SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(9/3/2013)- Sabtu pagi pukul 07.30 WIB para siswa level III terlihat sangat sibuk. Ada yang mengangkat meja, kursi, serta beberapa barang lain yang berada di dalam gardus, tas, plastik kresek dan tempat lainnya. Mereka kemudian menatanya di halaman SDIT Nurul Huda Purbalingga yang masih tampak becek akibat hujan di malam harinya.
Satu persatu meja dan kursi ditatanya dengan berjajar. Tak lupa barang-barang yang ada di dalam gardus, tas, plastik kresek dan beberapa tempat lainnya dikeluarkan, kemudian diletakan dan ditata di atas meja. Pisang, rambutan, duku, cimplung budin, es, jus, aneka kue, dan berbagai jenis jajanan pasar telah siap di atas meja.
Sesaat kemudian mereka pun berteriak-teriak menjajakan berbagai jajanan pasar tersebut. "Pisang.....pisang....pisang....., duku....duku....es....es.....es.... roti.....roti.....roti.... kue....kue...kue.....ayo siapa yang mau beli......hanya Rp. 1000,- saja," teriak para siswa level III saling bersahut-sahutan.
Mendengar teriakan yang cukup keras dari para siswa level III, para siswa level lain pun dengan tergopoh-gopoh keluar dari ruang belajar mereka. Mereka kemudian terlibat transaksi jual-beli di pasar tradisional yang secara dadakan diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan, para siswa pada pagi ini melaksanakan proses pembelajaran yang bertemakan kegiatan ekonomi dalam bentuk ODS yang bertajug "Market Day" dengan cara mempraktekan proses jual-beli yang dilakukan di dalam pasar tradisional. Diantara mereka ada yang berperan menjadi penjual dan menjadi pembeli.
Ust. Hari Setiawan menuturkan, dalam Maket Day ini para siswa mendapatkan pengalaman berharga sebagai sebuah pembelajaran. "Pengalaman pembelajaran yang dapat mereka peroleh dari acara ini diantaranya adalah memahami berbagai hal tentang pasar misalnya kegiatan yang dilakukan para penjual dan pembeli, cara bertransaksi, sampai berkaitan dengan laba dan rugi serta hal lainnya," tutur Ust. Hari Setiawan.
ODS yang bertajug "Market Day" inipun akhirnya berakhir pada pukul 10.30 WIB.
Mendengar teriakan yang cukup keras dari para siswa level III, para siswa level lain pun dengan tergopoh-gopoh keluar dari ruang belajar mereka. Mereka kemudian terlibat transaksi jual-beli di pasar tradisional yang secara dadakan diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan, para siswa pada pagi ini melaksanakan proses pembelajaran yang bertemakan kegiatan ekonomi dalam bentuk ODS yang bertajug "Market Day" dengan cara mempraktekan proses jual-beli yang dilakukan di dalam pasar tradisional. Diantara mereka ada yang berperan menjadi penjual dan menjadi pembeli.
Ust. Hari Setiawan menuturkan, dalam Maket Day ini para siswa mendapatkan pengalaman berharga sebagai sebuah pembelajaran. "Pengalaman pembelajaran yang dapat mereka peroleh dari acara ini diantaranya adalah memahami berbagai hal tentang pasar misalnya kegiatan yang dilakukan para penjual dan pembeli, cara bertransaksi, sampai berkaitan dengan laba dan rugi serta hal lainnya," tutur Ust. Hari Setiawan.
ODS yang bertajug "Market Day" inipun akhirnya berakhir pada pukul 10.30 WIB.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(11/3/2013)- Pagi itu (Sabtu,9/3/2013) di saat para siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga sedang asyik berpartisipasi dalam pembelajaran "Market Day", tiba-tiba terdengar jerit tangis dari salah satu sudut ruang prestasi siswa level V memecah ramainya suasana Market Day tersebut. Dengan bergegas, beberapa siswa dan guru memeriksa ruang prestasi level V.
Betapa terkejutnya mereka, ketika melihat beberapa siswa level V menangis dan mengerumuni sesosok tubuh yang tergeletak di lantai. Setelah diperiksa ternyata sesosok tubuh itu telah meninggal.
Dengan cepat beberapa guru dan para siswa level V segera mempersiapkan prosesi mengurus jenazah.
Betapa terkejutnya mereka, ketika melihat beberapa siswa level V menangis dan mengerumuni sesosok tubuh yang tergeletak di lantai. Setelah diperiksa ternyata sesosok tubuh itu telah meninggal.
Dengan cepat beberapa guru dan para siswa level V segera mempersiapkan prosesi mengurus jenazah.
Tenang! Cerita di atas hanyalah gambaran dari simulasi yang dilaksanakan oleh para siswa level V dalam mengurus jenazah. Simulasi tersebut merupakan bentuk aplikasi materi pembelajaran Fiqih Janazah yang telah dipelajari siswa V secara teori.
Guru mata pelajaran Fiqih level V Ust. Sa'dul Amin mengatakan, dalam simulasi tersebut para siswa mempraktekan tata cara mengurus jenazah dengan benar sesuai tuntunan dari Al Qur'an dan Sunah yang shohih. "Pada simulasi tersebut, para siswa mempraktekan mengurus jenazah secara benar," tutur Ust. Sa'dul Amin (Sabtu,9/3/2013).
Ust. Sa'dul Amin menambahkan, dengan simulasi tersebut diharapkan siswa akan memahami tata cara mengurus jenazah dengan benar. "Sehingga apabila masyarakat membutuhkan bantuan mereka untuk mengurus jenazah, mereka tidak kaguk dan minder," tambahnya.
(2 foto)Guru mata pelajaran Fiqih level V Ust. Sa'dul Amin mengatakan, dalam simulasi tersebut para siswa mempraktekan tata cara mengurus jenazah dengan benar sesuai tuntunan dari Al Qur'an dan Sunah yang shohih. "Pada simulasi tersebut, para siswa mempraktekan mengurus jenazah secara benar," tutur Ust. Sa'dul Amin (Sabtu,9/3/2013).
Ust. Sa'dul Amin menambahkan, dengan simulasi tersebut diharapkan siswa akan memahami tata cara mengurus jenazah dengan benar. "Sehingga apabila masyarakat membutuhkan bantuan mereka untuk mengurus jenazah, mereka tidak kaguk dan minder," tambahnya.