Friday, February 22, 2013

SEMINAR RAGIONAL

0


HADIRI DAN IKUTILAH

SEMINAR REGIONAL

" Cara Cepat Hafal Al Qur'an 30 Juz 4 Bulan dengan Metode Qosimi "

PELAKSANAAN : 
Hari, tanggal : Ahad, 03 Maret 2013
Waktu          : Pukul 08.00 - 11.30 WIB
Tempat        :" Masjid Nurul Huda Karangreja, Kec. Kutasari, Kab. Purbalingga.
Pembicara    : Ustadz Abu Hurri Al Qossimi Al Hafidz ( Penemu dan Penulis Buku Cara Hafal Al Qur'an Metode Al Qosimi )



" Metode Al Qosimi sangat layak digunakan. Daarul Qur'an dengan ribuan rumah tahfidz di seluruh Indonesia dan mancanegara menggunakan metode ini. " ( Ust. Yusuf Mansur )

Untuk Informasi dan Pendaftaran

Kampus Sdit Nurul Huda Karangreja 
Tel. 0281 7616662 Hp. 081391396662

GRATIS !
Untuk Umum Putra dan Putri.

disedian buku panduan dengan harga Rp 87.000,- (5 buku).

supported by :
SDIT Nurul Huda Purbalingga
Yayasan Islam Nurul Huda Purbalingga
Harian Pagi Radar Banyumas


Activities in School

0

Proses pembelajaran dengan metode Outdoor Study yang diterapkan oleh guru SDIT Nurul Huda menjdikan para siswa lebih bersemangat dan sangat antusias mengikutinya.



SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Rabu(20/2/2013)- Menjalin kedekatan emosional antara guru dengan siswa merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga. Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Hari Setiawan menyatakan, kedekatan emosional antara guru dengan siswa merupakan satu jenis metode dan pendekatan yang digunakan oleh para guru SDIT Nurul Huda dalam melaksanakan proses pembelajaran.


Ust. Hari menyampaikan hal tersebut saat dimintai keterangan tentang metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh para guru SDIT Nurul Huda Purbalingga. Menurutnya, dengan menjalin kedekatan emosional dengan siswa, guru dapat menyampaikan pesan-pesan pembelajaran dan proses pendidikan kepada para siswa dengan efektif dan maksimal.

"Dengan metode dan pendekatan ini guru akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran dan proses pendidikan kepada para siswa," tutur Ust. Hari Setiawan siang tadi (Rabu,20/2/2013)

Dalam kesempatan tersebut Ust. Hari juga menambahkan, dengan menjalin kedekatan emosional, guru akan mengetahui dan memahami karakter anak sehingga guru dapat mengambil langkah yang tepat agar proses pembelajaran dan pendidikan yang dilaksanakan berhasil dengan baik.

"Karena guru mengetahui dan memahami karakter siswa, sehingga dapat diambil langkah-langkah yang tepat agar proses pembelajaran berhasil dengan baik," ujar Ust. Hari Setiawan.


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(21/2/2013)- Betapa sering terjadi di masyarakat, seseorang yang terkenal sebagai orang baik di lingkungan tempat tinggalnya, ternyata terlibat tindakan kriminal di tempat lain, seperti pencurian, penjambretan, penipuan, perampokan, perkelahian masal, dan lain sebagainya. Ketika mendengar informasi tersebut tentulah kita akan merasa terkejut dan tidak percaya.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah pergaulan. Seseorang yang mampu bergaul dengan orang-orang yang baik maka dirinya akan cenderung menjadi baik. Sebaliknya, apabila seseorang itu bergaul dengan orang yang tidak baik, maka kecenderungannya ia akan menjadi orang yang tidak baik.


Persoalan pergaulan tersebut nampaknya mendapat perhatian khusus dari SDIT Nurul Huda Purbalingga. Sehingga SDIT Nurul Huda Purbalingga menerapkan berbagai langkah dan kebijakan guna menetralisir pengaruh negatif dari pergaulan.

Salah satu langkah dan kebijakan yang diambil oleh sekolah yang bercirikan tahfidz tersebut adalah menyelenggarakan program Fullday School. Fullday School ini telah diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga sejak Tahun Pelajaran 2008/2009 hingga sekarang.

Dalam program ini, dengan bimbingan guru para siswa mengikuti berbagai kegiatan yang bersifat edukatif. Kegiatan edukatif tersebut dikemas dalam bentuk permainan dan pembelajaran yang berorientasi kepada menumbuh kembangkan potensi, minat, dan bakat siswa. Selain itu, siswa juga mendapatkan bimbingan dari para guru agar menjadi manusia yang baik budi pekertinya, dan berkarakter.

Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Hari Setiawan mengatakan, dengan dilaksanakannya program ini diharapkan akan mampu membentuk karakter dan budi pekerti siswa. Sehingga mereka tidak akan mudah terpengaruh dengan dampak negatif dari pergaulan. "Ketika telah terbentuk karakter dan budi pekerti, harapannya mereka tidak akan mudah terpengaruh dengan pengaruh negatif dari pergaulan," ujar Ust. Hari Setiawan.

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(22/2/2013)- Masihkah kita ingat kejadian seorang anggota DPR maju mendekati pimpinan DPR dan berusaha memukulnya dalam sebuah musyawarah beberapa tahun yang lalu? Meskipun sudah lama berlalu tetapi hal itu dapat menjadi bukti bahwa budaya menghargai dan menghormati pendapat orang lain dalam bermusyawarah masyarakat kita masih sangat rendah.

Menghargai dan menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengan kita memang perlu pengorbanan. Karena mungkin saja pendapat yang berbeda dari orang lain tersebut akan menyakitkan diri kita, namun sebagai bagian dari kehidupan sosial sudah selayaknya kita dapat menerima, menghormati, dan menghargainya. Terlebih lagi ketika pendapat tersebut sudah menjadi sebuah keputusan dalam musyawarah.



Diperlukan pembiasaan untuk dapat memeliki jiwa lapang dada, mau menghargai, menghormati, dan menerima pendapat orang lain yang berbeda. Sebab tanpa pembiasaan menghargai, menghormati, dan menerima pendapat orang lain maka hal tersebut akan sulit terealisasikan.

Menghargai, menghormati, dan menerima pendapat orang lain merupakan satu dari sekian banyak proses yang sedang dan terus dibangun oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga terhadap seluruh siswanya.

Salah satu proses yang dilaksanakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga adalah pembiasaan menghargai, menghormati, dan menerima perbedaan pendapat kepada para siswa. Bentuk pembiasaan tersebut diantaranya adalah siswa dilibatkan dalam perumusan tata tertib sekolah, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan siswa dalam setiap levelnya, sampai pelibatan siswa dalam pengawasan tata tertib yang telah disepakati.

Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Hari Setiawan mengatakan, semua proses pembiasaan tersebut dimaksudkan agar anak memiliki jiwa menghargai, menghormati, dan menerima perbedaan yang terjadi dalam kehidupan bersosial. "Dengan pembiasaan ini diharapkan jiwa menghargai, menghormati, dan menerima perbedaan pada diri anak akan tumbuh," tuturnya tadi siang (Jum'at,22/2/2013).

Sunday, February 17, 2013

My Campus and Activitie

0

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(8/2/2013)- Membuat orang lain mengerti dan memahami apa yang kita sampaikan tidaklah mudah. Diperlukan metode komunikasi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik orang tersebut. Tingkat pendidikan, usia, ekonomi, keluarga, letak geografis, sampai kebiasaan hidup akan sangat berpengaruh terhadap metode komunikasi yang digunakan. Oleh karena itu ketepatan dalam memilih metode komunikasi mutlak diperlukan oleh siapa saja yang berharap memperoleh keberhasilan dalam berkomunikasi.


Begitupun dalam dunia pendidikan anak, sering ditemui guru mengalami kesulitan dalam mentrasfer ilmu kepada siswanya. Siswa kurang dapat mencerna dan memahami proses pembelajaran yang diselenggarakan. Akibatnya proses pembelajaran yang diselenggarakan mengalami kegagalan dan ketidak berhasilan.

Oleh karena itu hendaknya setiap guru menyadari dan memahami bahwa penggunaan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran yang diselenggarakan.
Menyadari hal tersebut, maka SDIT Nurul Huda Purbalingga selalu menekankan kepada setiap guru untuk selalu menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan bersinergi dengan karakteristik para siswa.

Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan, setiap guru SDIT Nurul Huda diharuskan dapat menerapkan metode yang tepat dan disesuaikan dengan karakteristik anak. "Metode yang diterapkan harus tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa," kata Ust. Hari Setiawan.


Ust. Hari Setiawan menambahkan, dengan menerapkan metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik anak diharapkan setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan akan mengalami keberhasilan. "Dengan ketepatan dalam memilih metode, diharapakan akan berimbas pada keberhasilan proses pembelajaran yang diselenggarakan," tambahnya.


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(4/2/2013)- Sejak awal berdirinya, SDIT Nurul Huda Purbalingga telah berkomitmen untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang terbaik bagi setiap siswanya. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud tanggungjawab managemen dalam mendidik generasi muda di negeri ini agar kelak menjadi manusia yang taat kepada Alloh, cakap, cerdas, pandai, berakhlaq mulia, dan berguna bagi lingkungan serta masyarakatnya.


Salah satu dari sekian banyak proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. 



Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Hari Setiawan menyatakan, proses memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan dilakukan dalam bentuk teori dan aplikasi. 

"Secara teori artinya siswa diberi penyuluhan tentang manfaat dari menjaga kelestarian lingkungan dan dampak yang mungkin timbul apabila lingkungan tidak dilestarikan atau mengalami kerusakan," jelas Ust. Hari Setiawan sore tadi (4/2/2013).

Ust. Hari Setiawan juga mengatakan bahwa SDIT Nurul Huda Purbalingga juga memberikan pemahaman dengan cara aplikasi. Aplikasi tersebut dibuktikan dengan dilaksanakannya gerakan memanam pohon setiap tahun bagi siswa, guru, dan karyawan. "Setiap tahun kami laksanakan gerakan masal menanam pohon kepada guru, karyawan, dan siswa," katanya.

Dengan pembelajaran ini diharapkan akan tertanam pada jiwa anak rasa keterpanggilan untuk menjaga dan melestarikan alam di lingkungan dirinya tinggal. "Mudah-mudahan akan tumbuh keterpanggilan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan," tambah Ust. Hari Setiawan.

SAMPAI JUMPA DI KEGIATAN SELANJUTNYA.............

My School and Activite

0


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(11/2/2013)- Setelah cukup lama menunggu kepastian, akhirnya besok Selasa(12/2/2013) puluhan siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga hampir bisa dipastikan akan melaksanakan kunjungan belajar di RSUD. dr Goetheng Taroenadibrata Purbalingga. Kepastian tersebut disampaikan Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Hari Setiawan tadi pagi (Senin,11/2).

Ust. Hari Setiawan menyatakan, rencananya para siswa level VI tersebut akan mulai melaksanakan kunjungan belajar pada pukul 07.30.WIB. Mereka akan mendapatkan pengenalan peralatan medis dan berbagai penjelasan tentang prosedur rawat inap, rawat jalan, prosedur masuk IGD, berbagai ruang inap dan yang lainnya dari petugas di RSUD. dr Goetheng Taroenadibrata. "Para siswa akan belajar berbagai hal di sana. Mulai dari pengenalan peralatan medis, prosedur masuk IGD, rawat inap, rawat jalan, dan lain-lain," tutur Ust. Hari.

Selain itu, para siswa level VI tersebut juga akan mendapatkan penjelasan tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dari petugas kesehatan. "Mereka juga akan belajar tentang pola hidup bersih dan sehat," tambah Ust. Hari.

Dengan kepastian itu, ternyata membuat kebahagiaan tersendiri bagi para siswa level VI. Maulana Ikhsan salah satu siswa level VI mengatakan bahwa dirinya sangat senang dengan kepastian kunjungan belajar ini. Menurutnya, ia sudah menanti-nantikan kunjungan belajar ini cukup lama. "Saya sudah tidak sabar ingin belajar dengan Pak dokter dan Bu dokter di RSUD Goetheng," tutur Ikhsan, siswa yang juga gemar bermain sepak bola itu.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(16/2/2013)- "Nak sudah waktunya tidur, kalau tidak segera tidur nanti ada memedi lho..." Disengaja atau tidak, kalimat semacam ini sering terdengar dan diucapkan para orang tua kepada anak-anaknya yang belum mau tidur. Kata-kata tersebut dilontarkan dengan maksud agar anak cepat tidur. Padahal kalau dicermati kalimat ini membawa dampak negatif yang cukup besar bagi si-anak.

Disadari ataupun tidak, salah satu dampak negatif yang sangat mungkin timbul akibat dari perkataan tersebut adalah anak menjadi takut terhadap hal yang seharusnya mereka tidak takuti. Tentu saja dalam hal ini adalah rasa takut yang berlebihan terhadap keberadaan makhluk ghoib berupa jin yang menyerupai memedi, kuntilanak, dedemit, pocong, ataupun lainnya.



Akibatnya anak akan merasa takut yang tidak beralasan ketika diharuskan berada dalam keadaan sendiri atau berada dalam situasi malam hari yang mengharuskan beraktivitas sendiri. Tentu saja hal semacam ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. 

Oleh karena itulah, sebagai bentuk dari upaya menumbuhkan jiwa pemberani anak, SDIT Nurul Huda Purbalingga laksanakan berbagai kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tersebut antara lain Brave Soul, Ziarah Kubur, Panggung Berani, sampai menyambangi Ruang Jenazah di RSUD. dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.

Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menyatakan, berbagai kegiatan pembelajaran tersebut diselenggarakan dengan maksud untuk menumbuhkan sikap dan jiwa pemberani pada diri anak. "Ini kami laksanakan untuk melatih dan menumbuhkan sikap dan jiwa pemberani siswa," tutur Ust. Hari Setiawan tadi siang (Sabtu,16/2/2013).

Ust. Hari Setiawan menambahkan bahwa apabila sikap dan jiwa berani anak sudah tumbuh maka dampak positifnya adalah anak akan tidak terbebani dan takut ketika diharuskan melakukan aktivitas sendiri apalagi pada malam hari. "Mereka akan berani dan tidak takut ketika beraktivitas sendiri meskipun pada malam hari," tambahnya.


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(15/2/2013)- Sebuah hal yang sering terjadi dalam komunikasi yang dilakukan adalah terjadianya kesalah pengertian dalam memahami apa yang kita sampaikan. Sering terjadi pada seseorang yang bermaksud baik kepada orang lain, namun kebaikannya dianggap sebuah penghinaan, melecehkan, atau merendahkan martabatnya sehingga orang tersebut merasa tidak terima, marah, atau bahkan berakibat terjadi pertengkaran dan permusuhan.

Begitupun dalam dunia pendidikan, sering dijumpai dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan, terjadi kesalah pengertian murid dalam memahami proses pembelajaran tersebut. Tentu saja hal tersebut sangat menyedihkan bagi seorang guru. Yang lebih menyedihkan lagi bagi seorang guru adalah ketika wali murid tidak dewasa dan bijaksana dalam menyikapinya bahkan ikut-ikutan menyalah artikan proses pembelajaran yang diikuti oleh anak-anaknya.

Oleh karena itu, dibutuhkan jiwa lapang dada dan kesabaran yang berlebih dari setiap guru. Tanpa jiwa lapang dada dan kesabaran dari setiap guru, tak ayal lagi keberlangsungan proses pembelajaran yang diselenggarakan tentu akan mengalami ketersendatan atau bahkan kegagalan.

Oleh karena itulah setiap guru SDIT Nurul Huda Purbalingga juga diharuskan memiliki jiwa lapang dada dan kesabaran yang berlebih. Apalagi dengan program pembelajaran yang padat dan berorientasi pada pendidikan murah dan berkualitas. Ditambah lagi dengan fasilitas pembelajaran yang terbatas. Selain itu, keberadaan siswa dan wali siswa yang berlatar belakang berbeda-beda, tentu saja guru SDIT Nurul Huda sangat tertuntut untuk memiliki jiwa lapang dada dan kesabaran yang berlebih dalam setiap melaksanakan proses pembelajaran. Wallohua'lam.

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(12/2/2013)- Kegembiraan tak dapat dibendung oleh puluhan siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga. Pasalnya hari ini Selasa (12/2/2013), mereka dapat melaksanakan kunjungan belajar di RSUD. dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.

Pukul 07.30.WIB dengan menggunakan satu unit mobil umum rombongan para siswa level VI berangkat menuju lokasi kunjungan belajar. Pukul 08.00.WIB rombongan para siswa level VI yang dipimpin oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Ust. Hari Setiawan sampai di RSUD. dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga. Mereka disambut dengan baik oleh Ibu dr. Rini Candra Dewi, M.Kes dan Ibu Gayuh di Aula Bagian Diklat.

Selanjutnya, dengan dipandu oleh dr. Rini Candra Dewi, M.Kes para siswa level VI menyambangi berbagai ruang yang ada di RSUD. dr. R Goetheng Taroenadibrata. Mulai dari ruang IGD, ruang rawat jalan yang meliputi poli anak, poli mata, poli kebidanan, poli THT, poli syaraf dan penyakit dalam, serta poli lainya.



Selain itu mereka juga menyambangi ruang Radiologi. Di ruang radiologi, mereka diperkenalkan dengan berbagai peralatan medis yang canggih. Mulai dari pesawat CT-scan, Rontgent, Ventilator Mekanik, dan peralatan medis lain.

Disamping itu mereka juga mendapatkan penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan alat-alat medis tersebut.

"Alat ini namanya apa, dan apa kegunaannya," tanya Fitron Fauzi, salah satu siswa level VI.

"Oh...alat ini namanya Pesawat CT-Scan, alat ini digunakan untuk mendeteksi penyakit yang diderita pasien. Alat ini dapat menunjukan lokasi dan ukuran penyakit yang diderita pasien secara jelas, sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk penyembuhannya," jelas dr. Rini.

Setelah puas menyambangi ruang Radiologi, mereka pun melanjutkan menyambangi ruangan yang lain. Diantaranya ruang Laboratorium, ruang rawat inap, ruang PONEK, ruang Hemodialisa, ruang Klinik Psikologi, sampai ruang penyimpanan jenazah.

Setelah berkeliling menyambangi seluruh ruang yang ada, para siswa kemudian diberikan penjelasan tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS) oleh dr. Rini Candra Dewi, M.Kes dan Ibu Gayuh di Aula Ruang Diklat.

Sementara itu Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa kunjungan belajar ini merupakan bagian dari proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh SDIT Nurul Huda dengan harapan anak akan lebih memahami dan mampu menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat. "Kami harap anak akan lebih paham dan mampu menerapkan cara hidup bersih dan sehat dalam keseharian mereka," ujar Ust. Hari.

Selain itu apabila mereka atau keluarganya mengalami sakit, mereka dapat mengambil langkah yang tepat untuk proses penyembuhannya. "Diharapakan meraka memahami langkah yang harus dilakukan apabila ada diantara mereka yang sakit," tambah Ust. Hari.

Akhirnya kunjungan belajar para siswa level VI berakhir pukul 11.00.WIB.

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga berfoto di depan Ruang Penyimpanan Jenazah RSUD. dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga pada hari Selasa tanggal 12 Februari 2013.



SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Proses pembelajaran yang kreatif akan menumbuhkembangkan jiwa kreatif pada diri para peserta didik.


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(9/2/2013)- Sabtu tadi pagi, tepatnya pada pukul 08.00.WIB suara sirine membahana di kompleks SDIT Nurul Huda Purbalingga. Dengan serta merta puluhan siswa level IV berhamburan keluar ruang prestasi level VI. Dengan semangatnya, mereka segera berbaris rapi di halaman sekolah. Tampak diantara mereka ada yang mengenakan caping, topi, bahkan ada pula yang membawa peralatan untuk bertani, seperti cungkir, cangkul, sabit, dan lain-lain. Tampaknya mereka akan melaksanakan kegiatan auting.

Dengan berbaris rapi, dan dipandu oleh Wali Level IV Ust. Asykar Al Muflih, para siswa level IV berjalan menyusuri jalan sepanjang 1 km menuju ke daerah persawahan di Desa Karangreja. Akhirnya mereka pun sampai di lahan persawahan milik Pak Amin TW.

Di lahan persawahan milik Pak Amin TW inilah para siswa level IV akan belajar tentang proses pertumbuhan dan pengolahan tanaman padi.


Dengan tergopoh-gopoh Pak Amin TW menyambut para siswa level IV yang tampak sudah tidak sabar mendengarkan penjelasan tentang proses pengolahan tanaman padi.

"Pak Amin, bagaimana caranya agar memperoleh padi yang bagus?" tanya Naufal Haifan, salah satu siswa level IV.

Pak Amin pun dengan sangat gamblang menjelaskan proses pengolahan tanaman padi. Mulai dari tahap persiapan lahan, pemilihan bibit padi, penyemaian, penanaman, pengairan, pemupukan, sampai penanganan ketika dan setelah pemanenan. 

Mendengar penjelasan Pak Amin, para siswa level IV tampak sangat terkesima. Mereka tidak menyangka nasi yang selama ini dimakan ternyata melalui proses yang panjang dan melelahkan.

"Saya jadi kasihan dengan para petani yang menyediakan beras untuk dimakan kita," tutur Fina, salah satu siswa level IV.

Akhirnya kegiatan auting ini selesai pukul 11.00.WIB. Para siswa level IV pun segera kembali ke sekolah.

My Campus

0

Guru SDIT Nurul Huda Purbalingga dituntut untuk selalu kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran.


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(1/2/2013)- Menilik sejarah bangsa ini, para pendahulu kita begitu luar biasa di dalam mendirikan, dan mempertahankan Indonesia. Dengan didasari semangat perubahan agar lebih baik mereka begitu gigih memperjuangkan berdirinya bangsa ini dan mempertahankannya agar tetap berdiri sejajar dengan bangsa lain. Semangat perubahan inilah yang menjadikan negeri ini tetap eksis. Tentu saja sebagai promotornya adalah para pemuda, generasi harapan dan penerus bangsa.

Semangat perubahan yang diusung oleh para pemuda diawali dengan dilaksanakannya konggres pemuda tahun 1928. Yang kemudian konggres pemuda tersebut menghasilkan petisi yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Tanggal 17 Agustus 1945 menjadi tonggak sejarah berdirinya NKRI. Tidak diragukan lagi peranan para pemuda sangat kentara dalam prosesnya.




Di tahun 1965, para pemuda pun kembali mempromotori perubahan yang terjadi di negeri ini. Dengan semangat perubahan yang luar biasa mereka berdiri di garda terdepan untuk mempelopori perubahan.

Pada tahun 1998 juga demikian, para pemuda sangat besar peranannya dalam merubah bangsa ini agar lebih baik.

Namun masihkah ada semangat perubahan yang diusung para pemuda pendahulu negeri ini yang tertanam di dalam dada para pemuda saat ini? 

Sungguh, pertanyaan ini sulit untuk dijawab. Fakta yang ada, saat ini para pemuda lebih asyik dengan aktifitas negatif yang merugikan diri mereka dan bangsa ini. Narkoba, perkelahian masal, pemerkosaan, pornografi dan pornoaksi, dan sederet tindakan kriminal lain sering kita dengar melibatkan para pemuda. Kalau sudah demikian, apa yang akan terjadi dengan bangsa ini? Ironi dan menyedihkan.

Keadaan ini mendapat perhatian khusus SDIT Nurul Huda Purbalingga. Perhatian tersebut diaplikasikan dalam bentuk proses pembelajaran yang bertujuan mempersiapkan siswa agar menjadi generasi penerus bangsa yang berkompeten.

Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa dalam setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan memiliki tujuan menyiapkan siswa agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang dapat membawa perubahan dengan baik. "Kami siapkan generasi penerus bangsa yang siap membawa perubahan agar bangsa ini menjadi lebih baik," tutur Ust. Hari Setiawan kemarin (Kamis,31/1/2013).


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(29/1/2013)- Satu persoalan yang sekarang ini menimpa bangsa Indonesia adalah memudarnya rasa nasionalisme di kalangan beberapa elemen masyarakat. Dalam persepakbolaan nasional misalnya, kisruh yang saat ini terjadi sebenarnya hanyalah akibat dari memudarnya rasa nasionalisme. Karena memudarnya rasa nasionalisme tersebut akhirnya Timnas sepak bola kita dihuni oleh pemain yang terkesan memiliki skil yang biasa-biasa saja. Berbagai dalih menjadi alasan para pemain untuk menolak panggilan Timnas. Mulai dari club tidak mengijinkan, dan sederet alasan lain. Tetap saja hal ini menjadi bukti nyata bahwa rasa nasionalisme beberapa elemen bangsa sudah mulai memudar.


Memudarnya rasa nasionalisme beberapa elemen bangsa ini mendapat perhatian tersendiri bagi SDIT Nurul Huda Purbalingga. Hal ini disampaikan oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Hari Setiawan tadi siang (Selasa,29/1). Ust. Hari mengatakan, dalam rangka memupuk rasa nasionalisme SDIT Nurul Huda setiap tahun menyelenggarakan berbagai kegiatan pembelajaran yang mengarah pada penanaman rasa nasionalisme.

"Kegiatan pembelajaran tersebut antara lain kerja bakti membersihkan lingkungan, gerakan menanam pohon, nendang bola masal, kunjungan belajar ke Kantor Bupati Purbalingga, hingga melaksanakan kunjungan belajar ke Rumah Sakit," tutur Ust. Hari tadi siang (Selasa,29/1).

Memang secara rutin tiap tahun SDIT Nurul Huda Purbalingga menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bersifat memupuk rasa nasianalisme.

Ust. Hari Setiawan menambahkan bahwa dengan kegiatan pembelajaran tersebut diharapkan akan muncul rasa nasionalisme, rasa memiliki bangsa ini. "Dengan kegiatan pembelajaran ini mudah-mudahan akan berdampak baik pada diri anak, yaitu terpupuk rasa memiliki bangsa ini," ujar Ust. Hari.

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(7/2/2013)- Salah satu persoalan bangsa yang saat ini mendera negeri Indonesia adalah minimnya pemimpin yang mampu memimpin dengan baik. Hampir setiap hari media masa baik media elektronik maupun media cetak membahas kebobrokan mental dan karakter para pemimpin di negeri ini. Mulai dari pejabat yang korupsi, penipuan, sampai yang tersangkut kasus skandal perselingkuhan.

Keadaan ini menjadi bukti nyata bahwa negeri ini telah mengalami kemrosotan yang sangat luar biasa. Kemrosotan yang sudah seharusnya tidak dibiarkan begitu saja.

Oleh karena itu, sebagai bentuk sumbangsih kepada masyarakat dan bangsa, SDIT Nurul Huda Purbalingga berupaya menyiapkan para generasi muda penerus bangsa yang memiliki mental dan karakter sebagai bangsa yang beradab. Hal ini disampaikan oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Hari Setiawan tadi pagi (Kamis,7/2).

"Kami berupaya untuk turut berperan serta dalam menyiapkan kader-kader penerus perjuangan bangsa yang memiliki mental dan karakter sebagai bangsa yang beradab," tutur Ust. Hari.





















Friday, February 1, 2013

My Activite and My School

0

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(28/1/2013)- Untuk membentuk manusia yang berkarakter, SDIT Nurul Huda Purbalingga telah mengambil berbagai langkah maju. Waka Bagian Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menyatakan, salah satu langkah maju tersebut adalah mengatur jadwal pembelajaran yang dilaksanakan dengan menyesuaikan waktu sholat. Setiap waktu sholat tiba, maka semua proses pembelajaran reguler yang diselenggarakan diharapkan untuk ditunda sementara. 


Ust. Hari menyampaikan hal tersebut tadi siang (28/1) saat dimintai tanggapan tentang merosotnya karakter para generasi muda penerus bangsa ini. Menurutnya, salah satu sebab merosotnya karakter generasi muda saat ini adalah dikarenakan mereka tidak dibiasakan untuk taat beribadah kepada Alloh. Mereka yang taat beribadah kepada Alloh, dapat dipastikan karakter dan kepribadiaanya baik.

"Oleh karena itu kami membiasakan siswa untuk taat beribadah, guru dan siswa tidak diperkenankan untuk beraktifitas selain sholat berjamaah ketika waktu sholat tiba," jelas Ust. Hari.
Kebijakan tersebut diambil oleh sekolah yang terkenal dengan Outdoor Study-nya itu bukan tanpa maksud. Melalui pembiasaan taat beribadah diharapkan akan dapat membentuk karakter yang baik pada diri anak. "Mudah-mudahan akan terbentuk karakter yang baik pada diri anak," tambah Ust. Hari.



SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(30/1/2013)- Guru SDIT Nurul Huda Purbalingga dituntut untuk selalu kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran.



SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(1/2/2013)- Menilik sejarah bangsa ini, para pendahulu kita begitu luar biasa di dalam mendirikan, dan mempertahankan Indonesia. Dengan didasari semangat perubahan agar lebih baik mereka begitu gigih memperjuangkan berdirinya bangsa ini dan mempertahankannya agar tetap berdiri sejajar dengan bangsa lain. Semangat perubahan inilah yang menjadikan negeri ini tetap eksis. Tentu saja sebagai promotornya adalah para pemuda, generasi harapan dan penerus bangsa.

Semangat perubahan yang diusung oleh para pemuda diawali dengan dilaksanakannya konggres pemuda tahun 1928. Yang kemudian konggres pemuda tersebut menghasilkan petisi yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.



Tanggal 17 Agustus 1945 menjadi tonggak sejarah berdirinya NKRI. Tidak diragukan lagi peranan para pemuda sangat kentara dalam prosesnya.
Di tahun 1965, para pemuda pun kembali mempromotori perubahan yang terjadi di negeri ini. Dengan semangat perubahan yang luar biasa mereka berdiri di garda terdepan untuk mempelopori perubahan.

Pada tahun 1998 juga demikian, para pemuda sangat besar peranannya dalam merubah bangsa ini agar lebih baik.

Namun masihkah ada semangat perubahan yang diusung para pemuda pendahulu negeri ini yang tertanam di dalam dada para pemuda saat ini?

Sungguh, pertanyaan ini sulit untuk dijawab. Fakta yang ada, saat ini para pemuda lebih asyik dengan aktifitas negatif yang merugikan diri mereka dan bangsa ini. Narkoba, perkelahian masal, pemerkosaan, pornografi dan pornoaksi, dan sederet tindakan kriminal lain sering kita dengar melibatkan para pemuda. Kalau sudah demikian, apa yang akan terjadi dengan bangsa ini? Ironi dan menyedihkan.
Keadaan ini mendapat perhatian khusus SDIT Nurul Huda Purbalingga. Perhatian tersebut diaplikasikan dalam bentuk proses pembelajaran yang bertujuan mempersiapkan siswa agar menjadi generasi penerus bangsa yang berkompeten.

Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa dalam setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan memiliki tujuan menyiapkan siswa agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang dapat membawa perubahan dengan baik. "Kami siapkan generasi penerus bangsa yang siap membawa perubahan agar bangsa ini menjadi lebih baik," tutur Ust. Hari Setiawan kemarin (Kamis,31/1/2013).



SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(1/2/2013)- Kunjungan belajar siswa level VI ke RSUD. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga yang semula dijadwalkan pada hari Sabtu(2/2/2013) dipastikan mengalami penundaan. Hal ini terjadi karena sampai pukul 12.30.WIB hari ini (Jum'at,1/2/2013) managemen RSUD. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga belum mengkonfirmasi diperkenankannya para siswa level VI SDIT Nurul Huda untuk melaksanakan kunjungan belajar.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan siang tadi (Jum'at,1/2). "Sampai pukul 12.30.WIB, kami belum menerima konfirmasi diperkenankannya siswa kami melaksanakan kunjungan belajar, sehingga dengan sangat terpaksa kami tunda sampai batas waktu yang belum ditentukan," kata Ust. Hari.

Dengan penundaan kunjungan belajar tersebut tentu saja berdampak pada perubahan agenda kegiatan pembelajaran lain yang telah direncanakan.

Di samping itu juga memunculkan kekecewaan para siswa, khususnya level VI. Fitron Fauzi, salah satu siswa level VI menuturkan bahwa dirinya sangat kecewa dengan penundaan ini. "Saya sangat kecewa dengan penundaan ini," tuturnya sebelum pulang dari sekolah.

Namun nampaknya kekecewaan para siswa level VI akan segera terobati. Sekitar pukul 13.30.WIB managemen RSUD. Goetheng Taroenadibrata mengkonfirmasi diperkenankannya para siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga untuk melaksanakan kunjungan belajar.

Hanya saja karena mepetnya waktu, tetap saja kunjungan belajar para siswa level VI yang sedianya akan dilaksanakan pada hari Sabtu(2/2/2013) ditunda dengan waktu yang belum ditentukan.

My School

0

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(17/1/2013)-Puluhan wali murid level VI menggerudug kantor SDIT Nurul Huda Purbalingga. Para wali murid level VI tersebut secara bergelombang mendatangi kantor SDIT Nurul Huda dalam dua hari terakhir ini. Diawali hari Rabu (16/1) dipimpin oleh Ketua Forum Wali Murid level VI Bpk. Mukhtarom, dilanjutkan hari ini Kamis (17/1) yang dipimpin oleh Bpk. Saliman. Mereka bermaksud untuk meminta penjelasan tentang isu yang beredar di kalangan wali murid, khususnya wali murid level VI. Rombongan wali murid level VI tersebut diterima langsung oleh Kepala SDIT Nurul Huda Ust. Dirsan yang didampingi oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan.


"Kami datang ke sini bermaksud untuk mengkonfirmasikan isu yang beredar dikalangan wali murid kalau Ust. Hari Setiawan akan hengkang dari SDIT Nurul Huda." tutur Bapak Mukhtarom kemarin (Rabu,16/1). Sementara itu pada hari ini Kamis (17/1) rombongan wali murid melalui Bpk. Saliman mengatakan bahwa wali murid mempertanyakan latar belakang akan hengkangnya Ust. Hari Setiawan yang berakibat kurang berjalannya program pembelajaran di SDIT Nurul Huda khususnya di level VI. "Sekarang ini kan sudah mendekati UN, kalau ada persoalan komunikasikan saja kepada kami. Kami siap membantu." Kata Bpk. Saliman.

Menanggapi hal tersebut Kepala SDIT Nurul Huda Ust. Dirsan mengungkapkan bahwa Ust. Hari Setiawan telah mengajukan permohonan berhenti mengajar di level VI secara lisan kepada managemen SDIT Nurul Huda melalui kami. "Ust. Hari Setiawan telah mengajukan permohonan berhenti mengajar secara lisan kepada kami beberapa waktu yang lalu." ungkap Ust. Dirsan. 

Dalam kesempatan tersebut Ust. Dirsan juga menambahkan bahwa managemen sampai saat ini belum mengambil kebijakan mengenai hal tersebut. Menurut Ust. Dirsan, managemen SDIT Nurul Huda masih melakukan komunikasi dan renegosiasi dengan Ust. Hari. "Kami masih mengkomunikasikan hal tersebut dengan Ust. Hari, insya Alloh akhir pekan ini sudah ada jawabannya. tambah Ust. Dirsan.

Setelah mendengar penjelasan tersebut, para wali murid level VI bergerak cepat. Mereka akan langsung mengadakan rapat khusus pada besok hari (Jum'at,18/1/2013). "Permasalahan tersebut akan kami bahas pada rapat wali murid level VI besok." kata Bpk. Mukhtarom.


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(18/1/2013)- Bertempat di ruang prestasi level VI, pengurus Forum Komunikasi Wali Murid level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga melaksanakan rapat tertutup. Rapat tertutup tersebut dilaksanakan untuk menindaklanjuti persoalan yang sedang berkembang akhir-akhir ini, khususnya berkenaan permohonan berhenti yang diajukan oleh Ust. Hari Setiawan kepada managemen SDIT Nurul Huda.

Rapat tertutup yang dipimpin oleh Ketua Forum Komunikasi Wali Murid level VI Bpk. Mukhtarom itu dihadiri oleh seluruh pengurus. Pada kesempatan itu hadir pula Kepala SDIT Nurul Huda Ust. Dirsan dan Ust. Hari Setiawan.
Kepada tim redaksi, Ketua Forum Komunikasi Wali Murid level VI Bpk. Mukhtarom mengatakan bahwa rapat dimulai pukul 13.15.WIB dan berakhir pukul 15.15.WIB. Rapat tersebut memiliki agenda mendengarkan penjelasan Ust. Hari Setiawan mengenai pormohonan berhenti mengajar yang diajukannya kepada managemen dan penjelasan dari Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan. "Agenda utama mendengarkan penjelasan Ust. Hari dan Ust. Dirsan tentang permohonan berhenti yang disampaikan Ust. Hari." kata Bpk. Mukhtarom.

Dalam rapat tersebut juga merupakan bagian dari bentuk klarifikasi dan upaya mencari solusi atas masalah yang dihadapi sekolah. "Intinya dalam rapat tersebut membahas solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh sekolah dalam menyelenggarakan proses pembelajaran khususnya di level VI, terlebih lagi berkenaan dengan permohonan berhenti Ust. Hari." tambah Bpk Mukhtarom.
Sementara itu Ust. Dirsan mengatakan bahwa dengan dukungan wali murid permasalahan ini akan selesai. "Insya Alloh permasalahan ini akan segera teratasi dengan baik, tentu saja berkat dukungan dan kerjasama semua wali murid. Oleh karena itu kami ucapkan terimakasih kepada seluruh wali murid" kata Ust. Dirsan.


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(19/1/2013)- Belajar memang tidak harus di dalam ruang kelas. Alam terbukapun dapat dijadikan tempat untuk belajar. Bahkan belajar di alam terbuka akan berdampak sangat baik bagi perkembangan prestasi para peserta didik. Para peserta didik akan lebih terangsang untuk dapat mengembangkan semua potensi dan kompetensi yang dimilikinya dengan maksimal.


Seperti yang dilakukan oleh puluhan siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga pada hari ini (Sabtu,19/1). Pera siswa level VI tersebut belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan pokok bahasan "Menentukan Ide Pokok Suatu Paragraf" bertempat di sungai Ponggawa. 
Waka Bagian Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda yang juga Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa belajar tidak harus di dalam ruang kelas. Belajar dapat dilakukan di alam terbuka seperti hutan, jalan, sawah, di atas pohon, lapangan, bahkan di sungai sekalipun. Bahkan anak merasa lebih termotifasi dan lebih antusias untuk mengikuti dengan baik setiap proses belajar yang dilaksanakan. "Anak akan lebih termotifasi untuk belajar dengan baik." kata Ust. Hari tadi siang (Sabtu,19/1/2013).

Menurut Ust Hari Setiawan dengan belajar di alam terbuka juga akan berdampak baik bagi perkembangan otak anak. "Belajar di alam terbuka akan lebih merangsang otak anak agar lebih berkembang dengan baik dan maksimal." ujar Ust. Hari.


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(21/1/2013)- Kalau dicermati musim hujan pada tahun ini memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Curah hujan yang cukup tinggi ini mengakibatkan banjir di berbagai tempat. Berbagai media masa, baik itu media cetak maupun elektronik memberitakan tentang banjir yang melanda di berbagai tempat di Indonesia.


Disadari atau tidak salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya banjir setiap musim hujan tiba adalah semakin berkurangnya lahan hijau yang dijadikan daerah resapan air. Yang ada sekarang ini adalah gedung-gedung pencakar langit. Akibatnya dapat kita rasakan saat ini. Di mana-mana terjadi banjir.

Oleh karena itulah, sebagai bagian dari menumbuhkan pemahaman para siswa tentang pentingnya lahan hijau, SDIT Nurul Huda terapkan metode pembelajaran yang berkesinambungan dengan alam. 
Pembelajaran yang berkesinambungan dengan alam dijabarkan dalam berbagai kegiatan, diantaranya melaksanakan pembelajaran di alam, membudayakan gemar menanam pohon, sampai pemanfaatan lahan untuk penghijauan.

Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan KesiswaanUst. Hari Setiawan menuturkan bahwa proses pembelajaran yang berkesinambungan dengan alam dilaksanakan dengan maksud selain sebagai bagian dari belajar anak juga sebagai upaya menumbuhkan pemahaman pentingnya melestarikan alam kepada para siswa. "Mudah-mudahan pada diri anak akan tumbuh pemahaman betapa pentingnya melestarikan alam." tutur Ust. Hari Setiawan tadi sore (Senin,21/1/2013).


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(22/1/2013)- Secara logika sebenarnya sangat sulit untuk menjadikan SDIT Nurul Huda Purbalingga sebagai sebuah sekolah faforit dan berkualitas. Di lihat dari letak geografis, SDIT Nurul Huda terletak di desa yang jauh dari perkotaan meskipun tidak pula dapat dikatakan pelosok. Namun untuk dapat mengakses sekolah yang terkenal dengan slagan murah dan berkualitas tersebut hanya dapat menggunakan kendaraan pribadi. Hal tersebut dikarenakan belum adanya trayek kendaraan umum yang melewatinya.


Belum lagi fasilitas proses pembelajaran yang sangat terbatas. Fasilitas proses pembelajaran yang digunakan oleh para siswa selama ini benar-benar seadanya. Ditambah lagi sederet keterbatasan komponen yang lain. Tentu saja menjadikan tidak sedikit masyarakat yang terheran-heran. Ya, terheran-heran dengan keterbatasan tersebut tidak menjadi penghalang bagi SDIT Nurul Huda untuk mengembangkan pendidikan yang berkualitas.

Lalu sebenarnya apa resep yang menjadikan proses pembelajaran di SDIT Nurul Huda semakin berkualitas?

Wakil Kepala SDIT Nurul Huda Bag. Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengungkapkan bahwa resep itu semua adalah kekompakan dan saling bekerja sama diantara para guru dan karyawan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban mereka. Kompak dan kerja sama menjadi satu kunci yang menjadikan SDIT Nurul Huda Purbalingga semakin dipercaya masyarakat. "Dengan kekompakan, hal yang sulit menjadi mudah, yang berat menjadi ringan, yang awalnya tidak bisa menjadi bisa." ungkap Ust. Hari tadi pagi (Selasa,22/1/2013).


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, RABU(23/1/2013)- Mengembangkan pendidikan dengan konsep murah dan berkualitas tidaklah mudah. Diperlukan kesiapan dari semua komponen yang berkaitan dengan hal tersebut. Mulai dari jajaran managemen, guru, karyawan, siswa, orangtua siswa/wali murid, masyarakat, dan lainnya.
Apabila komponen tersebut tidak memiliki kesiapan yang cukup, maka tak ayal lagi konsep pendidikan murah dan berkualitas akan sulit terealisasikan.

Hal inilah yang menjadi salah satu modal bagi SDIT Nurul Huda Purbalingga untuk selalu mengembangkan dengan baik konsep pendidikan murah dan berkualitas. Sebuah konsep pendidikan yang membutuhkan kesiapan dari seluruh komponen, terutama guru dan siswa.

Kepala SDIT Nurul Huda Ust. Dirsan melalui Waka Kurilulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengungkapkan bahwa dalam mengembangkan konsep ini, guru SDIT Nurul Huda dituntut harus mampu menjabarkan dan mengaplikasikan dalam proses pembelajaran yang berkualitas namun dengan meminimalisir pembiayaan yang dianggarkan. Dengan dasar ini maka dapat dipastikan setiap guru SDIT Nurul Huda diharuskan memiliki jiwa dinamis, kreatif, inovatif, sederhana, dan tidak mudah putus asa. "Guru harus memiliki jiwa dinamis, kreatif, inovatif, sederhana, dan tidak mudah putus asa." ungkap Ust. Hari Setiawan tadi siang (Rabu,23/1/2013).


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(25/1/2013)- Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang mengedepankan kualitas, tentu saja SDIT Nurul Huda Purbalingga tidak henti-hentinya berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimilikinya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kualitas guru dalam melaksanakan setiap proses pembelajaran.
Oleh karena itu, managemen SDIT Nurul Huda Purbalingga secara rutin melaksanakan supervisi. Supervisi ini dilaksanakan secara rutin setiap pekan di hari Kamis kepada seluruh guru dan karyawan.


Supervisi ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk keseriusan managemen dalam upaya meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dan karyawan. Dengan meningkatnya kompetensi atau kemampuan guru dan karyawan tentu saja akan berimbas meningkatnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan. Demikian dikatakan Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan siang tadi (Jum'at,25/1/2013).

Selain itu, Ust. Hari juga mengatakan dengan meningkatnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan maka akan berdampak kepada meningkatnya kepercayaan masyarakat khususya wali murid untuk menjadikan SDIT Nurul Huda Purbalingga sebagai pilihan dalam pendidikan anak-anaknya. "Meningkatnya kualitas proses pembelajaran juga akan berdampak meningkatnya kepercayaan masyarakat khususnya wali murid kepada SDIT Nurul Huda." tambah Ust. Hari Setiawan.


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(26/1/2013)- "Mencoba" sebuah kata yang apabila dicermati menjadi bermakna amat dalam. Bagaimana tidak, dengan mencoba sesuatu yang kecil bisa saja menjadi besar, yang sulit menjadi mudah, yang awalnya terasa berat menjadi ringan, yang awalnya remeh menjadi penting, yang awalnya biasa-biasa saja berubah menjadi luar biasa. Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena dengan mencoba.
Terlebih bagi siswa SDIT NURUL HUDA Purbalingga, mencoba merupakan suatu keharusan bagi mereka dalam upaya melakukan proses belajar.


Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menyatakan, mencoba merupakan bagian dari proses belajar anak. Dengan mencoba mereka akan mendapatkan pengalaman yang berharga. Bagi anak dengan mencoba, sesuatu yang awalnya belum tahu akan menjadi tahu, yang sudah tahu menjadi mengerti, yang awalnya sudah mengerti menjadi paham, yang sudah paham akan menjadi mahir. 

Namun harus dipahami bahwa ketika anak mencoba maka mungkin saja akan didapati ketidakberhasilan. "Ketika anak mengalami ketidakberhasilan bukan berarti telah gagal. Justru disitulah anak akan menemukan sesuatu yang bersifat proses belajar." kata Ust Hari Setiawan tadi siang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan mencoba berati anak telah melaksanakan proses belajar, sebaliknya ketika anak tidak diberi kesempatan untuk mencoba maka maknanya anak tidak diberi kesempatan untuk belajar.

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut