunikasikan kepada wali murid maka dampak positifnya adalah setiap program akan mendapat dukungan dari wali murid sehingga akan berjalan dengan baik." tutur Ust. Dirsan tadi pagi (Rabu,5/12).
Sementara itu Waka Bagian Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa home visit ini dilakukan adalah sebagai satu sarana untuk bersilaturahim, sekaligus sebagai upaya mengkomunikasikan permasalahan anak dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah kepada wali murid. Dengan kata lain home visit ini menjadi problem solving bagi setiap permasalahan yang dihadapi anak dalam belajar sehingga proses pembelajaran yang diikuti akan berjalan dengan baik dan prestasi belajar anak akan meningkat. "Home visit yang kami lakukan merupakan sarana problem solving atas permasalahan yang dihadapi anak dalam belajar, sehingga prestasi belajarnya akan meningkat." kata Ust. Hari. (h/14)
Kepala SDIT NURUL HUDA Purbalingga Ust. Dirsan mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini sekolah memang menggiatkan home visit. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari mengkomunikasikan setiap program yang dilaksanakan oleh SDIT NURUL HUDA. Dengan terkomunikasikan kepada wali murid maka harapannya program yang dijalankan akan mendapatkan dukungan yang maksimal oleh wali murid. dengan demikian setiap program yang dijalankan akan berjalan dengan baik. "Dengan mengkomunikasikan kepada wali murid maka dampak positifnya adalah setiap program akan mendapat dukungan dari wali murid sehingga akan berjalan dengan baik." tutur Ust. Dirsan tadi pagi (Rabu,5/12).
Sementara itu Waka Bagian Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa home visit ini dilakukan adalah sebagai satu sarana untuk bersilaturahim, sekaligus sebagai upaya mengkomunikasikan permasalahan anak dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah kepada wali murid. Dengan kata lain home visit ini menjadi problem solving bagi setiap permasalahan yang dihadapi anak dalam belajar sehingga proses pembelajaran yang diikuti akan berjalan dengan baik dan prestasi belajar anak akan meningkat. "Home visit yang kami lakukan merupakan sarana problem solving atas permasalahan yang dihadapi anak dalam belajar, sehingga prestasi belajarnya akan meningkat." kata Ust. Hari. (h/14)
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis (6/12)-Dalam falsafah pendidikan, "guru" itu mengandung makna "digugu lan ditiru". Digugu artinya seorang guru atau pendidik hendaknya dalam bertutur kata tidak asal-asalan. Tutur kata seorang guru atau pendidik hendaknya memiliki keteraturan dan keselarasan dengan tingkah lakunya. Sementara "ditiru" mengandung makna hendaknya seorang guru itu harus bisa menjadi teladan atau contoh yang baik bagi para peserta didiknya.
Oleh karena itulah SDIT NURUL HUDA Purbalingga selalu menekankan kepada semua guru dan karyawan agar memiliki jiwa "digugu lan ditiru". Ucapan guru SDIT NURUL HUDA purbalingga hendaknya bermakna sebagai sebuah pendidikan, bukan ucapan yang asal-asalan dan tidak bermakna apa-apa. Tingkah-lakunya hendaknya mencerminkan keteladanan yang baik bagi para siswanya.
Kepala SDIT NURUL HUDA Purbalingga Ust. Dirsan mengatakan bahwa menjadi satu keharusan bagi guru SDIT NURUL HUDA untuk dapat melaksanakan falsafah "digugu lan ditiru". "Hendaknya tutur katanya bukanlah tutur kata yang sembrono, tingkah lakunya hendaknya dapat dijadikan teladan." Kata Ust. Dirsan tadi siang (Kamis,6/12). Ust. Dirsan juga menambahkan bahwa dengan menerapkan falsafah "digugu lan ditiru", proses pendidikan yang diselenggarakan akan berhasil dengan baik. "Kami berharap proses pendidikan yang diselenggarakan akan berhasil dengan baik." tambahnya. (h/14)
Oleh karena itulah SDIT NURUL HUDA Purbalingga selalu menekankan kepada semua guru dan karyawan agar memiliki jiwa "digugu lan ditiru". Ucapan guru SDIT NURUL HUDA purbalingga hendaknya bermakna sebagai sebuah pendidikan, bukan ucapan yang asal-asalan dan tidak bermakna apa-apa. Tingkah-lakunya hendaknya mencerminkan keteladanan yang baik bagi para siswanya.
Kepala SDIT NURUL HUDA Purbalingga Ust. Dirsan mengatakan bahwa menjadi satu keharusan bagi guru SDIT NURUL HUDA untuk dapat melaksanakan falsafah "digugu lan ditiru". "Hendaknya tutur katanya bukanlah tutur kata yang sembrono, tingkah lakunya hendaknya dapat dijadikan teladan." Kata Ust. Dirsan tadi siang (Kamis,6/12). Ust. Dirsan juga menambahkan bahwa dengan menerapkan falsafah "digugu lan ditiru", proses pendidikan yang diselenggarakan akan berhasil dengan baik. "Kami berharap proses pendidikan yang diselenggarakan akan berhasil dengan baik." tambahnya. (h/14)
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(4/12)-"Jujur" sebuah kata yang mudah diucapkan namun sangat sulit diaplikasikan. Kata "jujur" sangat mudah dan ringan diucapkan karena kata ini hanya terdiri dari lima huruf yang sudah sangat kita kenal, namun pada kenyataannya sangat sulit untuk diaplikasikan. Sebagai satu bukti bahwa "jujur" merupakan kata yang sulit diaplikasikan adalah betapa sulitnya kita menjumpai orang yang bersikap jujur di negeri ini. Mulai dari masyarakat kalangan bawah (rakyat jelata) samapai masyarakat kalangan atas (konglomerat dan para pejabat) kecenderungannya bersikap tidak jujur. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya kasus korupsi, penggelapan, pencucian uang, dan kejahatan lainnya yang melibatkan masyarakat dan para pejabat pemerintah di negeri ini. Tentu saja hal ini terjadi bukan atas dasar kebetulan semata, namun hal ini terjadi sudah melalui proses regenerasi yang secara terus-menerus terjadi. Sungguh ironi dan menyedihkan.
Sebagai bagian dari elemen bangsa, tentu saja SDIT NURUL HUDA Purbalingga tidak bisa tinggal diam begitu saja. Akan tetapi sebaliknya, SDIT NURUL HUDA Purbalingga merasa terpanggil untuk merubah keadaan ini agar menjadi lebih baik. Sebagai sebuah lembaga pendidikan maka bentuk dari keterpanggilan untuk memperbaiki bangsa ini dari keterpurukan adalah dengan mendidik, membimbing, mengarahkan dan membina para siswanya agar tertanam dengan kuat di dalam sanubarinya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Nilai-nilai kejujuran ini diaplikasikan dalam bentuk pembiasaan dalam berbagai aktifitas keseharian para siswa baik di sekolah maupun di rumah.
Satu contoh bentuk aplikasi dari pembiasaan nilai-nilai kejujuran pada siswa di sekolah adalah pada pelaksanaan Ulangan Akhir Semester I yang sedang berjalan pada pekan ini. Para siswa tidak diperbolehkan untuk berbuat curang sekecil apapun. Apabila diketahui berbuat curang maka mereka akan mendapatkan sangsi berupa diskualifikasi dan dinyatakan tidak naik level.
Kepala SDIT NURUL HUDA Purbalingga Ust. Dirsan mengatakan bahwa pembiasaan untuk bersikap jujur ini diterapkan sebagai upaya memperbaiki bangsa ini dari keterpurukan. "Ini merupakan bagian dari proses memperbaiki bangsa ini dari keterpurukan." katanya tadi siang (Selasa,4/12). Pada kesempatan itu Ust. Dirsan juga menambahkan bahwa meskipun terasa sulit untuk merubah, namun tetap harus berusaha dengan sekuat tenaga dan dengan segala daya dan kemampuan. Disamping itu juga diperlukan kerjasama dari semua elemen bangsa. "Butuh kerjasama dari semua pihah." tambahnya.
Sebagai bagian dari elemen bangsa, tentu saja SDIT NURUL HUDA Purbalingga tidak bisa tinggal diam begitu saja. Akan tetapi sebaliknya, SDIT NURUL HUDA Purbalingga merasa terpanggil untuk merubah keadaan ini agar menjadi lebih baik. Sebagai sebuah lembaga pendidikan maka bentuk dari keterpanggilan untuk memperbaiki bangsa ini dari keterpurukan adalah dengan mendidik, membimbing, mengarahkan dan membina para siswanya agar tertanam dengan kuat di dalam sanubarinya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Nilai-nilai kejujuran ini diaplikasikan dalam bentuk pembiasaan dalam berbagai aktifitas keseharian para siswa baik di sekolah maupun di rumah.
Satu contoh bentuk aplikasi dari pembiasaan nilai-nilai kejujuran pada siswa di sekolah adalah pada pelaksanaan Ulangan Akhir Semester I yang sedang berjalan pada pekan ini. Para siswa tidak diperbolehkan untuk berbuat curang sekecil apapun. Apabila diketahui berbuat curang maka mereka akan mendapatkan sangsi berupa diskualifikasi dan dinyatakan tidak naik level.
Kepala SDIT NURUL HUDA Purbalingga Ust. Dirsan mengatakan bahwa pembiasaan untuk bersikap jujur ini diterapkan sebagai upaya memperbaiki bangsa ini dari keterpurukan. "Ini merupakan bagian dari proses memperbaiki bangsa ini dari keterpurukan." katanya tadi siang (Selasa,4/12). Pada kesempatan itu Ust. Dirsan juga menambahkan bahwa meskipun terasa sulit untuk merubah, namun tetap harus berusaha dengan sekuat tenaga dan dengan segala daya dan kemampuan. Disamping itu juga diperlukan kerjasama dari semua elemen bangsa. "Butuh kerjasama dari semua pihah." tambahnya.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin (3/12)-Ada banyak indikator yang dapat dijadikan barometer untuk menentukan keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah. Satu dari sekian banyak indikator untuk menentukan keberhasilan dari sebuah pembelajaran adalah apabila siswa dapat menyelesaikan Ulangan Akhir Semester (UAS) dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan benar dan tepat. Sebaliknya, apabila siswa kesulitan dalam menyelesaikan Ulangan Akhir Semester (UAS) yang berakibat pertanyaan yang diajukan tidak dapat dijawab dengan benar, maka dapat diambil kesimpulan proses pembelajaran yang diselenggarakan mengalami ketidakberhasilan.
Begitupun dengan SDIT NURUL HUDA Purbalingga, sebagai bagian dari proses untuk menentukan tingkat keberhasilan atas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan selama semester 1 tahun pelajaran 2012/2013, 165 siswa SDIT NURUL HUDA mengikuti Ulangan Akhir Semester 1 (UAS 1). UAS 1 di SDIT NURUL HUDA ini dilaksanakan mulai hari Kamis (29/11) sampai hari Sabtu (8/12).
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa Ulangan Akhir Semester I ini diikuti oleh 165 siswa yang terdiri dari siswa level I-VI. Mereka mengikuti Ulangan Akhir Semester I untuk semua mata pelajaran sesuai dengan jadwalnya. Termasuk di hari ini Senin (3/12), para siswa mengerjakan soal UAS I sesuai jadwalnya yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan. "Di hari ke empat ini para siswa mengikuti UAS I untuk mata pelajaran PAI dan PKn." kata Ust. Hari.
Sementara itu dari pantauan tim redaksi tadi siang, para siswa terlihat sangat antusias dan serius dalam menjawab semua soal yang diajukan pada UAS I kali ini. Mereka berusaha menjawab semua soal dengan sebaik-baiknya, apalagi hasil UAS I ini akan menjadi acuan untuk menentukan keberhasilan dari proses pembelajaran yang telah diikuti selama satu semester. "Saya sangat serius dan berusaha menjawab semua soal dengan sebaik-baiknya." tutur Mial Muntofal, salah satu siswa level VI. (H/14)
Begitupun dengan SDIT NURUL HUDA Purbalingga, sebagai bagian dari proses untuk menentukan tingkat keberhasilan atas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan selama semester 1 tahun pelajaran 2012/2013, 165 siswa SDIT NURUL HUDA mengikuti Ulangan Akhir Semester 1 (UAS 1). UAS 1 di SDIT NURUL HUDA ini dilaksanakan mulai hari Kamis (29/11) sampai hari Sabtu (8/12).
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa Ulangan Akhir Semester I ini diikuti oleh 165 siswa yang terdiri dari siswa level I-VI. Mereka mengikuti Ulangan Akhir Semester I untuk semua mata pelajaran sesuai dengan jadwalnya. Termasuk di hari ini Senin (3/12), para siswa mengerjakan soal UAS I sesuai jadwalnya yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan. "Di hari ke empat ini para siswa mengikuti UAS I untuk mata pelajaran PAI dan PKn." kata Ust. Hari.
Sementara itu dari pantauan tim redaksi tadi siang, para siswa terlihat sangat antusias dan serius dalam menjawab semua soal yang diajukan pada UAS I kali ini. Mereka berusaha menjawab semua soal dengan sebaik-baiknya, apalagi hasil UAS I ini akan menjadi acuan untuk menentukan keberhasilan dari proses pembelajaran yang telah diikuti selama satu semester. "Saya sangat serius dan berusaha menjawab semua soal dengan sebaik-baiknya." tutur Mial Muntofal, salah satu siswa level VI. (H/14)
0 comments:
Post a Comment