Friday, May 24, 2013

Catatan Menjelang Ujian Nasional

0

Purbalingga, 5 Mei 2013

Kepada yang Saya Cintai dan Sayangi karena Alloh,
Anak-anakku para Siswa Level VI SDIT Nurul Huda
di Jawa Tengah

Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu'alaikum wr wb,
Segala puji bagi Alloh. Kami panjatkan puji pada-Nya, mohon pertolongan dan mohon ampunan dari-Nya. Kami berlindung diri pada-Nya dari segala kekejian dan kejelekan amalan kami. Siapa yang diberi-Nya petunjuk tak ada kesesatan baginya dan siapa saja yang disesatkan-Nya maka tidak ada pemberi petunjuk baginya.

Aku bersaksi tiada Tuhan selain Alloh, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya.

Amma ba'du,
Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah kitabulloh, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk rosululloh. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan. Setiap yang diada-adakan adalah bid'ah. Segala bentuk bid'ah adalah sesat, sedang setiap yang sesat pastilah neraka tampat kembalinya.

Para siswa level VI yang saya cintai karena Alloh,
Sesuai dengan jadwal, besok hari Senin tanggal 6 Mei 2013 kalian akan mulai melaksanakan Ujian Nasional (UN) tingkat SD di SDIT Nurul Huda Purbalingga. Sebagaimana yang telah dimaklumi bahwa Ujian Nasional merupakan satu keniscayaan bagi kalian yang mengharapkan terselesaikannya proses pembelajaran di tingkat SD, termasuk di SDIT Nurul Huda Purbalingga.

Berbagai persiapan untuk mengikuti Ujian Nasional telah kita laksanakan. Berbagai program telah kita laksanakan bersama dengan segala problematikanya. Pembelajaran reguler, coffe morning, study morning, mentor sebaya, tutor sebaya, injury time, extra time, study club, mabimbel, home visite, dan sederet program lain telah dilaksanakan dengan berpayah-payah. Senang dan susah telah kita nikmati seiring berjalannya program tersebut.

Anak-anakku yang saya cintai dan saya sayangi karena Alloh,
Saya menyadari, mengerti, dan memahami sepenuhnya, betapa kalian sangat berpayah-payah dan bersusah-susah dalam melaksanakan berbagai program tersebut. Capek, lelah, letih, kurang istirahat terjadi setiap hari. Waktu, tenaga, pikiran, bahkan finansial terkuras untuk melaksanakan program tersebut. Bukan hanya itu, dalam melaksanakan program tersebut kalian juga harus bersakit-sakit.

Saya menyadari dan mengerti, untuk melaksanakan berbagai program tersebut kalian sangat kewalahan dan terforsir. Hampir setiap hari diawali saat pagi-pagi buta lebih tepatnya ba'da Shubuh kalian sudah diharuskan disibukkan untuk beraktifitas belajar dalam bentuk study morning dan study club. Kemudian dimulai pukul 06.30 kalian diharuskan mengikuti caffe morning, dan pembelajaran reguler sampai pukul 13.30. Dilanjutkan dengan program injury time sampai pukul 15.00. Ba'da 'Asyar dilanjutkan dengan program extra time sampai pukul 17.00.

Setelah itu, di rumah kalian juga melaksanakan proses pembelajaran dalam bentuk tutor sebaya.

Untuk membiasakan akhlaq, perilaku, kepribadian, karakter, dan amal yaumi kalian dilaksanakan mentor sebaya. Yang program mentor sebaya tersebut sempat membuat kalian harus berselisih.

Bukan hanya itu, sangsi dan hukuman sangat sering saya berikan kepada kalian. Juga terlalu sering kalian saya marahi.

Demi Alloh yang jiwaku ada di tangan-Nya, berbagai program tersebut dilaksanakan didasari besarnya rasa sayang dan cinta saya kepada kalian karena Alloh. Sehingga saya sangat tidak mengharapkan kalian mengalami kegagalan.

Anak-anakku para siswa level VI yang saya sayangi karena Alloh,
Kini saatnya, kalian membuktikan bahwa berpayah-payah, dan bersusah-susah kalian tidaklah sia-sia. Tentunya salah satu caranya dengan melaksanakan Ujian Nasional yang akan kalian ikuti mulai besok hari Senin-Rabu tanggal 6-8 Mei 2013.

Laksanakanlah Ujian Nasional tersebut dengan sebaik-baiknya. Hadapilah Ujian Nasional dengan tenang, hilangkan rasa khawatir dan tegang. Kerjakan setiap soal yang diajukan dalam ujian dengan bersungguh-sungguh, tidak tergesa-gesa. Bacalah setiap soal dengan konsentrasi dan teliti serta berulang-ulang sehingga kalian akan memahami soal tersebut. Lalu pilihlah jawaban yang tepat.

Diakhir dari surat saya ini kepada anak-anakku para siswa level VI yaitu Imroatun Nur Hikmah, Adzkiya Kamalina, Mial Muntofal, Khusni Rijal, Fitron Fauzi, Maulana Ikhsan, Luqman Hibatulloh, Amri Luqman Syukri, Fahmi Al Latif Firmansyah, Latifah Wafaur Ro'fah, Lilis Setiani, Atiqoh Nur Hajariyah, Aina Nur Hakiki, Farid Ma'ruf, Indika An Naufal, Ajeng Praniti, Neli Sa'adah, Wafiq Habibulloh Al Warizi, Muhammad Iqbal, Liana Restiani berpesan :
1. Bertaqwalah kepada Alloh di manapun kalian berada, baik dalam keadaan bersama ataupun sendiri, dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan sehat maupun sakit.
2. Berbaktilah kalian kepada ke-dua orangtua kalian dimanapun kalian berada.
3. Laksanakanlah Ujian Nasional yang diikuti oleh kalian dengan sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh, penuh konsentrasi, hilangkan rasa takut dan khawatir. Janganlah berbuat curang dalam mengerjakan soal yang diberikan, jujur adalah suatu hal yang harus tetap dijunjung.
4. Berdoalah kepada Alloh SWT, agar dimudahkan dan diberi pertolongan-Nya dalam mengerjakan setiap soal Ujian Nasional
5. Bersabarlah atas bersusah-susah dan berpayah-payah kalian, insya Alloh disisinya ada pahala yang berlipat.

Akhirnya hanya kepada Alloh yang maha kuasa atas segala sesuatu, saya berserah diri dan memohon pertolongan. Selamat menempuh Ujian Nasional tahun pelajaran 2012/2013.
Hasbunallohu wa ni'mal wakiil.
Assalamu'alaikum wr wb.

Yang mencintai dan menyayangi kalian karena Alloh,
ttd

Hari Setiawan

Friday, May 3, 2013

Catatan Menjelang Ujian Nasional

0

Catatan Menjelang Ujian Nasional
(Bagian Pertama)

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(30/4/2013)- Sesuai dengan kalender pendidikan, Ujian Nasional tingkat SD tahun pelajarn 2012/2013 akan dilaksanakan pada tanggal 6, 7, dan 8 Mei 2013. Berarti hanya tinggal 6 hari lagi para siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga akan melaksanakan ujian tersebut. Berikut ini catatan saya tentang berbagai hal yang terjadi dalam persiapan siswa level VI.
Kamis tanggal 12 Juli 2012 secara resmi 20 siswa level VI mulai melaksanakan dan mengikuti proses pembelajaran di Tahun Pelajaran 2012/2013. Pada hari itu pula, saya mulai melaksanakan tugas dan amanah yang diamanahkan kepada saya sebagai wali level VI. Di samping itu ada tugas dan amanah lain yang tidak kalah beratnya, yaitu sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan.
Sebuah tugas dan amanah yang sangat berat, yang sebenarnya tatkala ditunjuk oleh managemen SDIT Nurul Huda, saya berkali-kali menolaknya. Karena saya sadar, bahwa tugas dan amanah tersebut adalah tugas dan amanah yang sangat berat yang kelak akan dimintakan pertanggungjawabannya di hadapan Alloh SWT. Sungguh! Tugas dan amanat yang sangat berat untuk dilaksanakan.
Terlebih, sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan yang merangkap sebagai wali level VI diberikan amanah untuk mempersiapkan dan mengantarkan para siswa level VI agar dapat berprestasi dalam Ujian nasional (UN) Tahun Pelajaran 2012/2013. Ditambah lagi bukan hanya berprestasi dalam bidang akademik semata, namun juga harus ditopang dengan peningkatan akhlak, budi pekerti, dan karakter sholeh dan sholehah pada diri mereka. Bukan tugas dan amanah yang ringan.
Dengan mengharap ridlo Alloh Swt, tugas dan amanah tersebut akhirnya saya terima dan mulai saya laksanakan, tentu saja dengan dukungan dan suport dari managemen dan rekan-rekan guru.
Dengan target yang berat, berbagai langkah dan upaya diprogramkan dan dilaksanakan agar target yang telah dicanangkan tercapai dengan baik dan maksimal. Langkah dan upaya yang telah diprogramkan dan dilaksanakan di level VI antara lain pembelajaran reguler, injury time, extra time, mentor sebaya, tutor sebaya, study club, study morning, mabimbel, dan sederet program lainya. Selain itu, dilaksanakan juga program-program yang bersifat melatih kedisiplinan para siswa.
Pada dasarnya, saya menyadari bahwa program dan upaya tersebut terasa cukup berat untuk dilaksanakan oleh para siswa level VI. Hal tersebut saya ketahui dari berbagai reaksi penolakan atas dilaksanakannya program tersebut. Reaksi penolakan tersebut datang bukan hanya dari para siswa level VI saja, namun juga datang dari para orangtua/wali siswa. Lebih dari itu, reaksi juga datang dari beberapa staf guru. Bahkan reaksi penolakan tersebut akhirnya menjadikan konflik yang cukup serius.

(Bersambung, insya Alloh)
 ------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan Menjelang Ujian Nasional
oleh : Ust. Hari Setiawan
(Bagian ke dua)

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Rabu(1/5/2013)- Dalam upaya mengemban dan melaksanakan tugas dan amanah yang dibebankan kepada saya sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan serta wali level VI, berbagai langkah diprogramkan dan dilaksanakan. Langkah dan program yang dilaksanakan tersebut antara lain pembelajaran reguler, injury time, extra time, tutor sebaya, mentor sebaya, study club, study morning, mabibel, dan coffe morning. Selain itu, dilaksanakan juga berbagai program yang berkenaan dengan sikap kedisiplinan.
Di samping itu juga dilaksanakan monitoring aktivitas belajar mereka ketika di rumah dalam bentuk monitor sebaya dan home visite. Semua langkah dan program tersebut dilaksanakan dimaksudkan untuk mendongkrak prestasi belajar para siswa level VI agar lebih meningkat.
Tidak lupa, program dan langkah untuk meningkatkan akhlaq, budi pekerti, kepribadian, dan karakter sholeh dan sholehah juga dilaksanakan.
Pada awal pelaksanakan langkah dan program tersebut, alhamdulillah berjalan dengan baik. Praktis tidak ada hambatan dan rintangan serius yang mengganggu jalannya program. Semua berjalan sesuai dengan rencana. Para siswa, guru, wali murid dan berbagai elemen lain saling bekerja sama dan bersinergi dalam mensukseskan pelaksananan program tersebut.
Namun ketika memasuki bulan September 2012, masalah mulai bermunculan. Masalah pertama yang timbul atas pelaksanaan program yang diikuti para siswa level VI datang dari para siswa level VI itu sendiri.
Para siswa merasa bahwa program yang dilaksanakan terlalu padat dan memerlukan energi, waktu, pikiran yang terlalu berlebihan. Apalagi ketika berada di level-level sebelumnya, mereka cenderung dimanjakan dengan berbagai program pembelajan yang memanjakan mereka. Akibatnya, mereka cepat mengeluh dan bahkan menolak ketika harus berada pada keadaan yang menuntut mereka untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih intens dan disiplin.
Salah satu bentuk penolakan atas pelaksanaan program yang diberlakukan di level VI adalah berkurangnya antusiasme mereka dalam mengikuti program yang dilaksanakan. Bahkan hampir setiap program dilaksanakan, selalu saja ada siswa yang absen. Bahkan tingkat absen para siswa tergolong sangat tinggi. Pernah terjadi pada pelaksanaan program hanya dihadiri oleh tujuh siswa. Bahkan pernah terjadi pada pelaksanaan program, yang datang hanya empat siswa saja. Padahal jumlah siswa level VI ada 20 siswa.
Dengan keadaan itu, nampaknya juga berakibat terjadinya konflik antar siswa. Diantara mereka saling tidak percaya dengan teman dalam satu level. Dampak yang timbul adalah sering terjadi perselisihan, percekcokan, dan bahkan perkelahian diantara mereka.
Melihat hal itu tentu saja sebagai wali level, saya kemudian mengambil dan melaksanakan langkah untuk meredakannya. Langkah yang saya ambil untuk meredakan keadaan yang tidak kondusif tersebut adalah melaksanakan bimbingan dan penyuluhan secara khusus kepada para siswa level VI.

(Bersambung, insya Alloh)
 ------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan Menjelang Ujian Nasional
(Bagian ke tiga)
oleh : Ust. Hari Setiawan

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(2/5/2013)- Ujian Nasional (UN) tingkat SD/MI tinggal empat hari lagi. Telah diinformasikan pada kesempatan yang lalu bahwa Ujian Nasional tingkat SD akan dilaksanakan serempak pada tanggal 6, 7, dan 8 Mei 2013. Sebagai lembaga pendidikan tingkat dasar, SDIT Nurul Huda Purbalingga juga akan menyelenggarakakannya. Sebanyak 20 siswa level VI SDIT Nurul Huda dijadwalkan akan mengikuti ujian tersebut.
Berikut ini kelanjutan catatan saya berkenaan persiapan yang dilakukan menjelang Ujian Nasional dan problematikannya.
Sebagaimana telah saya ceritakan pada bagian ke dua, berbagai masalah dan problematika mulai bermunculan seiring mulai dilaksanakannya berbagai langkah dan program persiapan menuju Ujian Nasional pada tahun pelajaran 2012/2013 di SDIT Nurul Huda Purbalingga.
Masalah pertama yang timbul datang dari para siswa level VI sendiri. Sebagian dari mereka menolak melaksanakan dan mengikuti program yang diselenggarakan oleh sekolah. Akibatnya, terjadi konflik dintara mereka sendiri. Percekcokan, pertengkaran, bahkan beberapa kali terjadi perkelahian diantara mereka. Suasana benar-benar berada dalam situasi yang tidak terlalu kondusif.
Melihat hal tersebut, sebagai wali level VI saya mengambil langkah untuk memberikan motifasi secara khusus dalam bentuk bimbingan dan penyuluhan kepada mereka. Bimbingan dan penyuluhan tersebut dilakukan secara intens dalam setiap harinya. Para siswa level VI satu persatu saya berikan motifasi agar dapat mengikuti program-program pembelajaran yang diselenggarakan. Mereka juga diberi penjelasan sebab-sebab berbagai program tersebut diselenggarakan.
Namun tidak saya duga sebelumnya, bimbingan dan penyuluhan secara khusus kepada para siswa level VI tersebut mengundang reaksi dari sebagian orangtua/wali murid. Sebagian orangtua/wali murid merasa berkeberatan dengan bimbingan dan penyuluhan yang secara khusus saya berikan kepada para siswa level VI. Menurut mereka bimbingan dan penyuluhan yang secara khusus saya lakukan terlalu dalam dan cenderung mencampuri urusan yang sangat pribadi dan bersifat prifasi. Menurut sebagian orang tua/wali murid, pembimbingan dan penyuluhan yang saya lakukan sudah bersifat mencampuri urusan rumah tangga wali murid.
Padahal menurut pandangan managemen SDIT Nurul Huda terutama saya, bimbingan dan penyuluhan yang saya lakukan masih dalam batas dan koridor tanggungjawab, wewenang, dan tugas saya sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan serta sebagai wali level VI. Mengingat bimbingan yang saya lakukan masih sebatas memberikan motifasi agara mereka siap mengikuti ujian nasional dan berkenaan dengan akhlaq, kepribadian, dan karakter sholeh dan sholehah.
Keadaan tersebut kemudian berakibat adanya mosi tidak percaya sebagian orangtua/wali murid kepada saya.
Tidak hanya sampai disitu saja, adanya mosi tidak percaya dari sebagian wali murid nampaknya berimbas munculnya konflik diantara para orangtua/wali murid level VI. Sebagian dari mereka ada yang sepakat dan mendukung program yang dilaksanakan oleh sekolah. Namun juga terdapat sebagian dari mereka yang menolak dan berkeberatan atas program yang diselenggarakan oleh sekolah. Yang lebih parah lagi adalah konflik tersebut sudah sampai pada keadaan dan situasi yang mengkhawatirkan rasa sosial dan kebersamaan diantara wali murid cukup terancam.

(Bersambung, insya Alloh)
 
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatatan Menjelang Ujian Nasional
(Bagian ke empat)
Oleh : Ust. Hari setiawan

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(2/5/2013)- Ujian Nasional memang bukanlah segala-galanya. Artinya ketika siswa tidak mampu untuk memperoleh prestasi yang bagus, bukanlah akhir dari kehidupannya. Banyak terjadi di masyarakat, orang yang kurang berprestasi dalam ujian nasional namun memperoleh keberhasilan dalam kehidupannya. Sebaliknya, tidak sedikit orang yang berprestasi dalam ujian nasional justru mengalami kegagalan dalam kehidupannya.
Namun hal tersebut tidak dapat kita jadikan alasan akan untuk membenarkan sikap tidak bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan siswa agar berhasil dalam mengikuti ujian nasional.
Berikut ini catatan saya sebagai lanjutan dari catatan sebelumnya.
Seperti yang telah saya tulis pada kesempatan terdahulu, dengan dilaksanakannya bimbingan dan penyuluhan khusus kepada siswa level VI SDIT Nurul Huda Purbalingga ternyata disikapi kurang baik dan kurang simpatik oleh beberapa orangtua/wali murid. Sikap kurang baik dan kurang simpatik tersebut diaplikasikan dengan ketidakterimaan mereka dengan program bimbingan dan penyuluhan khusus yang saya laksanakan.
Dampak yang timbul akibat tidak simpatik dan sikap yang kurang baik dari sebagian wali murid adalah terjadinya konflik antar wali murid. Sebagian wali murid mendukung program bimbingan dan penyuluhan itu untuk tetap dilaksanakan dengan alasan program tersebut baik untuk perkembangan pembelajaran anak. Sementara sebagian lain menganggap program bimbingan dan penyuluhan tersebut tidak penting. Menurut mereka pihak sekolah dalam hal ini saya sebagai wali level VI terlalu dalam dalam melakukan pembimbingan dan penyuluhan.
Karena terjadi pro dan kontra terhadap program yang diselenggarakan oleh sekolah, maka saya sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan serta sebagai wali level VI berkonsultasi kepada Kepala Sekolah Ust. Dirsan mengenai hal tersebut.
Setelah melalui proses penelaahan yang panjang, Kepala SDIT Nurul Huda mengambil kebijakan setiap program yang berkenaan dengan level VI diselenggarakan oleh sekolah bersifat tidak mengikat. Artinya tidak ada kewajiban dari siswa untuk mengikutinya. Hanya bagi mereka yang mau mengikutinya saja tanpa ada unsur paksaan.

Atas kebijakan tersebut maka saya pun mulai melaksanakannya. Semua program yang berkenaan dengan siswa level VI dilaksanakan tidak mengikat. Sehingga dipastikan yang mengikuti program tersebut hanyalah mereka yang mau saja.
Seiring berjalannya kebijakan tersebut, masalah kembali muncul. Kembali sebagian wali murid/orang tua siswa menyampaikan ketidakterimaan atas kebijakan tersebut. Menurut mereka, pihak sekolah dianggap pilih kasih dan hanya mengakomodir sebagian siswa saja. Hal tersebut mereka utarakan dengan alasan hanya sebagian siswa saja yang secara rutin mengikuti program yang diselenggarakan oleh sekolah. Bahkan beberapa kali sebagian wali murid menyampaikan akan melakukan demontrasi dan unjuk rasa atas kebijakan yang diambil oleh sekolah.
Sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan serta wali level VI tentu saja serba sulit untuk mengambil sikap. Akhirnya dengan berat hati, saya pun untuk pertama kali menyampaikan mengundurkan diri sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan serta sebagai wali level VI. Bukan hanya itu saja, saya pun akhirnya mengambil langkah untuk tidak mengajar di level VI.

(Bersambung, insya Alloh)
 
----------------------------------------------------------------------------------------------------
 Catatan Menjelang Ujian Nasional
(Bagian ke lima)
Oleh : Ust. Hari Setiawan

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at(3/5/2013)- Sejak hari ini (Jum'at, 3/5/2013) maka Ujian Nasional tingkat SD akan dilaksanakan tiga hari lagi. Termasuk di SDIT Nurul Huda Purbalingga. Sebanyak 20 siswa level VI akan mengikuti Ujian Nasional tingkat SD pada tahun pelajaran 2012/2013.
Berikut ini catatan saya, yang saya tulis sebagai kelanjutan catatan yang telah saya tulis pada kesempatan terdahulu. Sengaja saya tulis catatan ini dengan maksud sebagai ibroh (pelajaran) bagi kita semua. Selamat membaca!
Seiring berjalannya kebijakan baru SDIT Nurul Huda Purbalingga berkenaan dengan program dan langkah persiapan menuju ujian nasional yang dilaksanakan dengan tidak mengikat, munculah kembali permasalahan yang tidak sederhana.
Permasalahan itu datang dari sebagian orangtua/wali murid yang berkeberatan dan tidak terima dengan kebijakan tersebut. Sebagian orangtua/wali murid merasa bahwa anak-anak mereka memiliki hak yang sama, sehingga pihak sekolah diharuskan memberlakukan yang sama. Bahkan, beberapa wali murid level VI menyampaikan akan melakukan unjukrasa dan demonstrasi atas kebijakan yang diambil oleh sekolah.
Selain itu, juga munculah konflik internal antara saya dengan beberapa staf guru yang lain. Yang konflik internal tersebut juga berakibat fatal. Salah satu akibatnya adalah proses pembelajaran dan berbagai program lain khususnya yang seharusnya dilaksanakan untuk level VI menjadi terbengkalai.
Sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan dan wali level VI tentu saja saya merasa sangat dilematis atas sikap dan keadaan yang terjadi. Akhirnya dengan legowo saya pun mengajukan permohonan mengundurkan diri sebagai Waka Kurikulum dan kesiswaan dan sebagai wali level VI kepada managemen SDIT Nurul Huda. Selain itu saya juga mengajukan permohonan untuk tidak mengajar di level VI.
Keadaan semakin genting, managemen SDIT Nurul Huda pun berada dalam posisi yang dilematis dan serba sulit. Sehingga permohonan pengunduran diri saya tidak dapat langsung disikapi dengan cepat.
Keadaan tersebut berlangsung selama hampir empat bulan lamanya. Kalau dihitung awal mulai konflik terjadi pada awal bulan September 2012 sampai pertengahan bulan Januari 2013.
Dirasakan situasi dan kondisi yang semakin tidak kondusif akibat berbagai konflik yang terjadi, akhirnya disikapi oleh Forum Komunikasi Wali Murid SDIT Nurul Huda dengan serius. Melalui ketuanya Bapak Mukhtarom, Forum Komunikasi Wali Murid berupaya memediasi berbagai pihak yang berkonflik untuk segera mengakhiri konflik tersebut.
Pada tanggal 17 Januari 2013, Forum Komunikasi Wali Murid akhirnya memediasi pihak-pihak yang berkonflik dengan mempertemukan mereka dalam satu pertemuan khusus. Dalam pertemuan itu disepakati berbagai hal. Salah satu kesepakannya adalah saya tidak diperkenankanya untuk mengundurkan diri sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan serta wali level VI. Melalui pertemuan yang cukup panjang itu, akhirnya pihak-pihak yang bertikai pun berhasil didamaikan. Berbagai program dan langkah kembali dijalankan.

(Bersambung, insya Alloh)
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan Menjelang Ujian Nasional
(Bagian ke enam)
Oleh : Ust. Hari Setiawan

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at (3/5/2013)- Permasalahan dan problematika yang terjadi dalam rentan waktu kurang lebih satu tahun terakhir ini, khususnya yang terjadi dan menimpa level VI benar-benar melelahkan. Bagaimana tidak melelahkan, waktu, tenaga, pikiran, bahkan finansial terkuras untuk menyelesaikan problematika yang sebagian besar dalam bentuk konflik.

Berikut ini kelanjutan catatan saya yang sengaja saya tulis sebagai bahan evaluasi agar di masa yang akan datang tidak terulang kembali.
========================================================================

Untuk menyelesaiakan barbagai konflik yang terjadi, Forum Komunikasi Wali Murid Level VI SDIT Nurul Huda melalui ketuanya Bapak Mukhtarom berupaya memediasi pihak-pihak yang berkonflik. Salah satu upaya mediasi yang dilakukan adalah dengan melaksanakan rapat dan pertemuan khusus yang mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik pada tanggal 17 Januari 2013 pukul 13.00-15.00 yang bertempat di ruang prestasi belajar level VI.
Dalam pertemuan mediasi tersebut menghasilkan kesepakatan antara lain :
1. Segenap wali murid level VI mengerti dan menyadari sepenuhnya bahwa langkah-langkah yang diambil oleh sekolah dan dilaksanakan merupakan bentuk tanggungjawab sekolah dalam mengemban amanah yang diberikan oleh orangtua/wali murid.
2. Saudara Hari Setiawan diharapkan untuk tidak mengundurkan diri sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan serta wali level VI. Selanjutnya kepadanya diharapkan melanjutkan kembali tugas dan kewenangannya.
Dengan kesepakatan tersebut konflik antara saya dengan orangtua/wali murid akhirnya dapat terselesaikan dengan damai. Namun perlu digaris bawahi bahwa pertemuan mediasi tersebut hanya menyelesaikan konflik antara saya dengan orangtua/wali murid. Konflik yang terjadi antara saya dengan beberapa staf guru masih terjadi dan belum terselesaikan.
Oleh karena itu, managemen sekolah melalui Kepala SDIT Nurul Huda Ust. Dirsan segera mengambil langkah untuk menyelesaikan konflik internal tersebut. Langkah yang dilakukan adalah mempertemukan saya dengan beberapa staf guru yang berkonflik.
Akhirnya dalam pertemuan tersebut disepakati antara saya dan beberapa staf guru yang bertikai untuk berdamai dan mengakhiri konflik.
Situasi dan kondisi kembali kondusif. Sayapun kembali mengemban dan melaksanakan amanah dan tugas saya sebagai Waka Kurikulum dan Kesiswaan serta wali level VI. Selain itu saya juga kembali mengampu beberapa mata pembelajaran di level VI.
Berbagai program dan langkah dalam upaya menyiapkan para siswa level VI untuk mengikuti ujian nasioanal kembali dijalankan. Para siswa level VI yang beberapa waktu lamanya menolak, kali ini mulai menerima dan dengan bersemangat mengikuti setiap program yang diselenggarakan.
Hanya saja, disaat para siswa level VI mulai merasa nyaman dan terbiasa dalam mengikuti setiap program yang diselenggarakan, kembali timbul permasalahan. Permasalahan kali ini datang dari orang yang tidak bertanggungjawab yang melakukan aksi teror. Aksi teror tersebut dilakukan dalam bentuk pelemparan batu ke dalam ruang belajar siswa di saat para siswa sedang beraktifitas belajar. Pelemparan dilakukan sampai beberapa kali. Bukan hanya ruang belajar siswa saja, ruang kantor staf guru juga mengalami kejadian serupa.
Tidak hanya hanya itu, teror juga dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dalam bentuk perusakan beberapa barang milik pribadi saya.

(Bersambung, insya Alloh)

Character Education

0

Siswa Nurul Huda Praktekan Karakter

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin (29/4/2013)- Saat para siswa level III asyik mengikuti pembelajaran SBK dengan pokok bahasan "Mengenal Batik" yang dikemas dalam bentuk Outdoor Study, sementara di sudut lain halaman SDIT Nurul Huda para siswa level V juga sedang asyik mengikuti pembelajaran Akhlaq dengan pokok bahasan "Adab Bertamu."
Dengan bimbingan guru mata pelajaran Akhlaq Ust. Sa'dul Amin, para siswa level V memperagakan adab-adab bertamu yang sebelumnya telah dipelajarinya secara teori. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa. Masing-masing siswa memperagakan sesuai dengan perannya. Ada yang berperan menjadi ayah, ibu, dan anak.
Guru mata pelajaran Akhlaq level V Ust. Sa'dul Amin menjelaskan, sebagai mahluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri. Dalam keberlangsungan hidup kita pasti membutuhkan orang lain. Dalam usaha untuk keberlangsungan hidup, tentu tidak terlepas dari berkunjung atau bertamu kepada orang lain. Agar berkunjung atau bertamu tersebut dapat berjalan dengan baik dan saling menerima maka diperlukan pemahaman tentang adab-adab bertamu.
"Adab-adab bertamu penting untuk dipelajari dan dipraktekan, agar keberlangsungan kita sebagai makhluk sosial dapat berjalan dengan baik," jelas Ust Sa'dul Amin di hadapan para siswa level V.



 Setelah mendapatkan penjelasan tentang adab-adab bertamu, para siswa level V pun mulai memperagakannya. Ada yang memperagakan sebagai tuan rumah, ada pula yang memperagakan sebagai tamu. Awalnya mereka tampak kikuk, karena tidak terbiasa berperan sebagai orangtua. Namun lama-kelamaan mereka tampak lepas dan serius mempergakan sesuai dengan perannya.
Sementara itu secara terpisah Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Ust. Hari Setiawan menuturkan, kegiatan praktikum yang dilaksanakan oleh para siswa level V tersebut merupakan bagian dari pendidikan karakter yang ditanamkan kepada para siswa.
"Ini salah satu bentuk pendidikan karakter yang kami tamamkan kepada siswa," tutur Ust Hari Setiawan (Sabtu,27/4/2013).
Menurut Ust Hari Setiawan, pendidikan karakter perlu ditanamkan sejak dini agar anak terbiasa dengan karakter yang baik sehingga akan tumbuh menjadi orang yang memiliki karakter yang baik.
"Harapannya mereka akan tumbuh menjadi orang yang memiliki karakter yang baik," ujar Ust Hari.

 Siswa SDIT Nurul Huda Belajar Batik

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(27/4/2013)- Salah satu warisan budaya asli Indonesia yang patut untuk dilestarikan adalah seni batik. Ya, seni batik merupakan warisan budaya bangsa yang harus selalu dilestarikan agar tetap lestari dan eksis. Di samping itu juga dengan melestarikan batik berarti telah menjaga warisan asli budaya Indonesia agar tidak di klaim oleh negara tetangga seperti yang terjadi pada beberapa waktu yang lalu.
Untuk itulah pada pagi hari ini (Sabtu,27/4/2013) para siswa level III SDIT Nurul Huda Purbalingga mengikuti pembelajaran pengenalan berbagai motif batik. Proses pembelajaran pengenalan berbagai motif batik ini dilaksanakan sebagai bagian dari proses pembelajaran pada mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan (SBK).
Proses pembelajaran yang bertempat di halaman SDIT Nurul Huda itu dibimbing oleh guru mata pelajaran SBK Ust. Mukhsin. Dalam bimbingannya Ust. Mukhsin mengatakan, batik merupakan warisan asli budaya bangsa Indosesia yang harus dilestarikan. Salah satu cara melestarikannya adalah dengan mempelajari berbagai hal tentang batik.



 "Mengenal dan mempelajari batik merupakan salah satu cara untuk melestarikan warisan asli budaya bangsa," jelas Ust. Mukhsin dihadapan puluhan siswa level III.
Dari pantauan redaktur, terlihat para siswa level III SDIT Nurul Huda Purbalingga tampak sangat antusias. Mereka mendengarkan penjelasan dengan penuh konsentrasi dan semangat.
Setelah mendapatkan penjelasan berbagai hal mengenai batik, para siswapun diberi kesempatan untuk berlatih merancang motif batik di atas kertas yang telah disiapkan sesuai dengan keinginan mereka.
Sementara itu secara terpisah Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan, proses pembelajaran tersebut dilaksanakan oleh sekolah sebagai bagian dari upaya untuk menumbuhkan rasa kecintaan dan kebanggaan terhadap seni, tradisi, dan budaya asli Indonesia.
"Ini merupakan upaya sekolah dalam menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan terhadap seni, tradisi, dan budaya asli Indonesia," tutur Ust Hari Setiawan.
Menurutnya, kecintaan anak-anak sekarang terhadap seni, tradisi, dan budaya asli Indonesia sudah mulai terkikis oleh budaya asing. Sehingga kita harus tumbuhkan kembali rasa kecintaan dan kebanggaan kepada anak-anak agar seni, tradisi, dan budaya asli Indonesia tetap lestari.
"Harapannya seni, tradisi, dan budaya asli Indonesia tetap lestari," tambah Ust. Hari Setiawan.

Learning in Schools and Karyaku

0

"Ibuku"
Karya : Annisa Amani Sholihah
Siswa level IV SDIT Nurul Huda Purbalingga

Ibu.....
Engkau yang melahirkanku
Engkau yang membesarkanku
Sejak kecil hingga dewasa

Tak pernah lelah dan letih
Menyayangiku dengan penuh harapan
Harapan supaya daku menjadi anak
yang berbakti padamu

Oh.....Ibu, maafkan daku
Dikarenakan daku tak bisa membalas jasamu
Tetapi.....daku kan berusaha
Menjadi anak yang berbakti padamu

Terimakasih........Ibu.....

  

"Tumbuhkan Kompetensi Berbahasa, Sastra, dan Menulis"
SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Jum'at (26/4/2013)- Salah satu dari potensi para peserta didik yang berupaya ditumbuhkembangkan adalah kemampuan dalam barbahasa, sastra, dan menulis. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga, para peserta didik atau siswa dilatih untuk dapat mengekspresikan segala kemampuan dan potensinya. Kemampuan dan potensi yang diupayakan ditumbuhkembangkan oleh sekolah yang berprinsip dinamis itu diantaranya kemampuan berbahasa, sastra, dan kemampuan menulis.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menuturkan, sekolah akan senantiasa memfasilitasi dan berupaya menumbuhkembangkan setiap potensi siswa. Potensi siswa yang ditumbuhkembangkan antara lain kemampuan berbahasa, sastra, dan kemampuan menulis.
"Potensi siswa akan kami fasilitasi agar dapat ditumbuhkembangkan, termasuk kemampuan berbahasa, sastra, dan menulis," tutur Ust. Hari Setiawan tadi siang (Jum'at,26/4/2013).
 Dalam proses menumbuhkembangkan potensi berbahasa, sastra, dan menulis para siswanya, SDIT Nurul Huda Purbalingga menerapkan berbagai program proses pembelajaran. Program proses pembelajaran yang difasilitasi dan dilaksanakan oleh sekolah salah satunya adalah pemberdayaan mading siswa. Setiap siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga diberikan kebebasan untuk mengekspresikan karyanya dalam berbahasa, bersastra, dan menulis.
"Kami berikan ruang khusus untuk menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa, bersastra, dan kemampuan menulisnya dalam mading siswa," kata Ust. Hari Setiawan.
Menurut Ust. Hari, dengan difasilitasi oleh sekolah diharapkan potensi dan kemampuan para siswa akan berbahasa, bersastra, dan kemampuan menulisnya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
"Kami harapkan potensi anak khususnya potensi berbahasa, bersastra, dan menulisnya akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik," ujarnya.


SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(23/4/2013)- Setelah cukup sukses dengan program Fullday School yang dilaksanakan tiga hari per pekan, di Tahun Pelajaran 2013/2014 SDIT Nurul Huda Purbalingga akan kembali menyelenggarakan program Fullday School tersebut. Namun di Tahun Pelajaran 2013/2014 program Fullday School tersebut akan dilaksanakan dengan format yang berbeda.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan, berbeda dengan pelaksanaan program fullday school di tahun sebelumnya yang waktu pelaksanaannya hanya tiga hari per pekan. Di Tahun Pelajaran 2013/2014 pelaksanaan program fullday school ini akan ditambah harinya menjadi empat hari per pekan.
"Rencananya waktu pelaksanaan fullday school ini akan ditambah menjadi empat hari dalam setiap pekannya," kata Ust. Hari Setiawan tadi siang (Selasa,23/4/2013).
Sebagaimana telah diinformasikan sebelumnya, bahwa di tahun-tahun sebelumnya SDIT Nurul Huda Purbalingga telah melaksanakan program fullday school selama tiga hari dalam setiap pekannya. Program fullday school tersebut dilaksanakan setiap hari Senin, Selasa, dan hari Rabu.
Ust. Hari Setiawan mengatakan, di Tahun Pelajaran 2013/2014 rencananya program fullday school tersebut akan dilaksanakan pada hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Dengan demikian terdapat penambahan satu hari yaitu pada hari Kamis.
"Program fullday school ini ditambah waktu pelaksanaannya satu hari yaitu pada hari Kamis," tuturnya.
Menurut Ust. Hari Setiawan, penambahan waktu pelaksanaan program fullday scholl menjadi empat hari tersebut didasari berbagai masukan dan saran yang disampaikan kepada managemen SDIT Nurul Huda Purbalingga dari berbagai pihak, termasuk wali murid.
"Penambahan ini didasari saran dan masukan yang disampaikan oleh wali murid," tambah Ust. Hari Setiawan.
 

Purbalingga, Senin (22/4/2013)- Mulai hari ini Senin(22/4/2013) sebanyak 73 santri pondok pesantren Nurul Huda Karangreja Kutasari mengikuti Ujian Nasinal Wajar Dikdas untuk pondok salafiyah. Sesuai dengan jadwal, para santri tersebut akan mengikuti Ujian Nasional selama tiga hari. Dimulai hari ini Senin tanggal 22/4/2013 sampai dengan hari Rabu tanggal 24/4/2013.
Ketua Yayasan Islam Nurul Huda Purbalingga Ust. Ali Mubarok, S.Pdi mengatakan, 73 santri yang mengikuti ujian nasional pada tahun ini merupakan santri Ponpes Nurul Huda kelas 3 Muthawasitoh atau setingkat kelas 3 Madrasah Stanawiyah dan SMP.
"Mereka adalah santri Nurul Huda kelas tiga Muthawasitoh atau setingkat MTs dan SMP," kata Ust. Ali Mubarok, S.PdI siang tadi.
Dari 73 santri yang mengikuti Ujian Nasional tahun ini, separuhnya merupakan santri perempuan. "Dari 73 santri tersebut, terdiri dari 38 santri perempuan dan 35 santri perempuan," terang Ust. Ali.
Lebih lanjut Ust. Ali mengatakan, Pondok Pesantren Nurul Huda telah diperbolehkan menyelenggarakan Ujian Nasional oleh Kementrian Agama sejak delapan tahun yang lalu tepatnya sejak tahun pelajaran 2004/2005.
"Sejak tahun pelajaran 2004/2005 kami telah diperkenankan menyelenggarakan Ujian Nasional Wajar Dikdas untuk ponpes salafiyah," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut Ust. Ali juga menambahkan, dengan dilaksanakannya ujian nasional di Ponpes Nurul Huda yang diikuti oleh para santri diharapkan masyarakat tidak perlu khawatir lagi untuk menyekolahkan putra-putrinya di Ponpes Nurul Huda. Masyarakat tidak perlu takut lagi kalau putranya tidak akan mendapatkan ijazah setingkat MTs/SMP.
 
"Masyarakat tidak perlu takut lagi, karena setiap santri Nurul Huda akan mendapatkan Ijazah Nasional setingkat MTs/SMP," tambah Ust. Ali Mubarok, S.PdI.


SDIT Nurul Huda Purbalingga, Senin(22/4/2013)- Selain giat menerapkan metode Outdoor Study (ODS) dalam proses pembelajarannya, SDIT Nurul Huda Purbalingga juga terapkan program fullday school. Fullday school ini telah dilaksanakan sejak Tahun Pelajaran 2008/2009 hingga sekarang. Hal tersebut disampaikan oleh Waka Kurikulum dan Kesiswaan SDIT Nurul Huda Ust. Hari Setiawan tadi pagi (Senin,22/4/2013) ketika dimintai keterangan tentang program yang telah dilaksanakan oleh sekolah.
Menurutnya, fullday school ini diselenggarakan dan dilaksanakan oleh sekolah dengan maksud mengakomodir harapan masyarakat akan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Apalagi di zaman sekarang ini, masyarakat dalam hal ini para orang tua cenderung sibuk dengan urusan pekerjaannya, sehingga waktu untuk mendidik anak-anaknya sangat sedikit.
"Program ini sebagai bagian dari sekolah untuk mengakomodir dan memfasilitasi masyarakatat akan kebutuhan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya," tutur Ust. Hari Setiawan.
Dalam kesempatan tersebut Ust. Hari Setiawan juga mengatakan, sejak Tahun Pelajaran 2008/2009 sampai sekarang fullday school ini dilaksanakan tiga hari dalam sepekan yaitu pada hari Senin, Selasa, dan Rabu. Pada hari tersebut para siswa SDIT Nurul Huda Purbalingga mulai melaksanakan proses pembelajaran dari pukul 06.30 sampai dengan pukul 15.30 WIB.
"Pada hari tersebut para siswa mulai belajar pada pukul 06.30 sampai dengan pukul 15.30 WIB," terangnya.
Ust. Hari menambahkan, selain sebagai upaya untuk mengakomodir dan memfasilitasi masyarakat akan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya, fullday school ini dilaksanakan juga sebagai upaya sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang diikuti oleh para siswa.
"Ini sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di SDIT Nurul Huda," tambah Ust. Hari Setiawan.

Learning in Schools

0

Siswa Praktekan Agro Bisnis

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Sabtu(20/4/2013)- Bertempat di halaman SDIT Nurul Huda Purbalingga, pagi itu (Sabtu,20/4/2013) dimulai pukul 07.00 para siswa level IV tampak sibuk melaksanakan proses pembelajaran dengan metode Outdoor Study (ODS). Ada yang mengangkat meja, kompor gas, baskom, wajan, piring, dan sederet peralatan pembelajaran lain. Mereka kemudian menatanya dengan rapi.
Dengan dipandu oleh Ust. Mukhsin dan Ust. Asykar, puluhan siswa level IV tersebut akan melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Teknologi Tepat Guna dan Agro Bisnis dengan metode ODS. Mereka akan belajar dengan tema "Pemanfaatan Kacang Kedelai."
Guru mata pelajaran TTGA Ust. Mukhsin mengatakan, para siswa level IV tersebut akan mempraktekan cara pemanfaatan kacang kedelai yang telah diolah dalam bentuk tempe untuk dibuat menjadi mendoan. "Mereka mempraktekan cara membuat mendoan," kata Ust. Mukhsin.
Sebelum dipraktekan, para siswa terlebih dahulu mendapatkan penjelasan dari Ust. Mukhsin dan Ust. Asykar tentang cara membuat mendoan dengan benar agar mendapatkan mendoan dengan cita rasa yang khas. Mulai cara pemilihan bahan baku, peracikan bumbu, peralatan yang digunakan, sampai keadaan nyala api kompor yang digunakan untuk memasak.
Setelah mendapatkan penjelasan, para siswa level IV tersebut diberi kesempatan untuk mempraktekannya.



 Salah satu siswa level IV Naufal menuturkan, dirinya sangat senang, karena mendapatkan pengalaman baru berupa membuat mendoan. Selama ini ketika makan mendoan ia tidak pernah berfikir proses membuatnya. "Ya tau-tau tinggal makan," tutur siswa yang hoby bermain laptop ini.
Sementara itu Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan mengatakan, pembelajaran yang dilaksanakan oleh para siswa level IV tersebut merupakan salah satu bentuk proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga.
"Ini adalah salah satu bentuk dari proses pembelajaran yang dikembangkan oleh SDIT Nurul Huda," kata Ust. Hari.
Menurut Ust Hari Setiawan, para siswa tidak hanya mendapatkan pembelajaran secara teori saja, namun juga mendapatkan pembelajaran dalam bentuk praktikum yang dikemas melalui ODS.
"Siswa juga mendapatkan pembelajaran praktikum dalam kemasan ODS," terang Ust. Hari Setiawan.

 SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Kamis(18/4/2014)- Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang mengembangkan progam pendidikan berkualitas, dalam perjalanannya SDIT Nurul Huda Purbalingga tertuntut untuk selalu berinovasi. Tanpa terus berinovasi, maka proses pendidikan berkualitas yang menjadi jargon sekolah yang beralamat di desa Karangreja RT 16 RW 8 Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga ini akan menjadi sia-sia.
Salah satu bentuk inovasi progam pendidikan yang diselenggarakan dalam beberapa tahun terakhir ini adalah pengembangan proses pembelajaran dengan metode Outdoor Study.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menuturkan, proses pembelajaran dengan metode Outdoor Study ini merupakan bentuk inovasi pembelajaran yang telah dilaksanakan sejak Tahun Pelajaran 2007/2008.
"Outdoor Study ini telah kami laksanakan sejak Tahun Pelajaran 2007/2008," tutur Ust. Hari Setiawan siang tadi (Kamis,18/4/2013).
Menurut Ust Hari Setiawan, setiap guru SDIT Nurul Huda diharuskan mampu mengembangkon kurikulum yang berlaku pada setiap proses pembelajaran dengan menerapkan metode ODS.
 "Guru kami wajibkan untuk mampu menerapkan metode ini dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakannya," terangnya.
Selain itu Ust Hari juga menambahkan, metode Outdoor Study ini dilaksanakan merupakan bentuk upaya SDIT Nurul Huda dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas. Dengan berkembangnya pendidikan berkualitas, diharapkan akan meningkatkan harkat dan martabat masyarakat dan bangsa di dunia internasional.
"Pendidikan yang berkualitas tentunya akan berpengaruh kepada meningkatnya harkat dan martabat sebagai bangsa di kancah globalisasi," tambah Ust. Hari Setiawan.

 SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Selasa(16/4/2013)- Kebijakan SDIT Nurul Huda Purbalingga berkenaan dengan penerimaan calon peserta didik baru untuk Tahun Pelajaran 2013/2014 yang hanya akan menerima maksimal 40 siswa bukan tanpa dasar. Selain didasari keterbatasan kapasitas ruang belajar, hal lain yang menjadi dasar bagi managemen sekolah untuk mengambil kebijakan tersebut adalah demi efektifitas proses pembelajaran yang dilaksanakan. Hal tersebut dikatakan oleh Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan siang tadi (Selasa,16/4/2013).
Ust. Hari mengatakan, nantinya dari 40 siswa tersebut akan dibagi menjadi dua rombongan belajar. Masing-masing rombongan belajar akan dihuni oleh 20 siswa. Menurutnya, dengan jumlah maksimal 20 siswa dalam setiap rombongan belajar maka proses pembelajaran akan lebih efektif. "Proses pembelajaran akan lebih efektif," ujar Ust. Hari.
Kebijakan menerapkan jumlah maksimal 20 siswa dalam satu rombongan belajar ini juga telah diberlakukan selama dua tahun terakhir ini. Tepatnya dimulai pada Tahun Pelajaran 2011/2012 hingga sekarang. "Sejak Tahun Pelajaran 2011/2012 kami telah memberlakukan pembatasan jumlah maksimal 20 siswa dalam setiap rombongan belajar," katanya.
Begitupun di Tahun Pelajaran 2013/2014 yang akan datang, SDIT Nurul Huda Purbalingga akan memberlakukan pembatasan jumlah maksimal 20 siswa dalam setiap rombongan belajar.
"Di tahun pelajaran yang akan datang, kami tetap akan memberlakukan pembatasan jumlah siswa dalam setiap rombongan belajar," ungkap Ust. Hari Setiawan.
Ust. Hari menambahkan, selain lebih efektif, kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan juga akan semakin meningkat. "Hal ini akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang diselenggarakan," tambahnya.

 SDIT Nurul Huda "Buka" Hari Senin

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Ahad(14/4/2013)- Tidak terasa proses pembelajaran pada Tahun Pelajaran 2012/2013 hampir berakhir. Dalam waktu tidak lebih dari tiga bulan ke depan, proses pembelajaran akan memasuki tahun pelajaran baru yaitu tahun 2013/2014.
Berbagai persiapan untuk menyongsong tahun pelajaran baru telah, sedang, dan akan dilakukan oleh SDIT Nurul Huda Purbalingga. Salah satu persiapan yang akan mulai dilaksanakan oleh sekolah yang bercirikan pendidikan karakter tersebut adalah mulai dibukanya proses pendaftaran calon peserta didik baru Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk level reguler.
Kepala SDIT Nurul Huda Purbalingga Ust. Dirsan melalui Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menuturkan, pendaftaran calon peserta didik baru untuk Tahun Pelajaran 2013/2014 mulai dibuka pada hari Senin tanggal 15 April 2013. "Pendaftaran peserta didik baru mulai dibuka hari Senin tanggal 15 April 2013," tutur Ust. Hari Setiawan kemarin siang (Sabtu,13/4/2013).
Dalam pada itu Ust. Hari juga mengatakan, pendaftaran peserta didik baru untuk Tahun Pelajaran 2013/2014 akan ditutup pada tanggal 1 Juli 2013. Calon pesrta didik yang telah mendaftar akan diferifikasi dan hasil ferifikasi tersebut akan diumumkan pada hari Sabtu tanggal 7 Juli 2013. "Hasil ferifikasi akan kami umumkan pada hari Sabtu tanggal 7 Juli 2013," kata Ust. Hari Setiawan.
Ust. Hari juga menambahkan, apabila diperlukan penjelasan lebih lanjut tentang hal tersebut dapat ditanyakan di Sekretariat SDIT Nurul Huda Purbalingga yang beralamat di desa Karangreja RT 16 RW 8 Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga telepon 02817616662 hp 081391396662, 081548839736. "Sekiranya diperlukan penjelasan lebih lanjut dapat ditanyakan di sekretariat atau menghubungi per telepon kami," tambahnya.

Pendaftaran Peserta Didik Baru

0

Hanya Terima 40 Siswa

SDIT NURUL HUDA PURBALINGGA, Senin(15/4/2013)- Keberadaan SDIT Nurul Huda Purbalingga nampaknya telah mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat. Salah satu buktinya adalah tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang mengembangkan outdoor study tersebut. Hal tersebut diindikasikan dengan banyaknya masyarakat yang menanyakan prosedur pendaftaran peserta didik baru untuk Tahun Pelajaran 2013/2014 di hari pertama pendaftaran calon peserta didik baru SDIT Nurul Huda Purbalingga untuk level reguler.

Menanggapi tingginya minat masyarakat tersebut Kepala SDIT Nurul Huda Ust. Dirsan mengatakan, managemen menyampaikan terimakasih dan mengapresiasi atas tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di SDIT Nurul Huda. Namun karena kapasitas ruang belajar yang terbatas, maka untuk Tahun Pelajaran 2013/2014 SDIT Nurul Huda Purbalingga hanya menerima 40 siswa untuk level reguler.

"Sehubungan keterbatasan kapasitas ruang, kami hanya merima maksimal 40 siswa untuk level reguler," ungkap Ust. Dirsan tadi sore (Senin,15/4/2013).

Sementara itu Waka Kurikulum dan Kesiswaan Ust. Hari Setiawan menjelaskan, calon peserta didik yang akan mendapatkan prioritas untuk diterima sebagai peserta didik baru adalah mereka yang mendaftar lebih dahulu. Di samping itu faktor usia juga akan menjadi pertimbangan sekolah dalam menerima calon peserta didik baru.

"Yang menjadi pertimbangan untuk diterima adalah mereka yang mendaftar lebih awal dan usia calon peserta didik," jelas Ust. Hari Setiawan.

Selain itu Ust. Hari mengatakan, bagi masyarakat yang memerlukan penjelasan tentang persyaratan pendaftaran dapat langsung menanyakan di kampus SDIT Nurul Huda Purbalingga. "Silakan silaturahim saja ke SDIT Nurul Huda, tentu pada jam kerja. Hari Senin-Jum'at pukul 07.00-16.00, Sabtu pukul 07.00-12.00 WIB," katanya.

Dengan hanya akan menerima maksimal 40 calon peserta didik, maka sangat memungkinkan tingginya tensi persaingan masyarakat untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang mengembangkan pendidikan murah dan berkualitas itu.
resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut