SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(1/1/2013)-Hari yang dinanti - nanti oleh para siswa SDIT Nurul Huda akhirnya datang juga. Setelah hampir dua pekan libur, besok (Rabu,2/2/2013) para siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga akan kembali beraktivitas belajar di sekolah. Hal ini tentunya akan menjadi hari yang menyenangkan bagi seluruh siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga. Pasalnya mereka akan kembali mengasah kemampuan, potensi, dan kraetivitas yang dimiliki untuk dikembangkan.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Bagian Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menuturkan bahwa hari Rabu(2/1/2013) merupakan hari pertama masuk sekolah pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 setelah kurang lebih dua pekan libur akhir semester I. Khusus hari pertama masuk sekolah para siswa diwajibkan untuk mengikuti proses pembelajaran mulai pukul 07.00.WIB dan diakhiri pukul 10.00.WIB. "Khusus hari Rabu ini para siswa akan mengikuti proses pembelajaran mulai pukul 07.00.-10.00.WIB." tutur Ust. Hari.
Adapun untuk program Fullday School yang biasanya dilaksanakan pada hari Senin-Rabu, untuk pekan pertama masuk belum dilaksanakan. Program Fullday School akan kembali dilaksanakan pada hari Senin-Rabu mulai pekan depan. "Fullday School baru akan dilaksanakan kembali mulai pekan depan." tambah Ust. Hari Setiawan.(h/14)
Adapun untuk program Fullday School yang biasanya dilaksanakan pada hari Senin-Rabu, untuk pekan pertama masuk belum dilaksanakan. Program Fullday School akan kembali dilaksanakan pada hari Senin-Rabu mulai pekan depan. "Fullday School baru akan dilaksanakan kembali mulai pekan depan." tambah Ust. Hari Setiawan.(h/14)
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Rabu(2/1/2013)-Bagi siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga hari ini Rabu (2/1/2013) adalah hari pertama mengikuti proses pembelajaran di sekolah pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Mereka kembali beraktivitas belajar di sekolah setelah libur hampir akhir semester I hampir dua pekan.
Pada hari pertama masuk sekolah, para siswa mulai belajar dari pukul 07.00.WIB dan diakhiri pukul 10.00.WIB. Mereka tampak sangat antusias mengikuti proses pembelajaran yang diselenggarakan pada hari ini. Syahla salah satu siswa level II An Nisa menuturkan bahwa dirinya sangat senang bisa kembali belajar di sekolah. "Saya sangat senang dapat kembali belajar di sekolah bersama teman-teman." tutur Syahla tadi pagi.
Pada hari pertama masuk sekolah, para siswa mulai belajar dari pukul 07.00.WIB dan diakhiri pukul 10.00.WIB. Mereka tampak sangat antusias mengikuti proses pembelajaran yang diselenggarakan pada hari ini. Syahla salah satu siswa level II An Nisa menuturkan bahwa dirinya sangat senang bisa kembali belajar di sekolah. "Saya sangat senang dapat kembali belajar di sekolah bersama teman-teman." tutur Syahla tadi pagi.
Sementara itu Mial Muntoval salah satu siswa level VI At-Taubah mengatakan bahwa ia sudah sangat menanti-nanti hari ini, karena hari ini adalah hari kembali untuk belajar di sekolah. Ia menuturkan sebenarnya dirinya tidak ingin libur sekolah, sehingga saat masuk sekolah kembali ia merasa sangat senang dan antusias. "Inginnya saya, pekan lalu tidak libur biar dapat belajar di sekolah." tutur Mial siswa juga yang gemar bermain sepak bola itu. Bahkan saking senangnya belajar di sekolah ia pernah berangkat ke sekolah padahal waktunya libur.
Begitulah gambaran sekilas betapa antusiasnya para siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga dalam mengikuti setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga.(h/14)
Begitulah gambaran sekilas betapa antusiasnya para siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga dalam mengikuti setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga.(h/14)
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(3/1/2013)-Kuwalitas memang menjadi sesuatu yang di cari-cari. Dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga misalnya, pastilah yang dipilih adalah yang berkuwalitas. Meskipun untuk memilih yang berkuwalitas dihadapkan dengan konsekuensi mengeluarkan biaya yang lebih besar.
Begitupun dengan SDIT Nurul Huda Purbalingga, sebagai sebuah lembaga pendidikan tingkat dasar tentunya dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan kuwalitas pembelajaran yang diselenggarakannya. Berbagai upaya terus dilakukan oleh sekolah yang beralamat di Desa Karangreja RT. 16 RW. VIII Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga Propinsi Jawa Tengah ini.
Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga pada Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah meningkatkan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ini merupakan nilai acuan bagi guru dan siswa dalam menentukan keberhasilan setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan meningkatkan nilai KKM maka akan sangat memungkinkan guru dan siswa untuk lebih termotifasi dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengungkapkan bahwa managemen sekolah mulai Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 mengambil kebijakan penetapan nilai KKM minimal 70 untuk mata pelajaran selain Matematika, dan 65 untuk mata pelajaran Matematika. "Nilai KKM selain mata pelajaran Matematika ditetapkan 70, dan 65 untuk mata pelajaran Matematika." ungkap Ust. Hari tadi siang (Kamis,3/1/2013).
Dengan kebijakan ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda. "Guru dan siswa diharapkan akan lebih termotifasi untuk lebih serius dalam setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan." harap Ust. Hari.
Begitupun dengan SDIT Nurul Huda Purbalingga, sebagai sebuah lembaga pendidikan tingkat dasar tentunya dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan kuwalitas pembelajaran yang diselenggarakannya. Berbagai upaya terus dilakukan oleh sekolah yang beralamat di Desa Karangreja RT. 16 RW. VIII Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga Propinsi Jawa Tengah ini.
Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga pada Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah meningkatkan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ini merupakan nilai acuan bagi guru dan siswa dalam menentukan keberhasilan setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan meningkatkan nilai KKM maka akan sangat memungkinkan guru dan siswa untuk lebih termotifasi dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengungkapkan bahwa managemen sekolah mulai Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 mengambil kebijakan penetapan nilai KKM minimal 70 untuk mata pelajaran selain Matematika, dan 65 untuk mata pelajaran Matematika. "Nilai KKM selain mata pelajaran Matematika ditetapkan 70, dan 65 untuk mata pelajaran Matematika." ungkap Ust. Hari tadi siang (Kamis,3/1/2013).
Dengan kebijakan ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda. "Guru dan siswa diharapkan akan lebih termotifasi untuk lebih serius dalam setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan." harap Ust. Hari.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(4/1/2013)-Kebijakan SDIT Nurul Huda Purbalingga tentang peningkatan standarisasi nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) telah diberlakukan. Sebagaimana telah kami informasikan terdahulu bahwa pada Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 SDIT Nurul Huda mengambil kebijakan menerapkan KKM yang cukup tinggi. Nilai KKM untuk mata pelajaran selain Matematika ditetapkan 70, sedangkan untuk mata pelajaran Matematika ditetapkan 65 pada semua level, mulai dari level I sampai dengan level VI.
Ini berarti mengalami kenaikan yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan KKM semester I di tahun pelajaran 2012/2013 yang hanya menetapkan 60 unuk mata pelajaran selain Matematika dan 55 untuk mata pelajaran Matematika.
Kebijakan ini tentu saja membawa konsekwuensi, satu diantaranya adalah ketersediaan SDM yang berkuwalitas. SDM yang dimaksud tidak lain tidak bukan adalah guru yang merupakan ujung tombak dari peningkatan kuwalitas pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah. Apabila guru yang berkuwalitas terpenuhi, niscaya standar nilai KKM yang telah ditetapkan akan tercapai.
Memahami betul tentang hal itu, maka pada hari Sabtu(5/1/2013) SDIT Nurul Huda Purbalingga akan laksanakan Bimbingan Tekhnis (Bintek) Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian. Rencananya Bintek tersebut akan dilaksanakan mulai pukul 07.30.-15.30.WIB bertempat di aula SDIT Nurul Huda Purbalingga.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan menuturkan bahwa Bintek Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian ini akan diikuti oleh seluruh guru dan karyawan. Bukan hanya guru saja namun seluruh karyawan juga diwajibkan untuk mengikuti. "Kami wajibkan semua guru dan karyawan untuk mengikuti Bintek ini." tutur Ust. Dirsan tadi siang (Kamis,4/1/2013).
Diwajibkannya guru dan karyawan untuk mengikuti bintek tersebut dengan dasar keberhasilan proses pembelajaran bukan hanya dipengaruhi oleh guru saja, namun juga dipengaruhi oleh berbagai pihak termasuk karyawan sekolah. Dengan diwajibkannya semua guru dan karyawan sekolah untuk mengikuti Bintek ini diharapkan akan meningkatkan kuwalitas mereka, sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan kuwalitas proses pembelajaran yang dilaksanakan. "Mudah-mudahan kuwalitas guru dan karyawan akan meningkat, sehingga kuwalitas pembelajaran yang dilaksanakan juga akan meningkat." ujar Ust. Dirsan.
Ini berarti mengalami kenaikan yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan KKM semester I di tahun pelajaran 2012/2013 yang hanya menetapkan 60 unuk mata pelajaran selain Matematika dan 55 untuk mata pelajaran Matematika.
Kebijakan ini tentu saja membawa konsekwuensi, satu diantaranya adalah ketersediaan SDM yang berkuwalitas. SDM yang dimaksud tidak lain tidak bukan adalah guru yang merupakan ujung tombak dari peningkatan kuwalitas pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah. Apabila guru yang berkuwalitas terpenuhi, niscaya standar nilai KKM yang telah ditetapkan akan tercapai.
Memahami betul tentang hal itu, maka pada hari Sabtu(5/1/2013) SDIT Nurul Huda Purbalingga akan laksanakan Bimbingan Tekhnis (Bintek) Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian. Rencananya Bintek tersebut akan dilaksanakan mulai pukul 07.30.-15.30.WIB bertempat di aula SDIT Nurul Huda Purbalingga.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan menuturkan bahwa Bintek Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian ini akan diikuti oleh seluruh guru dan karyawan. Bukan hanya guru saja namun seluruh karyawan juga diwajibkan untuk mengikuti. "Kami wajibkan semua guru dan karyawan untuk mengikuti Bintek ini." tutur Ust. Dirsan tadi siang (Kamis,4/1/2013).
Diwajibkannya guru dan karyawan untuk mengikuti bintek tersebut dengan dasar keberhasilan proses pembelajaran bukan hanya dipengaruhi oleh guru saja, namun juga dipengaruhi oleh berbagai pihak termasuk karyawan sekolah. Dengan diwajibkannya semua guru dan karyawan sekolah untuk mengikuti Bintek ini diharapkan akan meningkatkan kuwalitas mereka, sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan kuwalitas proses pembelajaran yang dilaksanakan. "Mudah-mudahan kuwalitas guru dan karyawan akan meningkat, sehingga kuwalitas pembelajaran yang dilaksanakan juga akan meningkat." ujar Ust. Dirsan.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(5/1/2013)-Upaya peningkatan kuwalitas proses pembelajaran menjadi fokus utama dalam materi yang disampaikan kepada para peserta oleh pemateri dalam Bimbingan Tekhnis (Bintek) Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian yang diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga di aula SDIT Nurul Huda Purbalingga hari ini Sabtu(5/1).
Bintek Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian yang diikuti oleh seluruh guru dan karyawan tersebut dimulai pukul 08.00.-15.30.WIB. Didaulat sebagai pembicara adalah Kepala SDIT Nurul Huda Ust. Dirsan yang memaparkan materi Kebijakan Sekolah Terkait Peningkatan Kuwalitas Pembelajaran dan Profesi Keguruan. Selain Ust. Dirsan, juga didaulat sebagai pembicara adalah Ust. Hari Setiawan yang memaparkan materi Standar Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian.
Dalam pemaparannya Ust. Dirsan mengatakan bahwa setiap guru dan karyawan dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan kuwalitas kompetensinya. Apabila seorang guru atau karyawan SDIT Nurul Huda tidak berusaha untuk meningkatkan kompetensinya maka konsekwensinya harus siap untuk terdegradasi. "Kalau tidak mau meningkatkan kompetensinya, ya harus siap terdegradasi." papar Ust. Dirsan.
Memang di zaman yang penuh dengan persaingan ini, siapa saja yang tidak mampu menunjukan kuwalitasnya, dipastikan akan terdegradasi.
Dalam pemaparannya Ust. Dirsan mengatakan bahwa setiap guru dan karyawan dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan kuwalitas kompetensinya. Apabila seorang guru atau karyawan SDIT Nurul Huda tidak berusaha untuk meningkatkan kompetensinya maka konsekwensinya harus siap untuk terdegradasi. "Kalau tidak mau meningkatkan kompetensinya, ya harus siap terdegradasi." papar Ust. Dirsan.
Memang di zaman yang penuh dengan persaingan ini, siapa saja yang tidak mampu menunjukan kuwalitasnya, dipastikan akan terdegradasi.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(7/1)-Fullday School merupakan satu dari sekian banyak program unggulan yang diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa SDIT Nurul Huda selalu berupaya mengembangkan program dalam proses pembelajaran yang selalu inofatif, kreatif, atraktif, dan fariatif sehingga dengan sendirinya program-program tersebut menjadi program faforit dan unggulan. Salah satunya adalah Fullday School.
Program unggulan yang telah dilaksanakan bertahun-tahun oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga ini merupakan program yang secara khusus dilaksanakan untuk mengakomodir kebutuhan siswa akan pendidikan yang bermutu. Bermutu, dikarenakan dalam Fullday School ini dilaksanakan berbagai macam proses pembelajaran yang memunculkan kreatifitas, minat, bakat, potensi dan kompetensi yang dimiliki siswa.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menuturkan bahwa program Fullday School ini merupakan bagian dari upaya pihak sekolah untuk mengembangkan kreatifitas, minat, bakat, potensi, dan kompetensi siswa. "Para siswa dapat mengembangkan kreatifitas, minat, bakat, potensi, dan kompetensi yang dimilikinya dalam program ini." tutur Ust. Hari Setiawan tadi siang (Senin,7/1/2013).
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menuturkan bahwa program Fullday School ini merupakan bagian dari upaya pihak sekolah untuk mengembangkan kreatifitas, minat, bakat, potensi, dan kompetensi siswa. "Para siswa dapat mengembangkan kreatifitas, minat, bakat, potensi, dan kompetensi yang dimilikinya dalam program ini." tutur Ust. Hari Setiawan tadi siang (Senin,7/1/2013).
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(8/1/2013)-Pendidikan di negerika kita Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, meskipun belum dapat dikatakan sudah maju. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya sekolah-sekolah yang berlabel RSBI ataupun SBI hampir di setiap kabupaten di Indonesia.
Keberadaan RSBI dan SBI tentu saja patut diapresiasi. Namun yang membuat masyarakat khususnya masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah bawah kecewa adalah sekolah dengan label RSBI/SBI relatif lebih mahal. Akibatnya masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah bawah akan sangat sulit untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut. Hal tersebut disebabkan terbentur dengan masalah biaya yang relatif mahal dan tidak terjangkau.
Keberadaan RSBI dan SBI tentu saja patut diapresiasi. Namun yang membuat masyarakat khususnya masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah bawah kecewa adalah sekolah dengan label RSBI/SBI relatif lebih mahal. Akibatnya masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah bawah akan sangat sulit untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut. Hal tersebut disebabkan terbentur dengan masalah biaya yang relatif mahal dan tidak terjangkau.
Oleh karena itu, keberadaan SDIT Nurul Huda Purbalingga menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah bawah. Alternatif pendidikan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat ekonomi menengah bawah yang berharap pendidikan berkwalitas bagi anak-anaknya.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa management sekolah telah berkomitmen untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkwalitas, namun dengan biaya yang dapat ditekan seminim mungkin. Dengan biaya yang dapat ditekan seminim mungkin maka harapan masyarakat dengan tingkat ekonomi mengengah bawah akan pendidikan berkwalitas bagi anak-anaknya dapat terakomodir. "Biaya kita tekan seminim mungkin, namun proses pembelajaran yang diselenggarakan tetap berkwalitas." kata Ust. Hari Setiawan tadi sore (Selasa,8/1/2013).
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa management sekolah telah berkomitmen untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkwalitas, namun dengan biaya yang dapat ditekan seminim mungkin. Dengan biaya yang dapat ditekan seminim mungkin maka harapan masyarakat dengan tingkat ekonomi mengengah bawah akan pendidikan berkwalitas bagi anak-anaknya dapat terakomodir. "Biaya kita tekan seminim mungkin, namun proses pembelajaran yang diselenggarakan tetap berkwalitas." kata Ust. Hari Setiawan tadi sore (Selasa,8/1/2013).
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Ahad(13/1/2013)-"SDIT NURUL HUDA Purbalingga memang beda!" Kalimat inilah yang sering diucapkan oleh masyarakat, terlebih bagi mereka para wali murid SDIT Nurul Huda Purbalingga.
Secara sekilas memang tidak terlalu terlihat perbedaan SDIT Nurul Huda dengan lembaga pendidikan lainnya. Namun apabila dicermati dengan saksama maka akan terlihat dengan jelas perbedaannya. Perbedaan yang menjadi ciri khas sekolah yang beralamat di Desa Karangreja Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga ini. Perbedaan yang akan selalu membedakaan SDIT Nurul Huda dengan lembaga pendidikan lainnya
Secara sekilas memang tidak terlalu terlihat perbedaan SDIT Nurul Huda dengan lembaga pendidikan lainnya. Namun apabila dicermati dengan saksama maka akan terlihat dengan jelas perbedaannya. Perbedaan yang menjadi ciri khas sekolah yang beralamat di Desa Karangreja Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga ini. Perbedaan yang akan selalu membedakaan SDIT Nurul Huda dengan lembaga pendidikan lainnya
Satu diantara perbedaan yang menjadi ciri khas adalah metode proses pembelajaran yang diselenggarakan. SDIT Nurul Huda Purbalingga selalu berupaya menerapkan metode pembelajaran yang mengedepankan aspek menumbuhkembangkan sikap kedewasaan anak, mandiri, berfikir kritis, cerdas, dan berkarakter religius.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa dengan metode tersebut diharapkan setiap siswa SDIT Nurul HUda Purbalingga akan tumbuh menjadi manusia yang dewasa, mandiri, kritis, cerdas, dan bersungguh-sungguh dalam mengamalkan serta menjunjung tinggi ajaran agamanya.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan bahwa dengan metode tersebut diharapkan setiap siswa SDIT Nurul HUda Purbalingga akan tumbuh menjadi manusia yang dewasa, mandiri, kritis, cerdas, dan bersungguh-sungguh dalam mengamalkan serta menjunjung tinggi ajaran agamanya.
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(15/1/2013)- Dengan mengusung jargon pendidikan murah dan berkwalitas, nampaknya SDIT Nurul Huda Purbalingga semakin dipercaya oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang terkenal dengan Outdoor Study-nya tersebut.
Seiring berjalannya waktu, jargon pendidikan murah dan berkwalitas yang diusung oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga benar-banar diaplikasikan dalam bentuk program pembelajaran yang diselenggarakan. Meskipun murah, namun hal tersebut tidak mengurangi kwalitas program pembelajaran yang diselenggarakan. Bahkan, sekolah merasa lebih tertantang untuk tetap berupaya mengembangkan program pembelajaran yang lebih berkwalitas.
Inilah yang membuat semakin tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di SDIT Nurul Huda Purbalingga. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang telah menyekolahkan anak-anaknya di sekolah lain dipindahkan di SDIT Nurul Huda Purbalingga.
Namun hal tersebut tidak serta merta dapat diterima oleh SDIT Nurul Huda. Bagi siswa pindahan dari sekolah lain, diharuskan mengikuti seleksi yang cukup ketat. Seleksi tersebut dilaksanakan dalam bentuk tes akademis dan non akademis.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan mengatakan bahwa tes akademis dan non akademis ini diberlakukan bagi calon siswa pindahan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang telah dimilikinya. Hal tersebut menjadi dasar bagi sekolah dalam mengambil kebijakan di level berapakah calon siswa tersebut dapat diterima dan mulai mengikuti proses pembelajaran di SDIT Nurul Huda. "Hasil tes tersebut menjadi acuan untuk menentukan di level berapa calon siswa tersebut diterima." kata Ust. Dirsan tadi siang (Selasa 15/1).
Seiring berjalannya waktu, jargon pendidikan murah dan berkwalitas yang diusung oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga benar-banar diaplikasikan dalam bentuk program pembelajaran yang diselenggarakan. Meskipun murah, namun hal tersebut tidak mengurangi kwalitas program pembelajaran yang diselenggarakan. Bahkan, sekolah merasa lebih tertantang untuk tetap berupaya mengembangkan program pembelajaran yang lebih berkwalitas.
Inilah yang membuat semakin tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di SDIT Nurul Huda Purbalingga. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang telah menyekolahkan anak-anaknya di sekolah lain dipindahkan di SDIT Nurul Huda Purbalingga.
Namun hal tersebut tidak serta merta dapat diterima oleh SDIT Nurul Huda. Bagi siswa pindahan dari sekolah lain, diharuskan mengikuti seleksi yang cukup ketat. Seleksi tersebut dilaksanakan dalam bentuk tes akademis dan non akademis.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan mengatakan bahwa tes akademis dan non akademis ini diberlakukan bagi calon siswa pindahan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang telah dimilikinya. Hal tersebut menjadi dasar bagi sekolah dalam mengambil kebijakan di level berapakah calon siswa tersebut dapat diterima dan mulai mengikuti proses pembelajaran di SDIT Nurul Huda. "Hasil tes tersebut menjadi acuan untuk menentukan di level berapa calon siswa tersebut diterima." kata Ust. Dirsan tadi siang (Selasa 15/1).
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Rabu(16/1/2013)- Selain menerapkan kebijakan pembatasan jumlah siswa maksimal 20 anak dalam setiap rombongan belajar (rombel), SDIT Nurul Huda dalam dua tahun terakhir ini juga terapkan kebijakan pemisahan rombongan belajar bagi siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa laki-laki dikelompokkan dalam rombongan belajar tersendiri, begitu pula siswa perempuan juga dikelompokan dalam rombongan belajar tersendiri sesuai dengan levelnya.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menuturkan bahwa kebijakan ini diberlakukan bukan untuk membeda-bedakan gender melainkan sebagai bagian dari upaya sekolah untuk meningkatkan kwalitas proses pembelajaran yang diselenggarakan. Alasannya, pada umumnya ketika siswa laki-laki digabung dengan siswa perempuan maka akan sering terjadi cras, sehingga akan mempengaruhi proses pembelajaran yang dilaksanakan. "Kalau digabungkan, memungkinkan sering terjadi cras antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran." tutur Ust. Hari Setiawan tadi siang (Rabu,16/1/2013).
Ust. Hari Setiawan juga menambahkan bahwa dengan pemisahan tersebut para siswa akan lebih konsentrasi dalam mengikuti setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah. "Para siswa akan merasa lebih nyaman dalam belajar karena tidak terganggu dengan berbagai aktifitas yang dapat menimbulkan cras, sehingga prestasi mereka dapat lebih maksimal." tambah Ust. Hari Setiawan.
Ust. Hari Setiawan juga menambahkan bahwa dengan pemisahan tersebut para siswa akan lebih konsentrasi dalam mengikuti setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah. "Para siswa akan merasa lebih nyaman dalam belajar karena tidak terganggu dengan berbagai aktifitas yang dapat menimbulkan cras, sehingga prestasi mereka dapat lebih maksimal." tambah Ust. Hari Setiawan.
0 comments:
Post a Comment