Kontes Bahasa Jawa Ala SDIT Nurul Huda
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Ahad(10/11/2013)- Saat ini keberadaan Bahasa Jawa nampaknya mulai semakin terpinggirkan. Hal ini terindikasikan dengan semakin tidak tertariknya masyarakat untuk menggunakan Bahasa Jawa sebagai dialog keseharian mereka. Terutama kalangan anak-anak dan remaja zaman sekarang. Mereka lebih senang dan enjoi menggunakan bahasa lain dengan alasan lebih enjoi dan gaul. Bahkan tidak jarang ditemui, anak-anak dan remaja sekarang tidak mengerti dan memahami Tata Bahasa Jawa. Sungguh sebuah hal yang sangat ironi dan menyedihkan.
Disadari ataupun tidak, hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan Bahasa Jawa yang diterima oleh mereka. Pendidikan tersebut dapat berarti di sekolah, di rumah, ataupun di masyarakat.
Dalam kurikulum pendidikan, Bahasa Jawa pun tidak memperoleh porsi waktu yang cukup. Rata-rata sekolah hanya menerapkan pembelajaran Bahasa Jawa 2 jam pelajaran per pekan. Bahkan di tingkat SLTA, pembelajaran Bahasa Jawa tidak diajarkan. Tak ayal lagi, akibatnya adalah anak-anak dan remaja sekarang kurang dapat mengenal dan memahami tata Bahasa Jawa dengan baik.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Ahad(10/11/2013)- Saat ini keberadaan Bahasa Jawa nampaknya mulai semakin terpinggirkan. Hal ini terindikasikan dengan semakin tidak tertariknya masyarakat untuk menggunakan Bahasa Jawa sebagai dialog keseharian mereka. Terutama kalangan anak-anak dan remaja zaman sekarang. Mereka lebih senang dan enjoi menggunakan bahasa lain dengan alasan lebih enjoi dan gaul. Bahkan tidak jarang ditemui, anak-anak dan remaja sekarang tidak mengerti dan memahami Tata Bahasa Jawa. Sungguh sebuah hal yang sangat ironi dan menyedihkan.
Disadari ataupun tidak, hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan Bahasa Jawa yang diterima oleh mereka. Pendidikan tersebut dapat berarti di sekolah, di rumah, ataupun di masyarakat.
Dalam kurikulum pendidikan, Bahasa Jawa pun tidak memperoleh porsi waktu yang cukup. Rata-rata sekolah hanya menerapkan pembelajaran Bahasa Jawa 2 jam pelajaran per pekan. Bahkan di tingkat SLTA, pembelajaran Bahasa Jawa tidak diajarkan. Tak ayal lagi, akibatnya adalah anak-anak dan remaja sekarang kurang dapat mengenal dan memahami tata Bahasa Jawa dengan baik.
Sebagai upaya untuk mengenalkan
tata Bahasa Jawa kepada anak-anak, SDIT Nurul Huda Purbalingga menggelar
kontes pidato Bahasa Jawa bagi siswa level V. Kontes pidato Bahasa Jawa
tersebut dilaksanakan kemarin (Sabtu,9/11/2013) pukul 08.00-10.30 WIB.
Kontes pidato untuk pertama kali digelar oleh SDIT Nurul Huda itu dilaksanakan di loby ruang prestasi level V lantai 2. Acara tersebut diikuti oleh puluhan siswa level V. Didaulat sebagai juri tunggal adalah Ust Hanif Hamdani dari Solo.
Satu demi satu para siswa level V menampilkan kebolehannya dalam berpidato menggunakan Bahasa Jawa. Ada yang menggunakan Bahasa Jawa kromo, kromo inggil, dan ada pula yang menggunakan Bahasa Jawa ngapak khas Banyumasan yang mengundang tawa para penonton. Diantara mereka pun ada yang melakukan pidato dengan membaca teks dan adapula yang tanpa membaca teks.
Guru Bahasa Jawa SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hasan Sidiq mengatakan, kontes pidato Bahasa Jawa ini merupakan bagian dari penerapan pembelajaran Bahasa Jawa di level V. Menurutnya, dengan cara penerapan langsung pembelajaran akan lebih mudah untuk diterima dan dipahami oleh anak-anak.
"Penerapan ini akan lebih berkesan dan mudah diterima oleh anak," ujar Ust Hasan Sidiq.
Sementara itu Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hari Setiawan mengatakan, kontes pidato Bahasa Jawa ini diselenggarakan oleh sekolah sebagai bentuk pembelajaran yang bersifat mengembangkan bakat dan potensi anak. Selain itu juga kontes ini dilaksanakan sebagai bagian dari melestarikan budaya Jawa yaitu mengenalkan Bahasa Jawa kepada anak-anak.
"Kontes ini sebagai bagian dari melestarikan Bahasa Jawa dengan mengenalkan kepada anak-anak khususnya siswa kami," kata Ust Hari Setiawan.
Kontes pidato untuk pertama kali digelar oleh SDIT Nurul Huda itu dilaksanakan di loby ruang prestasi level V lantai 2. Acara tersebut diikuti oleh puluhan siswa level V. Didaulat sebagai juri tunggal adalah Ust Hanif Hamdani dari Solo.
Satu demi satu para siswa level V menampilkan kebolehannya dalam berpidato menggunakan Bahasa Jawa. Ada yang menggunakan Bahasa Jawa kromo, kromo inggil, dan ada pula yang menggunakan Bahasa Jawa ngapak khas Banyumasan yang mengundang tawa para penonton. Diantara mereka pun ada yang melakukan pidato dengan membaca teks dan adapula yang tanpa membaca teks.
Guru Bahasa Jawa SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hasan Sidiq mengatakan, kontes pidato Bahasa Jawa ini merupakan bagian dari penerapan pembelajaran Bahasa Jawa di level V. Menurutnya, dengan cara penerapan langsung pembelajaran akan lebih mudah untuk diterima dan dipahami oleh anak-anak.
"Penerapan ini akan lebih berkesan dan mudah diterima oleh anak," ujar Ust Hasan Sidiq.
Sementara itu Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hari Setiawan mengatakan, kontes pidato Bahasa Jawa ini diselenggarakan oleh sekolah sebagai bentuk pembelajaran yang bersifat mengembangkan bakat dan potensi anak. Selain itu juga kontes ini dilaksanakan sebagai bagian dari melestarikan budaya Jawa yaitu mengenalkan Bahasa Jawa kepada anak-anak.
"Kontes ini sebagai bagian dari melestarikan Bahasa Jawa dengan mengenalkan kepada anak-anak khususnya siswa kami," kata Ust Hari Setiawan.
SDIT Nurul Huda Gelar MT
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(5/11/2013)- Meskipun pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SD Tahun Pelajaran 2013/2014 masih beberapa bulan lagi, namun persiapan yang dilakukan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga mulai dilakukan. Salah satunya adalah mempersiapkan mental dan phsikologis para siswa level VI yang dalam beberapa bulan ke depan akan mengikuti UN tersebut.
Seperti yang dilaksanakan pada sore (Senin,4/11/2013) hingga pagi hari ini (Selasa,5/11/2013), para siswa level VI mengikuti Motivating Training (MT) yang diselenggarakan oleh sekolah.
MT yang sengaja digelar oleh SDIT Nurul Huda tersebut diikuti oleh para siswa level VI yang dimulai pada hari Senin(4/11) pukul 17.30 WIB. Acara tersebut dilaksanakan bertempat di Kampus SDIT Nurul Huda Purbalingga yang beralamat di Desa Karangreja RT 16 RW VIII Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(5/11/2013)- Meskipun pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SD Tahun Pelajaran 2013/2014 masih beberapa bulan lagi, namun persiapan yang dilakukan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga mulai dilakukan. Salah satunya adalah mempersiapkan mental dan phsikologis para siswa level VI yang dalam beberapa bulan ke depan akan mengikuti UN tersebut.
Seperti yang dilaksanakan pada sore (Senin,4/11/2013) hingga pagi hari ini (Selasa,5/11/2013), para siswa level VI mengikuti Motivating Training (MT) yang diselenggarakan oleh sekolah.
MT yang sengaja digelar oleh SDIT Nurul Huda tersebut diikuti oleh para siswa level VI yang dimulai pada hari Senin(4/11) pukul 17.30 WIB. Acara tersebut dilaksanakan bertempat di Kampus SDIT Nurul Huda Purbalingga yang beralamat di Desa Karangreja RT 16 RW VIII Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga
Ust Dirsan melaluli Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust Hari setiawan
menuturkan, Motivating Training tersebut digelar sebagai bagian dari
persiapan menuju sukses UN Tahun Pelajaran 2013/2014.
"MT ini merupakan salah satu persiapan menuju UN yang akan diikuti oleh para siswa level VI," tutur Ust Hari Setiawan.
Dalam MT tersebut para siswa mendapatkan materi berkaitan dengan phsikologis agar siap menyongsong pelaksanaan UN. Mereka diberikan motivasi agar siap mengikuti UN oleh para trainer.
"Anak-anak mendapatkan materi motivasi diri agar siap UN dari para trainer," kata Ust Hari.
Lebih lanjut Ust Hari mengatakan, MT ini digelar dengan harapan para siswa akan merasa lebih termotivasi untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam menyongsong Ujian Nasional (UN) tingkat SD Tahun Pelajaran 2013/2014.
"Kita harapkan akan tumbuh motivasi dalam diri siswa untuk menyiapkan UN dengan baik dan bersungguh-sungguh," harap Ust Hari Setiawan.
"MT ini merupakan salah satu persiapan menuju UN yang akan diikuti oleh para siswa level VI," tutur Ust Hari Setiawan.
Dalam MT tersebut para siswa mendapatkan materi berkaitan dengan phsikologis agar siap menyongsong pelaksanaan UN. Mereka diberikan motivasi agar siap mengikuti UN oleh para trainer.
"Anak-anak mendapatkan materi motivasi diri agar siap UN dari para trainer," kata Ust Hari.
Lebih lanjut Ust Hari mengatakan, MT ini digelar dengan harapan para siswa akan merasa lebih termotivasi untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam menyongsong Ujian Nasional (UN) tingkat SD Tahun Pelajaran 2013/2014.
"Kita harapkan akan tumbuh motivasi dalam diri siswa untuk menyiapkan UN dengan baik dan bersungguh-sungguh," harap Ust Hari Setiawan.
"SDIT Nurul Huda Komitmen Kembangkan Pendidikan"
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(29/10/2013)- Membahas masalah pendidikan di Indonesia memang tidak ada habis-habisnya. Bagaimana tidak, di negeri yang memiliki penduduk lebih dari 200 juta jiwa ini namun dalam hal pendidikan ternyata masih tertinggal dengan beberapa negara lain. Pendidikan di negeri ini nampaknya masih jalan di tempat bahkan cenderung mengalami kemunduran.
Ketika kita menelaah sejarah pendidikan di negeri kita ini dalam beberapa dasawarsa yang lalu, banyak pelajar dan mahasiswa dari luar negeri yang belajar di lembaga pendidikan negeri kita. Namun kini sebaliknya, banyak pelajar dan mahasiswa kita yang justru belajar di luar negeri. Bukan sesuatu yang jelek memang. Tetapi ada hal yang ironi, dimana pendidikan di negeri kita justru tidak lagi menjadi kiblatnya dunia pendidikan. Dengan kata lain hal itu dapat pula menunjukan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami disdinamisasi.
Sungguh masalah besar yang harus dicari solusinya. Solusi yang tepat untuk mengatasi ketertinggalan tersebut.
Disadari ataupun tidak, salah satu faktor yang mempengaruhi keterpurukan pendidkan di negeri kita adalah beralihnya orientasi dari para pengelolanya. Ya, beralihnya orientasi para pengelola pendidkan sangat berpengaruh pada maju atau mundurnya kualitas pendidikan di negeri kita Indonesia.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(29/10/2013)- Membahas masalah pendidikan di Indonesia memang tidak ada habis-habisnya. Bagaimana tidak, di negeri yang memiliki penduduk lebih dari 200 juta jiwa ini namun dalam hal pendidikan ternyata masih tertinggal dengan beberapa negara lain. Pendidikan di negeri ini nampaknya masih jalan di tempat bahkan cenderung mengalami kemunduran.
Ketika kita menelaah sejarah pendidikan di negeri kita ini dalam beberapa dasawarsa yang lalu, banyak pelajar dan mahasiswa dari luar negeri yang belajar di lembaga pendidikan negeri kita. Namun kini sebaliknya, banyak pelajar dan mahasiswa kita yang justru belajar di luar negeri. Bukan sesuatu yang jelek memang. Tetapi ada hal yang ironi, dimana pendidikan di negeri kita justru tidak lagi menjadi kiblatnya dunia pendidikan. Dengan kata lain hal itu dapat pula menunjukan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami disdinamisasi.
Sungguh masalah besar yang harus dicari solusinya. Solusi yang tepat untuk mengatasi ketertinggalan tersebut.
Disadari ataupun tidak, salah satu faktor yang mempengaruhi keterpurukan pendidkan di negeri kita adalah beralihnya orientasi dari para pengelolanya. Ya, beralihnya orientasi para pengelola pendidkan sangat berpengaruh pada maju atau mundurnya kualitas pendidikan di negeri kita Indonesia.
Oleh karena itulah, keberadaan
SDIT Nurul Huda Purbalingga tetap terus berkomitmen menyelenggarakan
pendidikan dengan orientasi pendidikan yang murah dan berkualitas. Hal
ini disampaikan oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda
Purbalingga Ust Hari Setiawan kemarin (Senin,28/10/2013). Menurutnya,
sekolah yang berkualitas tidak harus mahal, sebab kualitas pendidikan
tidak hanya dipengaruhi oleh mahalnya biaya yang dikeluarkan. Tetapi
yang utama adalah mentalitas dan orientasi pengelolanya terutama para
gurunya.
"Mentalitas dan orientasi pengelola akan sangat berpengaruh kepada kualitas pendidikan yang dikelolanya," kata Ust Hari Setiawan.
Ketika mentalitas dan orientasi pengelolanya bagus dan pas maka akan berimbas pada proses pengelolaannya yang akan menghasilkan pendidikan yang bagus. Sebaliknya, kalau mentalitas dan orientasi pengelolanya tidak bagus maka hasilnya pun akan kurang bagus pula.
"Kalau mentalitas dan orientasi pengelolanya sudah tidak bagus maka hasilnya pun akan menyesuaikan dengan mentalitas dan orientasi pengelolanya," ujar Ust Hari Setiawan.
"Mentalitas dan orientasi pengelola akan sangat berpengaruh kepada kualitas pendidikan yang dikelolanya," kata Ust Hari Setiawan.
Ketika mentalitas dan orientasi pengelolanya bagus dan pas maka akan berimbas pada proses pengelolaannya yang akan menghasilkan pendidikan yang bagus. Sebaliknya, kalau mentalitas dan orientasi pengelolanya tidak bagus maka hasilnya pun akan kurang bagus pula.
"Kalau mentalitas dan orientasi pengelolanya sudah tidak bagus maka hasilnya pun akan menyesuaikan dengan mentalitas dan orientasi pengelolanya," ujar Ust Hari Setiawan.
Siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga sedang belajar bersama
Majelis Hakim, Jaksa Penuntut Umum, petugas Panitera, dan Pengacara di
ruang sidang PN Purbalingga sesaat sebelum sidang dimulai pada beberapa
waktu yang lalu. Para siswa tampak begitu konsentrasi mendengarkan
penjelasan Pak Hakim yang akan bertugas mengadili perkara.
Siswa SDIT Nurul Huda Masuk Rutan
SDIT NURUL HUDA Purbalingga, Jum'at(11/10/2013)- Kamis (10/10) pukul 10.30 WIB kunjungan belajar siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga di Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Purbalingga berakhir. Para siswa level VI tersebut kemudian melanjutkan kunjungan belajar ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kabupaten Purbalingga.
Di Rutan Kabupaten Purbalingga, rombongan para siswa level VI tersebut diterima oleh Kasi Pelayanan dan Humas Bapak Helmi, A.Md,SH,MH di dalam ruang tunggu pembesuk.
Selenjutnya para siswa mendapatkan penjelasan seputar keberadaan Rutan Purbalingga dari Bapak Helmi. Menurutnya, Rutan Purbalingga memiliki berbagai ruang tahanan. Ruang tahanan tersebut antara lain ruang tahanan dewasa, ruang tahanan perempuan, dan ruang tahanan anak-anak. Di dalamnya juga terdapat pemeriksaan kesehatan dan ruang administrasi yang digunakan oleh para staf dan karyawan Rutan. Selain itu Rutan Purbalingga juga memiliki area yang digunakan untuk pembinaan penghuni warga binaan.
Menurut Bapak Helmi, normalnya Rutan Purbalingga mampu menampung tahanan sebanyak 78 orang. Namun saat ini rutan diisi 168 tahanan.
"Rutan mengalami over kapasitas, yang seharusnya diisi hanya 78 namun saat ini diisi 168 orang," jelas Helmi dihadapan para siswa.
Setelah mendapatkan penjelasan seputar keberadaan rutan, para siswa kemudian berkesempatan menyambangi berbagai ruang yang ada. Ruangan yang sempat disambangi antara lain ruang administrasi, ruang pemeriksaan kesehatan, ruang pembesuk, dan area pembinaan.
Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hari Setiawan menuturkan, kunjungan belajar tersebut dilaksanakan dengan maksud agar para siswa mengerti dan memahami akibat dari perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh seseorang. Dengan harapan, mereka dapat mengambil pelajaran dan tidak akan melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
"Harapannya para siswa bisa memperoleh pelajaran dari mereka yang melanggar hukum, sehingga tidak ikut-ikutan melakukan pelanggaran hukum," tutur Ust Hari Setiawan.
SDIT NURUL HUDA Purbalingga, Jum'at(11/10/2013)- Kamis (10/10) pukul 10.30 WIB kunjungan belajar siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga di Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Purbalingga berakhir. Para siswa level VI tersebut kemudian melanjutkan kunjungan belajar ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kabupaten Purbalingga.
Di Rutan Kabupaten Purbalingga, rombongan para siswa level VI tersebut diterima oleh Kasi Pelayanan dan Humas Bapak Helmi, A.Md,SH,MH di dalam ruang tunggu pembesuk.
Selenjutnya para siswa mendapatkan penjelasan seputar keberadaan Rutan Purbalingga dari Bapak Helmi. Menurutnya, Rutan Purbalingga memiliki berbagai ruang tahanan. Ruang tahanan tersebut antara lain ruang tahanan dewasa, ruang tahanan perempuan, dan ruang tahanan anak-anak. Di dalamnya juga terdapat pemeriksaan kesehatan dan ruang administrasi yang digunakan oleh para staf dan karyawan Rutan. Selain itu Rutan Purbalingga juga memiliki area yang digunakan untuk pembinaan penghuni warga binaan.
Menurut Bapak Helmi, normalnya Rutan Purbalingga mampu menampung tahanan sebanyak 78 orang. Namun saat ini rutan diisi 168 tahanan.
"Rutan mengalami over kapasitas, yang seharusnya diisi hanya 78 namun saat ini diisi 168 orang," jelas Helmi dihadapan para siswa.
Setelah mendapatkan penjelasan seputar keberadaan rutan, para siswa kemudian berkesempatan menyambangi berbagai ruang yang ada. Ruangan yang sempat disambangi antara lain ruang administrasi, ruang pemeriksaan kesehatan, ruang pembesuk, dan area pembinaan.
Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust Hari Setiawan menuturkan, kunjungan belajar tersebut dilaksanakan dengan maksud agar para siswa mengerti dan memahami akibat dari perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh seseorang. Dengan harapan, mereka dapat mengambil pelajaran dan tidak akan melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
"Harapannya para siswa bisa memperoleh pelajaran dari mereka yang melanggar hukum, sehingga tidak ikut-ikutan melakukan pelanggaran hukum," tutur Ust Hari Setiawan.