SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(19/11)-
Jiwa kreatif memang penting dimiliki oleh setiap orang. Apalagi hidup di
zaman globalisasai seperti sekarang ini. Zaman dimana persaingan hidup
semakin ketat dan berat. Mereka yang tidak dapat bersaing
dengan baik maka tidak ayal dengan sendirinya akan terdegradasi.
Sebaliknya mereka yang mampu bersaing dengan baik maka akan memperoleh
kejayaan hidup yang diidam-idamkan. Tentunya yang diharapkan adalah
setiap kita mampu bersaing dengan baik dan memperoleh kejayaan yang
diimpikan. Tentunya untuk dapat bersing dengan baik dan memperoleh
kejayaan yang diimpikan tidaklah mudah. Dibutuhkan bekal dan persiapan
yang cukup agar dapat bersaing dengan baik dan dalam upaya mencapai
kejayaan yang diimpikan tersebut. Salah satu bekal yang harus disiapkan
tersebut adalah daya kreatif.
Adalah SDIT NURUL HUDA Purbalingga, dengan
segala keterbatasan yang ada berupaya semaksimal mungkin dalam
mengembangkan proses pembelajaran kepada siswa yang selalu dinamis,
inofatif, menarik, dan menyenangkan. Tentu saja semua itu dilakukan oleh
SDIT NURUL HUDA Purbalingga agar jiwa dan daya kreatif para siswa dapat
ditumbuhkembangkan dengan baik.
Seperti proses pembelajaran yang dilaksanakan
pada hari Sabtu(17/11) lalu pada level II A. Para siswa level II A
mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan dengan metode ODS. Pada proses pembelajaran tersebut para
siswa level II A diajak keluar ruang prestasi belajar untuk mempelajari
cara pembuatan barbagi jenis hasil karya pahatan dengan bahan dasar
barang bekas berupa pecahan genting.
Guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Ust. Mukhsin mengatakan bahwa barang bekas berupa pecahan genting yang sudah tidak dipakai dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat hasta karya yang menarik dan bernilai jual lebih. "Anak-anak menggunakan pecahan genting sebagai bahan dasar hasta karya yang menarik dan bernilai jual tinggi." kata Ust. Mukhsin kemarin(Sabtu,17/11). Ust. Muksin menambahkan bahwa oleh anak, pecahan genting yang sudah tidak terpakai dibuat menjadi hasta karya berupa pahatan-pahatan yang membentuk sehingga menjadi lukisan yang indah. "Pecahan genting tersebut dipahat sehingga menjadi sebuah ukiran yang menyerupai ukiran." tambahnya.
Guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Ust. Mukhsin mengatakan bahwa barang bekas berupa pecahan genting yang sudah tidak dipakai dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat hasta karya yang menarik dan bernilai jual lebih. "Anak-anak menggunakan pecahan genting sebagai bahan dasar hasta karya yang menarik dan bernilai jual tinggi." kata Ust. Mukhsin kemarin(Sabtu,17/11). Ust. Muksin menambahkan bahwa oleh anak, pecahan genting yang sudah tidak terpakai dibuat menjadi hasta karya berupa pahatan-pahatan yang membentuk sehingga menjadi lukisan yang indah. "Pecahan genting tersebut dipahat sehingga menjadi sebuah ukiran yang menyerupai ukiran." tambahnya.
Secara terpisah Wakil Kepala Sekolah Bag.
Kurikulum Dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa memang
setiap guru SDIT Nurul Huda diharapkan mampu menerapkan pembelajaran
yang dapat menumbuhkembangkan daya dan jiwa kreatif anak. "Kami bebaskan
guru untuk mengembangkan proses pembelajaran yang dapat menumbuhkan
daya dan jiewa kratif anak." kata Ust. Hari. Dari pantauan tim redaksi,
para siswa level II A terlihat tampak antusias dan sangat senag. "Saya
sangat senang, meskipin capek." kata Tegar salah satu siswa level II A.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(20/11)-
Salah satu persoalan besar yang dihadapi bangsa ini adalah banyaknya
pengangguran. Pengangguran menjadi sebuah persoalan yang harus dicari
solusi penyelesaiannya. Bagaimana tidak, dengan jumlah pengangguran
yang terus bertambah maka salah satu akibat negatif yang ditimbulkannya
adalah meningkatnya intensitas kejahatan sosial di negeri ini. Mulai
dari kejahatan ringan sampai kejahatan berat, mulai dari mencopet,
mencuri, merampok, bahkan sampai membunuh jiwa yang tidak berdosa hanya
karena memperebutkan sesuap nasi. Sungguh ironis dan menyedihkan.
Disadari atau tidak salah satu penyebab
banyaknya pengangguran adalah minimnya daya kreatif masyarakat negeri
ini untuk mengembangkan kemampuan dan potensi diri sehingga yang terjadi
masyarakat merasa kebingungan untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
Sebagai bagian dari upaya menumbuhkan jiwa dan daya kreatif anak, SDIT NURUL HUDA Purbalingga berupaya semaksimal mungkin mengembangkan proses pembelajaran yang selalu dinamis, konstruktif, dan inofatif. Setiap guru SDIT NURUL HUDA diharuskan menjadikan proses pembelajaran yang diselenggarakan sebagai ajang untuk menumbuhkembangkan jiwa dan daya kreatif anak. Wakil Kepala Bag. Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa setiap guru harus mampu menjadikan pembelajaran yang diselenggarakan menjadi ajang untuk menumbuhkan jiwa dan daya kreatif anak dengan cara memilih metode yang tepat. "Guru harus bisa memilih metode yang tepat dalam setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga proses pembelajaran tersebut dapat menumbuhkan jiwa dan daya kreatif anak." kata Ust. Hari kemarin (Senin,19/11). Ust. Hari menambahkan bahwa guru juga diharuskan dapat memilih media dan alat pembelajaran yang tepat pula. "Guru juga harus bisa menggunakan media dan alat pembelajaran yang tepat." tambahnya. (har)
Sebagai bagian dari upaya menumbuhkan jiwa dan daya kreatif anak, SDIT NURUL HUDA Purbalingga berupaya semaksimal mungkin mengembangkan proses pembelajaran yang selalu dinamis, konstruktif, dan inofatif. Setiap guru SDIT NURUL HUDA diharuskan menjadikan proses pembelajaran yang diselenggarakan sebagai ajang untuk menumbuhkembangkan jiwa dan daya kreatif anak. Wakil Kepala Bag. Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa setiap guru harus mampu menjadikan pembelajaran yang diselenggarakan menjadi ajang untuk menumbuhkan jiwa dan daya kreatif anak dengan cara memilih metode yang tepat. "Guru harus bisa memilih metode yang tepat dalam setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga proses pembelajaran tersebut dapat menumbuhkan jiwa dan daya kreatif anak." kata Ust. Hari kemarin (Senin,19/11). Ust. Hari menambahkan bahwa guru juga diharuskan dapat memilih media dan alat pembelajaran yang tepat pula. "Guru juga harus bisa menggunakan media dan alat pembelajaran yang tepat." tambahnya. (har)
0 comments:
Post a Comment